11. Ona

3 3 1
                                    

Gw merasakannya lagi tapi kali ini sangat berbeda dari sebelumnya. Apa sih cinta sejati itu???

_Zeno

Senyuman yang melebihi manisnya madu.

_Dinda

"Setelah ini aku berfikir jika kamu akan terus menggangguku!" ucap Dinda setelah saling bertukar nomor ponsel

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Setelah ini aku berfikir jika kamu akan terus menggangguku!" ucap Dinda setelah saling bertukar nomor ponsel.

Zeno hanya tersenyum samar memperlihatkan gigi depannya, "Pintar juga lo, " ucap Zeno menjentikkan jari di depan wajah Dinda, "Lagian buat apa bertukar nomor kalau untuk di anggurin?" lanjut Zeno.

Dinda menganggukkan kepala, "Buat koleksi"

"Koleksi kok nomor ngoleksi itu perangko, "

"Hobimu itu?"

"Engga, " balas Zeno tidak tertarik untuk mengoleksi perangko, "Perangko gw punya tapi untuk ngoleksi engga" lanjut Zeno.

Dinda tidak membalas lagi dan memilih mengendarkan pandangan ke penjuru ruangan. Jujur saat ini, Dinda merasa canggung walaupun ada manager di sampingnya.

Zeno mengetuk meja berkali-kali menjilat bibir bawah yang terasa kering. Sesekali Zeno akan mencuri pandang menatap wajah Dinda dalam diam. Tembem, wajahnya tidak terlalu tirus, berhidung mancung dengan bulu mata lentik, beralis tebal dan tidak sipit.

"Cantik"

Tanpa sadar Zeno mengucapkan kata tersebut setelah 5 menit memandangi pesona Dinda.

Dinda tertunduk malu dan tersenyum tipis. Sejenak mengambil nafas dan mengeluarkannya perlahan, "Ekhem, " ucap Dinda berdehem menghilangkan rasa gugupnya.

Zeno mengembungkan kedua pipi, menyesali kebodohannya, "Kan bener lo cantik, " ucap Zeno tidak ingin mengeles.

"Terimakasih pujiannya, " balas Dinda tersipu, "Dan kamu jelek, " lanjut Dinda jahil.

Zeno melotot sempurna mendengar Dinda mengatai-nya jelek, "Yang bener saja dong wajah setampan gw di bilang jelek, " ucap Zeno kesal.

"Tampan-nya dari mana?" tanya Dinda bersandar pada kursi.

Zeno geleng-geleng kepala, "Lihat wajah gw baik-baik!" ucap Zeno menunjuk wajahnya sendiri, mau tak mau Dinda pun menatap wajah Zeno tanpa berlama-lama.

"Hidung gw mancung, model rambut gw comma hair, pipi gw juga gak bulat amat lebih ke lonjong, rahang gw tegas, alis gw lebat dan sedikit tebal, mata gw lebar dengan bulu mata yang gak kalah lentiknya kayak punya lo, " ucap Zeno menggambarkan dirinya sendiri dengan penuh percaya diri tanpa ada keraguan.

"Dan kalau gw tersenyum lo bakal ngelihat lesung pipi gw, " lanjut Zeno menghela nafas lelah selama menjelaskan detail wajahnya.

Selain itu, Zeno mempunyai tinggi 177 cm dengan berat badan 56, masih ideal untuk ukuran laki-laki pada umumnya. Dan jangan lupakan otot lengan dan perut sickpak-nya.

Dinda&ZenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang