Bad Day

444 64 12
                                    

⚠️Dilarang keras untuk melakukan plagiat🚫

🍀Selamat Membaca🍀

"Dokter Ruby Fokus" bentak Barra saat melihat Ruby salah mengambil alat bedah.

Barra pun menggeser Ruby dan mengambil alih tugasnya.

Ruby tertegun oleh perlakuan Barra padanya. Ia memandang punggung tegap yang tengah membedah lihai itu dengan mata berkaca-kaca.

Barra menyadari itu, tetapi dokter itu tetap fokus menangani pasiennya.

"Jika kau berada di sini hanya untuk berdiam diri, maka lebih baik kau keluar" ujar Barra santai sembari berbalik menghadap Ruby yang berada di belakangnya.

Ruby terperanjat dan dengan cepat menatap Barra memelas.

"Maaf kan saya Dokter Barra, ini-" belum selesai Ruby mengucapkan kata-katanya, Barra langsung menyela.

"Jahit lukanya" titah Barra datar lalu berjalan menuju seorang perawat yang sudah menyodorkan data pasien padanya.

Tanpa menunggu lama, Ruby pun dengan segera mengambil alih pekerjaannya yang tadi sempat di rebut Barra.

Ruby dengan fokus menjahit dan menutup setiap luka pada pasiennya. Keringat di dahinya terus mengucur dan kedua alisnya saling bertautan, menandakan jika sang Dokter saat ini tengah fokus dan konsentrasi pada tugasnya.

Tidak Jauh disana, Barra tengah memperhatikan raut wajah Ruby yang saat ini tengah fokus menjahit luka pasiannya.

Seringaiannya terbit saat tidak sengaja melihat Ruby tertangkap basah tengah melirik ke arahnya dengan wajah yang tegang.

🍀🍀🍀

Operasi telah selesai 2 jam yang lalu, dan saat ini waktu menunjukan pukul 23:40 malam.

Ini pertama kalinya bagi Ruby mendapatkan jadwal untuk shif malamnya setelah bekerja selama 2 bulan di rumah sakit ini.

"Hoam, aku mengantuk. Sepertinya aku harus membuat kopi" ujar Ruby lalu berdiri dari kursi kerjanya dan berlalu menuju pantry.

Ruby kini tengah berdiri didepan mesin kopi, sesekali ia bernyanyi kecil untuk menghilangkan kesunyian.

Prangg

Ruby terkejut dan menoleh cepat saat mendengar suara benda terjatuh. Ruby melihat sebuah nampan besi tergeletak tak jauh di dekatnya berdiri, nampan itu seperti sengaja di lempar.

Ruby melihat sekeliling pantry untuk memastikan, tubuhnya merinding saat tidak di dapati siapa pun disana.

Brukk

Ruby kembali menolehkan pandanganya ke sumber suara saat di dapati kembali suara benda terjatuh dan rupanya itu sebuah kerdus yang terjatuh dari tempatnya.

Tidak ingin berlama-lama di pantry, Ruby pun dengan cepat membawa kopi nya yang sudah siap dan bergegas meninggalkan pantry.

Tap...tap...tap

Langkah Ruby semakin berat saat kembali mendengar suara aneh, suara itu seperti suara langkah kaki seseorang yang tengah mengikutinya.

Ruby pun menghentikan langkahnya dan berbalik guna memastikan. Namun tidak ada siapa pun di belakangnya.

Suasana disana tiba-tiba mencekam, lampu pun tiba-tiba mati dan menyala beberapa kali, kini tangannya yang memegang cup kopi sudah gemetar.

Girare Nel Vuoto [Sungjake]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang