Pelelangan

489 76 5
                                    

⚠️Dilarang keras untuk melakukan plagiat🚫

🍀Selamat Membaca🍀

Satu persatu sangkar yang berisi manusia itu di bawa keluar.

Suasana di luar sangat ramai, orang-orang bersiul senang dan saling adu harga demi mendapatkan salah satu jalang yang di pamerkan.

Para jalang yang berada di depan pun menggeliat tak nyaman ada yang menangis bahkan ada yang berbuat nyeleneh. Mereka dengan brutal melepas pakaian mereka sendiri dan telanjang bulat di depan para tamu pesta.

Mereka mendesah dan menjerit saat tubuh mereka memaksa ingin di puaskan. Rupanya cairan yang di suntikan ke tubuh mereka adalah sebuah obat perangsang untuk merangsang mereka agar aktif di depan para tamu undangan.

Barra menatap malas para jalang yang bertindak berutal tengah memuaskan dirinya sendiri.

Erlan terkekeh melihat reaksi sahabatnya yang seperti mati kebosanan.

Tak lama Victor berdiri di atas panggung.

"Nah sekarang kita akan masuk ke acara puncak malam ini, saya yakin ini yang di tunggu-tunggu oleh hadirin semua. Barang yang dikeluarkan merupakan barang terbaik yang kami punya malam ini. Baik mari kita keluarka barangnya" ucap Victor.

Dengan perlahan seseorang mendorong jeruji besi yang berbentuk seperti sangkar burung itu untuk di tempatkan di tengah-tengah panggung.

"Ini dia" ucap Victor sembari menarik kain yang menutupi sangkar itu.

Dan saat kain itu terjatuh kebawah seketika decakan kagum terdengar dari para tamu undangan saat melihat objek di depan matanya.

"Baik kita mulai dengan harga $1 juta dollar" ucap Victor. (Mata uangnya aku pilih dollar yah, bukan euro)

Tatapan memuja mereka arahkan pada tubuh tidak berdaya yang kini tengah bergetar ketakutan.

Ruby menahan dirinya untuk tidak bersikap gila, ia meremas seprai yang menjadi alasnya duduk dengan kuat juga mengatupkan bibirnya rapat-rapat agar tidak mengeluarkan suara apa pun.

Mata Barra menatap tajam tepat pada objek di depannya.

Sedari awal objek itu di bawa masuk dan di perlihatkan, pandangan Barra tidak bisa lepas dari objek itu.

"Apa yang dia lakukan di tempat seperti ini" geram Barra yang hanya dapat didengar oleh Erlan dan Marco.

Erlan dan Marco pun mereka masih terkejut dengan apa yang mereka lihat. Di depannya, Seorang Dokter bernama Ruby Derovano yang sangat mereka kenali kini tengah berada dalam pelelangan?

Itu tidak akan menjadi masalah jika Ruby datang sebagai pengunjung sama seperti mereka, tapi yang membuat mereka terkejut dan tidak habis pikir adalah Ruby justru hadir sebagai barang yang akan dilelang.

"Ru-ruby, bagaimana bisa? Ke-kenapa?" ujar Marco terbata.

Tubuh molek indah yang hanya di tutupi kemeja putih tipis sebatas paha dengan tiga kancing baju yang terbuka memperlihatkan dada indah berisi milik si objek itu.

Barra mengepalkan tangannya kuat. Matanya sudah memerah menahan amarah.

Wajah ketakutan dan tubuh yang bergetar penuh dengan peluh yang bercucuran itu tak luput dari pandangan Barra.

Barra tidak suka pemandangan di depannya itu karena menarik fokus para lelaki hidung belang yang ada di sana.

Namun Barra masih diam memperhatikan gerak gerik Ruby di depannya yang sedari tadi tidak bergerak ribut seperti laki-laki atau perempuan lainnya yang telah di keluarkan. Barra tidak boleh gegabah, ia harus tetap tenang dan santai untuk saat ini.

Keadaan saat ini sangat ricuh ketika tiba-tiba ada seseorang mengangkat tangannya.

