10: 3 days in July

57 8 1
                                    

4th July 1971

Hi, Remmy.

Apa kabar? Kuharap kau baik-baik saja, aku mengirim surat karena kau tidak kunjung mengirimnya terlebih dahulu. Silahkan berkenalan dengan burung hantuku, namanya Howl. Kau bisa membalas suratku dengannya.

Mungkin besok atau lusa aku akan berkunjung kerumahmu. Ayahku berharap kau berkunjung dan menginap, untuk menemani Sirius disini.

Aku harap kau mau, Remmy. Kita bisa bermain bersama atau berkebun dibelakang rumah. Itu akan sangat menyenangkan. Balas suratku sesegera mungkin Remmy, dan ucapkan salamku untuk ayah dan ibumu.

Tertanda

Marianne Rose Brosvett

Mary melipat kertasnya dan memasukannya kedalam sebuah amplop, ia membuka kandang burung hantu abu-abunya dengan hati-hati. Mengikat surat itu di kaki Howl dan menerbangkannya lewat jendela lantai 2 kamarnya.

"Apakah Hogwarts se-menyenangkan itu?" Tanya Daisy membuat Mary sontak menoleh ke arah sofa.

Sudah 3 hari adiknya itu menginap disini, dan Mary sangat senang. Tahun ini Daisy akan masuk Hogwarts juga, tentu saja ia ingin tahu seberapa indah sekolah yang selalu dibanggakan sang kakak disetiap ceritanya.

Mary mengangguk cepat, "Its magical."

"I'm scared, bagaimana jika aku masuk ke asrama yang tidak aku inginkan?"

"That's impossible, Daisy. Saat pertama masuk, kau akan diseleksi dengan Sorting Hat. Ia akan memilih asrama yang paling cocok denganmu." Balas Mary yakin.

Ia tahu bagaimana Daisy. Seperti namanya, Daisy adalah gadis yang anggun. Dipenuhi kasih sayang dan kelembutan hati. Meskipun hal itu berdampak pada keberaniannya. Daisy takut kegelapan, dan dia takut sendirian.

"Bisakah kau jelaskan lagi tentang asrama-asrama di Hogwarts, Mary?" Tanya Daisy yang nampaknya benar-benar takut.

"Sure. Terdapat 4 asrama di Hogwarts, Gryffindor, Hufflepuff, Ravenclaw and Slytherin."

"Asramamu Gryffindor, kan?"

"Yeah, Gryffindor terkenal dengan orang-orang yang tidak kenal takut. Dan mungkin benar karena kebanyakan teman-temanku adalah pemberani. Selama mereka merasa diri mereka benar, maka mereka tidak akan takut."

"What about the others?"

"Lalu ada Hufflepuff. Hufflepuff terkenal dengan mereka yang bijaksana dan baik hati. Kurasa asrama itu cocok untukmu, Daisy, karena terletak dibawah tanah dan dekat dengan dapur. You like to cook, right?" Ujar Mary jujur.

Mata hazel Daisy berbinar, "Really? Itu dekat dengan dapur? Dan aku boleh memasak?"

"Yeah, of course. Selama kau punya waktu luang, kau boleh ke dapur."

"Kurasa aku ingin masuk Hufflepuff, Mary. Bagaimana dengan Raven- ah apa namanya?"

"Ravenclaw, itu asrama untuk mereka yang cerdas dan logis. Bahkan saat memasuki asrama, siswanya harus memecahkan teka-teki yang berbeda."

"Woah, itu terdengar sulit."

"Yep, you're definitely right. Thats why aku tidak masuk Ravenclaw." Sahut Mary tertawa kecil.

"Dan bagaimana dengan yang terakhir, Mary?"

Mary benar-benar ingin menjawab bahwa asrama Slytherin adalah yang terburuk, tapi kemudian dia mengingat Snape. Snape tidak pernah mengganggu siapapun, sebaliknya justru sering diganggu oleh James.

Hi Mr. Wolf Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang