⚠️Dilarang keras untuk melakukan plagiat🚫
🍀Selamat Membaca🍀
Lima tahun yang lalu. Febuari, 2024
"Barra kau ceroboh sekali" ujar Ricky menatap sahabatnya itu malas.
Sedangkan orang yang di katai sedari tadi hanya acuh dan lebih fokus pada ponselnya.
"Lain kali jangan nekat seperti itu. Kalau sampai kau mati semuanya akan kacau, untung saja tembakan itu meleset dan tidak mengenai tepat di jantungmu" omel Erlan menatap Barra tajam.
"Dan membiarkan kau yang mati tertembak begitu?" balas Barra santai.
Erlan menghela napas lelahnya.
"Tapi Barra, tidak harus dengan mengorbakan dirimu sendiri. Nyawaku tidak seberharga dengan nyawamu itu" ujar Erlan malas.
"Jangan bicara seperti itu, nyawamu sama berartinya seperti nyawaku begitu pula dengan Ricky. Kalian berdua adalah keluarga ku yang berharga" ucap Barra tanpa mengalihkan perhatian dari ponsel miliknya.
Tok..tok..tok
Tiba-tiba pintu ruangan rawat milik Barra di ketuk dari luar, membuat orang-orang yang berada di dalam mengalihkan perhatian ke sumber suara.
Ricky berjalan untuk membukakan pintu.
"Permisi, saya datang untuk memeriksa kondisi pasien dan mengganti perban lukanya" jelas seorang Dokter dengan Name tag Dr. Ruby Derovano.
Ricky menaikan alisnya curiga.
"Siapa kau? Kemana Dokter Rafael, bukannya dia yang biasanya menangani saudara saya." ujar Ricky menatap Dokter didepan nya penuh rasa curiga. Takut-takut orang di depannya ini suruhan dari musuh mereka yang berniat mencelaki Barra.
Ruby tidak tersinggung dengan pertanyaan yang dilontarkan orang di depannya, ia memaklumi jika orang itu menaruh curiga padanya.
"Ah maafkan saya, perkenalkan saya Ruby Derovano putra dari Dokter Rafael Derovano. Saat ini ayah saya sedang menjalankan tugas di luar kota, jadi untuk beberapa hari kedepan saya yang akan mengambil alih pekerjaannya di sini termasuk memeriksa kondisi saudaramu." jelas Ruby sembari menyerahkan surat izin dari sang ayah pada orang di depannya.
Ricky membaca surat itu dengan cermat, lalu setelahnya ia mengangguk.
"Baiklah, kau boleh masuk." ujar Ricky.
Ruby pun mengangguk dan masuk kedalam ruangan di ikuti Ricky yang menutup kembali pintu ruangan.
'"Dia Dokter Ruby yang akan merawat Barra untuk beberapa hari kedepan menggantikan Dokter Rafael yang sedang bertugas di luar kota." jelas Ricky pada kedua temannya.
Erlan dan Barra mengangguk paham.
"Kalau begitu Dok, kami titip dia dan tolong periksa dia dengan baik. Kami akan pergi keluar sebentar untuk membeli makan" ucap Erlan.
Kini tinggal lah mereka Barra dan Ruby yang berdua di ruangan itu.
Ruby pun berjalan menghampiri Barra yang tengah terduduk di ranjangnya memandangi Ruby lamat.
"Apa ada keluhan yang anda rasakan tuan?" tanya Ruby sembari mulai memeriksa kondisi Barra.
Barra masih menatap Ruby tanpa mengalihkan sedikit pun perhatiannya ke arah lain.Lalu Barra pun memegang dada sebelah kirinya dan mengangguk pelan.
"Iya di sini, jantungku kenapa tiba-tiba terasa aneh dan berdetak sangat cepat." jelas Barra menatap Ruby tanpa berkedip.
KAMU SEDANG MEMBACA
Girare Nel Vuoto [Sungjake]
General FictionKehidupan yang selalu berputar dalam kehampaan. Tidak tahu sampai kapan penantiannya akan berakhir dan kehidupannya kembali lengkap dan terisi penuh. Harapannya hanya satu, yaitu merasakan kembali kebahagiaannya yang sempat di rampas paksa darinya...