"Saya akan bayar dengan harga $2 juta dollar" ucap Alex putra perdana mentri pertahanan.

"Saya akan membayarnya $3 juta dollar" ucap Louis konglomerat sekaligus pengusaha pertambangan yang cabangnya berada di mana-mana.

Alex menatap Louis kesal.

"Saya akan membayar dengan $4 juta dolar" ucap Julian mafia yang namanya tidak lagi asing di dunia bawah, Julian juga cukup berpengaruh di dunia bawah. Dengan senyum obsesi nya Julian menatap Ruby penuh minat.

Tak disangka Barra pun mengangkat tangannya.

Victor tersenyum penuh kemenangan, akhirnya sang tamu terhormat mengangkat tangannya setelah sedari tadi hanya terduduk diam tanpa minat pada barang lelangannya.

Semua orang pun tampak terkejut saat seorang Barra untuk pertama kalinya mengangkat tangan di acara pesta tersebut hanya untuk seorang jalang, bahkan dia telah melewatkan berbagai barang yang jauh lebih berharga yang ditawarkan sebelumnya.

Jauh berbeda dengan yang lain, Erlan dan Marco justru tidak tampak terkejut saat Barra mengangkat tangannya. Mereka sudah tau Barra pasti akan melakukan itu.

"$4.5 juta dollar" ucap Barra enteng dan setenang mungkin.

"$4.5 juta dollar apa ada yang berani melebihi $4.5 juta dollar" semangat Victor.

Julian menatap Barra sinis, dia tidak mau kalah malam ini. Dia harus mendapatkan jalang itu.

Julian pun menggebrak meja kuat sembari berdiri dan menatap Barra tajam.

"$5 juta dollar" ucap julian lantang.

"Wow angka yang sangat besar, $5 juta dollar. Apa ada yang sanggup menyaingi, jika tidak maka penawaran berhenti di $5 juta dollar dan tuan Julian pemenangnya, saya hitung mundur 1...2..." belum selesai Victor menghitung Barra kembali bersuara.

"$6.5juta dollar" ucap Barra masih dengan santainya menatap Julian remeh.

"Luar biasa $6.5 juta dollar dari tuan Barra, sungguh angka yang menakjubkan. Saya akan mulai menghitung, jika dalam hitungan ketiga tidak ada yang menaikan harga lagi maka pelelangan ditutup dan tuan Barra lah pemenangnya. Saya mulai 1...2...3 dan selamat untuk tuan Barra, laki-laki cantik dan manis itu kini menjadi milik mu" ucap Victor penuh semangat.

Semua orang yang ada di sana bertepuk tangan, angka yang di keluarkan Barra menjadi angka yang paling besar yang dikeluarkan di pelelangan malam ini.

Mereka yang berada disana sangat takjub namun ada juga yang tidak habis pikir, karena bagaimana bisa seorang Barra sudi mengeluarkan uang dengan jumlah nominal yang tidak main-main hanya untuk seorang jalang? pikir mereka.

Barra berdiri dari duduknya.

"Kau hebat Barra, Julian pasti malu" bangga Erlan.

"Julian sekarang pasti sangat terbakar api amarah" ucap Marco dengan kekehan kecilnya.

Barra tersenyum miring.

"Bereskan semuanya, aku menunggu di mobil" ucap Barra pada pengawalnya dan langsung di angguki patuh lalu setelahnya berlalu dari sana dengan Erlan dan Marco di sampingnya.

Julian menatap kepergian Barra penuh dendam, merasa di permalukan ia mengepalkan kedua tangannya erat saat mendengar orang-orang yang mengagungkan Barra karena berhasil mendapatkan barang di penutupan acara.

"Awas saja kau sialan, kau akan hancur di tanganku. Kita lihat nanti apa yang bisa kau lakukan untuk menghindari kematianmu" gumam Julian dengan seringaiannya.

🍀Bersambung🍀

©️icih20, 13/08/2024

Girare Nel Vuoto [Sungjake]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang