"Dia menikmati Sup hangat bersama keluarga Remus dan meninggalkanku membeku diluar ketika salju turun dengan lebat! Bisa kalian percaya itu?" Gerutu Sirius membuat James dan Peter tertawa.
"Sudah berkali-kali kukatakan, maaf Sirius. Aku hanya sedikit melupakanmu." Balas Mary menahan tawa.
"Sedikit?! Hell no, Mary, kau benar-benar melupakanku. Setidaknya setelah itu kita bisa bersenang-senang, jadi aku tidak terlalu benci padamu."
Mary memutar bola matanya malas, "Tentu saja karna kau sudah membalas dendam, kau menghancurkan setiap boneka salju yang kubuat dan menimbunku dengan bola salju raksasa yang kau buat dengan Remus."
"Apa kalian berdua juga menginap dirumah Remus? Sepertinya itu sangat menyenangkan."
"No, kami pulang setelah makan malam. Sebenarnya aku tidak ingin pulang, masakan ibu Remus sangat lezat." Puji Sirius mengedipkan sebelah matanya pada Remus.
Remus tertawa kecil, "Aku senang kalian berdua datang di hari Natal."
"Hanya mereka? Apa kau tidak mengharapkan kedatanganku juga Remus? Ohh.. Aku sangat sedih, kukira hubungan kita istimewa." James memasang wajah sok sedihnya, membuat beberapa dari mereka merasa geli.
"Hentikan wajah konyolmu itu, James. Kau sangat jelek." Ejek Sirius tertawa.
Remus tersenyum penuh arti. Ia memang sangat senang saat teman-temannya mengunjunginya dirumah, terutama Mary. Gadis itu benar-benar menepati ucapannya untuk menemaninya disaat Natal. Namun, ia tidak bisa membayangkan bagaimana jadinya jika teman-temannya datang disaat yang tidak tepat.
Memikirkannya saja sudah membuat hati bocah laki-laki itu seakan teriris pisau.
"Mary, is that a new scarf? Itu sangat bagus, cocok untukmu." Puji Alice Fortescue, seorang gadis Gryffindor seangkatan mereka yang duduk tidak jauh dari Mary.
Remus menatap Mary, gadis itu menggunakan hadiah Natal darinya. Sebuah Scarf kecil berwarna merah maroon yang menghiasi lehernya.
"Kau terlihat cantik menggunakan itu, Mary. Kurasa kau juga bisa memakainya sebagai ikat rambut." Sahut Lily ikut memuji.
Mary tersenyum senang dan melirik Remus, "Thank you, ini adalah hadiah Natal yang paling aku sukai."
....
Pelajaran Charms, pelajaran yang paling disukai oleh Marianne. Karena ini mudah, tidak memerlukan rumus ataupun banyak hafalan. Sangat berbanding terbalik dengan Arithmancy atau Ramuan.
Hari itu seluruh jendela dan pintu ruang kelas ditutup, Mary bisa menyimpulkan bahwa itu ada hubungannya dengan mantra yang akan dipelajari hari ini.
"Silahkan siapkan tongkat kalian, pembelajaran kita hari ini adalah tentang mantra pencahayaan." Ucap Professor lalu meng-absen satu persatu.
Mary melihat ke sekitarnya, Lily, Alice, James, Sirius, Peter, mereka semua ada. Tapi dimana Remus?
Gadis kecil itu berbisik pelan kepada Alice yang duduk disamping Sirius, "Alice bisakah kita bertukar tempat? Ada sesuatu yang ingin kutanyakan pada Sirius."
"Sure, Mary, here.." Balas Alice juga berbisik, mereka bertukar tempat secepat mungkin agar professor tidak terganggu.
"Sshh.. Sirius."
Sirius tidak mendengarkan dan masih asik berbincang dengan James.
"Sirius.."
Bocah berambut hitam itu masih saja tidak mendengarkan.
Brak
Mary menginjak kaki bocah laki-laki itu cukup keras.
"Aw..!" Sirius berusaha menahan rintihannya, namun Professor sudah mendengarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hi Mr. Wolf
FanfictionTimeline sebelum Dear Frederick, menceritakan kehidupan Marianne Rose Brosvett di Hogwarts dan kisahnya dengan Remus Lupin. ... "Jika reinkarnasi benar-benar ada, kau ingin terlahir sebagai apa Remmy?" "Aku ingin menjadi apapun selain manusia ser...