14:pembahasan

30 7 0
                                    

Jisung buang nafas panjang setiap perkataan demi perkataan dikeluarkan dari mulut kecil burung kesayangan nya,ia cukup lelah untuk mengatakan apa apa,air matanya juga lolos begitu saja,ia lelah.

"Tuanku! itulah khabar terakhir dari koru"air mata nya ia usap kasar"Kuro lanjut kan misi mu"burung kecil itu menunduk sebelum terbang bebas di atas sana

"Hiks..kenapa?apa salah ku? mengapa mereka suka sekali letakkan aku di dalam sangkar?aku bukanlah seekor hewan..aku juga punya perasaan "

Dukk...

Jisung berlutut, menatap setiap inci tubuhnya,tubuh nya berkelip kelip seperti lampu yang redup akan kehilangan sumber daya nya

"Bawa aku pergi...aku sudah tidak bisa...bunuh saja aku luxious..biarlah dunia ini hancur..aku sudah berdoa malam pagi hanya untuk para dewa tidak membangkitkan kembali diriku lagi tapi pada akhirnya aku juga yang harus berdepan semua ini"

Memeluk erat kedua lututnya, air mata yang tak berhenti jatuh membuat jisung semakin terisak isak kuat

"Aku lelah... hiks..."

"Tuhan....bawa aku pergi hiks.... kenapa! Kenapa?KENAPA!? ...hiks...
Apa dosa ku?"teriakkan jisung mengema di ruangan itu,kesemua benda mati dijadikan saksi bisu jisung pada siang hari ini






















"JISUNG!!"

"Astaga!hah..hah.. tidak perlu teriak untuk memanggil ku Yuna!"kata jisung sembari memegang dadanya,
gadis gelaran putri itu menatap nya sinis"aku sudah memanggil mu lebih dari dua hingga empat kali!!"jisung kembali menutup kedua dua kuping telinga nya

Haih.. jisung merutuki dirinya sendiri, sempat-sempatnya dia merenung memikirkan kejadian siang tadi?,bodoh mengapa aku tidak bisa mendengar suara setan disebelahku?

"Sakit shh..sudah!iya aku salah aku salah!"pada akhirnya ia juga harus mengalah,dasar"tiba tiba saja kau menyedari diri ku?ada apa?"

"Apa maksud mu!?"ahh sesiapa tolong tutup mulut yuna sebentar,gadis ini tidak berhenti berteriak disebelah nya "bukan kah sedari tadi kau hanya memberikan atensi mu sepenuhnya pada mereka?aku yang berada di samping mu kau tidak peduli Yakan?"

Gadis itu berdecih, jisung juga tak terlalu menghiraukan gadis itu dia lanjut menghabiskan makanan yang masih tersisa separuh "seterusnya kalian akan sampai pada puncak gunung dilema, setelah itu kalian kalian akan dilatih "latih?tunggu pembicaraan yang mana ini? berapa banyak ia terlepas?pikir jisung

"Latihan?"Changbin mengakat alisnya heran "oh, hampir saja aku lupa!,
setiap perjalanan kalian,ada ujian"

Mereka semakin dibuat bingung dengan penyataan si gadis cantik ini
"Buruk sekali cara kau menerangi sesuatu"ejek jisung mana itu mendatangkan pukulan dari si gadis
"Kalau begitu kau saja yang beritahu mereka!"cemberut Yuna membuat jisung terasa kesal

"Sialan"umpat jisung sebelum meneruskan"di Lautan fasorka,hutan bantari,dilema ketiga tiga laluan itu sudah dipasang kan ujian,namun hutan bantari kita tidak melakukan nya,kerna kita berhadapan dengan suku roo jadi yah.. begitu lah"

"Kurasa tidak ada perbedaan,kalian berdua sama saja "jisung tak berapa peduli mau penerangan nya buruk apa tidak,penting dia sudah bilang
"apa maksud mu putra Hwang?"nada suara yuna menekan dalam
'ahh..tidak ada!"panik hyunjin

Jisung menatap hyunjin, tatapan itu seakan menyampaikan sesuatu
'gadis ini gila' baiklah hyunjin mengerti

"Aku tidak sadar jika kita sedang diuji"ujar bangchan, otaknya masih berpikir keras dimana mereka diuji?
"Tapi, kapan kita diuji?aku tidak menyadari nya?"tanya Seungmin
"Ujian nya sudah tiada"jawab yuna santai

The Second PRINCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang