10

467 48 5
                                        

Happy reading

.

.

Sudah satu minggu berlalu tentang kejadian tragis waktu itu. Malam ini hujan datang mengguyur pemukiman, sudah sepekan musim hujan terus melanda penduduk bumi. Meski begitu, hujan tidak akan menjadi penghalang bagi semua orang untuk beraktivitas, terhambat sedikit gapapa lah.

Hujan lebat, guntur menggelegar, angin kencang membuat pepohonan tertiup ribut, tak ada bulan dan bintang yang menaungi bumi akibat terhalang oleh awan hitam dari sang hujan. Country kecil terbaring di ranjang dengan gerakan gelisah, dahi nya selalu mengerinyit ketika raungan guntur datang menggetar kan jendela kamar.

Mata bulat kembali terbuka ketika kilatan cahaya guntur menembus gorden kamar nya, seluruh badan segera ia sembunyikan di balik selimut, memeluk sekencang mungkin bantal guling dengan erat seraya bergumam memanggil seseorang.

"Ayah"

"Indo takut"

Seluruh badan Indonesia bergetar kecil ketika suara angin semakin saja terdengar ribut, mata nya begitu kuat memejam dengan wajah keringat dingin.

Blap!

"Huh!"

Seluruh listrik padam, pasokan oksigen tiba tiba terasa menipis ketika semua nya gelap gulita. Indonesia langsung menyingkap kan selimut dan menoleh ke segala arah.

"Ayah, ayah dimana? Tolongin Indo!!"

"Indo takut"

Mata Indonesia berkaca kaca, ia benci dengan kegelapan. Dan salah satu penerang di kamar hanyalah cahaya kilatan tipis dari balik jendela. Tidak mau terus terpuruk di gelap nya kamar Indonesia mencoba untuk memberani kan diri turun dari ranjang.

"Bubu! Temenin Indo samperin kamar ayah ya. Kata ayah kita harus jadi anak yang berani gak boleh penakut! Oke"

Air mata Indonesia usap agar tak luruh di pipi. Boneka bear kecil berwarna cokelat Indonesia dekap kuat untuk menemani nya di kegelapan, tangan mungil terulur menelusuri dinding mencari pintu menuju keluar kamar.

Tap tap tap!

"Hah! Ketemu!"

Ceklek!

Perlahan kepala Indonesia timbul dari balik kamar nya, menoleh kesana kemari mencari keberadaan orang yang sedang ia cari.

"Ugh gelap banget, Indo gak bisa lihat jalan"

"Bubu jangan kabur ya! Indo hitung sampai 3 nanti kita langsung lari!"

"Oke, 1





3



2!"

"Lariiii"

Sekuat tenaga Indonesia berlari di jalanan yang menuju ke kamar Asean, hingga langkah nya tertahan ketika merasa ada yang menarik pakaian nya dengan kuat, memerintah kan dirinya untuk jangan berlari.

"HUAAAAAA LEPASIN INDO SETAN JAHAT! INDO ANAK BAIK! NGGAK NAKAL KOK!"

"Shhh diam! Ini aku!"

"HAAAA- eh? A-ayah?"

Indonesia berhenti memberontak karena mengenali suara seseorang. Ketika merasa ada tepukan di pundak Indonesia repleks segera berbalik badan. Mata nya berkaca kaca katika melihat Asean tersenyum ke arah nya sembari menyetarakan tinggi dengan sang anak.

Father (AU)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang