malem ini aku berniat akan kerumah disa, rencananya aku ingin mengajaknya ke cafe es krim. aku harap ia akan mereda jika aku bisa mengajaknya ngobrol sambil makan es krim.
sekitar pukul set 8 malam, aku sudah berada di depan rumahnya, rumahnya tampak sepi hanya ada mobil di garasi. aku memasuki rumahnya. mengetuk pintunya.
seseorang dari dalam tampak mendekati pintu, tak lama pintu di buka aku melihat seorang perempuan paruh baya yang nampaknya ia adalah ibu disa
"malem tante" sapaku
"malam, ada apa ya nak? cari siapa?" tanyanya ramah
"maaf tante ganggu, aku temen sekolah disa. boleh gak tante aku ketemu sama dia?" tanyaku
ibunya mempersilahkan aku masuk. aku dipersilahkan duduk di ruang tamu. ia pun pergi meninggalkanku, tampaknya ia akan memberitahu disa bahwa ada aku disini. tak beberapa lama aku melihat disa yang sudah mengenakan piyamanya. ia hanya berdiri di dekat tembok memandangiku.
"disa" ucapku pelan
ia mendekat, duduk di sebrangku
"kenapa lo kesini?" tanyanya jutek
"em.... gw minta maaf"
"again? haha basi" balasnya
aku hanya memandanginya memasang wajah bersalah. tapi ia tetap dingin. aku pun berinisiatif untuk segera mengajaknya keluar
"dis, ke cafe yu? gw mau kita bicara disana" ajakku
ia menggeleng "gak bisa, gw males. kalo lo mau jelasin semua disini aja" ucapnya ketus
aku terdiam, masih melihat raut kesal dari wajahnya yang sesekali melirik ke dalam ruang lain di rumahnya.
"jadi gini dis, gw gak pernah ada niat buat ngehancurin hubungan lo sama naufal. gw harap lo ngerti, gw gak nuntut lo buat percaya tapi gw pengen lo dengerin ini dan lo harus mulai hati - hati. gw gak sengaja denger anak - anak angkatan lo ya ada dua cowo yang ngomongin tentang hubungan lo sama naufal. dan salah satu dari cowo itu bilang kalo naufal jadiin lo sebagai bahan taruhan makanya dia ngedeketin lo. karna memang dia ngedeketin lo gak wajar banget. kenapa dia ngedeketin lo pas lo abis cantik - cantikan make up selesai party? itu janggal. dan lagi lo tau kan dia itu hubungan sama tari?" jelasku
ia terdiam sesaat, "gw gatau maksud lo ngomong gini. tapi please jangan buat gw selalu dikeadaan sulit nan! gw nunggu dia itu gak sebentar, gw selalu berharap sama dia jadi ini impian gw. masalah dia sama tari gw gak peduli gw yakin dia udah putus. dan soal party? itu wajar aja ko" bantahnya
"okey, gw gak bisa cegah lo lagi. gw harap lo pikirin lagi apa yang udah terjadi selama ini itu janggal" ucapku yang segera beranjak.
aku langsung keluar dari rumahnya, aku hanya melihatnya di dekat pintu penuh dengan tanya dalam raut wajahnya. aku segera menancapkan gas dan secepat mungkin menjauh dari rumahnya.
DISA POV
Baru saja aku lihat arnan pergi, aku tak tau maksudnya apa mengapa ia sampai sekarang bersikeras meyakinkanku? aku pun segera kembali ke kamar. aku memikirkan perkataannya dan entah mengapa aku jadi sedikit ragu akan hubunganku dengan naufal. aku tak ingin memikirkan lebih jauh sebelum akhirnya aku hanya pusing karna perkataan - perkataan orang.
Hari sabtu tiba, hari ini aku sudah berada di cafe bersama naufal. kami baru saja selesai nonton tadi sore di mall. aku dan naufal memang sudah makin dekat. tapi keraguanku juga semakin banyak karna aku tidak pernah yakin ia benar - benar mendekatiku walau kami baru saja jadian beberapa hari lalu.
"sayang, bentar yaa aku ada telpon nih" ucapnya
aku mengangguk, melihatnya berdiri menjauhi meja kami. ia nampak memasuki ruang menuju toilet.

KAMU SEDANG MEMBACA
Brownies Chocolate [END]
Romance[Complete] Brownies manis semanis cinta yang kita jalin Walau sempat pahit segelap warnanya tapi inilah kita "Kisah yang datang tak terduga akan datang kembali pada waktu yang tak terduga. Kembali pada sang pemilik hati yang tlah terjaga" -adisa ka...