15. Sedih

5 2 5
                                    

Hidup ini akan lebih berarti jika ada papa di hidupku. Jangan marah jika sudah di ambil mungkin Tuhan sedang mempersiapkan sebuah kejutan di akhir jalan. Tetap semangat ingat masih ada mama gw tersayang.

_Zeno

Fokus terhadap pekerjaan tanpa melibatkan rasa apapun. Selain keluarga jangan lupa untuk prioritaskan uang.

_Dinda

Zeno tersenyum hambar melihat kedekatan antara Aryan dengan Dinda

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Zeno tersenyum hambar melihat kedekatan antara Aryan dengan Dinda. Anak dan papa itu sedang berbincang seru di sofa rumah sakit. Banyak hal yang mereka bicarakan, Aryan hanya ingin meluangkan waktu untuk putrinya.

Sambil menundukkan kepala memainkan jari-jari tangan Zeno terdiam cukup lama. Pandangannya kosong Zeno melamun tanpa memikirkan apapun. Bahkan percakapan mereka pun sudah tidak dipedulikan.

Kurun waktu 2 menit Zeno mendongakkan kepala secara perlahan setelah tersadar bahwa Aryan sedang mengusap rambutnya dengan penuh kehangatan.

"Kenapa melamun? Seperti sudah punya beban hidup saja, " ucap Aryan duduk di kursi berhadapan dengan Zeno.

"Om sejak kapan di sini bukannya tadi di sofa?" tanya Zeno tanpa menjawab ucapan Aryan terlebih dulu.

"Kalau anak muda tidak melamun pasti sudah tahu sejak kapan saya berada di sini, " ucap Aryan menoleh kebelakang melihat Dinda yang sedang memainkan ponsel.

"Gak melamun tuh, om sok tahu, " balas Zeno memegang tengkuk yang terasa gatal.

"Om tahu, " ucap Aryan menyodorkan minuman ke arah Zeno, "Minumlah!" lanjut Aryan.

"Gak haus om, " tolak Zeno secara halus.

"Saya tidak bilang kamu haus ataupun tidak, saya hanya menyuruhmu untuk minum!" pinta Aryan.

"Kenapa gituu om?" tanya Zeno mengernyitkan kening.

"Karena kamu melamun, " balas Aryan singkat, Zeno pun langsung meminum air mineral tersebut sampai tandas.

"Kamu anak ke berapa?" lanjut Aryan mengajak Zeno mengobrol setelah selesai minum.

"Pertama dan anak tunggal om, " balas Zeno singkat.

"Punya sepupu?" tanya Aryan.

Zeno menggelengkan kepala, "Punya tapi sudah meninggal karena kecelakaan om, "

Aryan membulatkan bibir membentuk huruf O, "Om cuma lihat mama kamu, papa kamu kemana?" tanya Aryan penasaran.

Zeno tersenyum tipis, "Sudah meninggal waktu Zeno masih dalam kandungan Om, "

"Maaf Om tidak tahu, "

"Bukan salah Om juga, "

"Kamu jadi anak Om saja bagaimana?" jeda Aryan melirik ke arah Dinda,"Soalnya anak Om yang asli nyebelin, " lanjut Aryan.

Dinda&ZenoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang