-
The University of Tokyo Hospital
Jesse tengah panik di depan ruang perawatan Winter. Istrinya itu masih di periksa oleh Chishiya. Chishiya pun sudah mengetauhi perihal ini semua. Saat pintu ruangan terbuka dan menampakkan Chishiya berdiri di ambang pintu.
"Kondisi Kak Winter baik-baik saja. Dia butuh istirahat karena kondisinya masih sangat lemah. Terlebih lagi Kak Winter sedang mengandung. Beruntung bayi yang ada di dalam kandungannya sangat kuat" (Penuturan Chishiya membuat Jesse dan yang lainnya terkejut)
"Mengandung..? Maksud mu, Winter sedang hamil..??" (Jesse memastikannya)
"Iya. Aku akan memeriksanya lagi setelah Kak Winter sadar..!! Aku harus menghubungi Kak Luo Yunxi juga" (Jawab Chishiya. Chishiya pun pergi)
"Kalian dengar itu..??!" (Jesse memastikan)
"Iya. Kami mendengarnya. Dan selamat. Kau akan menjadi seorang ayah" (Ucap Pho)
"Aku akan memiliki seorang anak" (Bahkan Jesse hendak menangis)
"Ba-Bagaimana keadaan Nona Winter..!!?" (Tanya seorang wanita yang baru datang)
"Baguslah kau sudah berada di sini. Aku punya urusan denganmu" (Jawab Jesse kesal)
"Aku tidak mengerti apa maksud, Tuan" (Jawab Nalinthip yang tiba di rumah sakit)
"Ryu..! Bawa wanita ini ke tempat yang aman" (Perintah Jesse pada Ryu)
"Baik" (Ryu mendekati Nalinthip dan segera menarik pergelangan tangan wanita itu)
"Bagaimana keadaannya..??" (Tanya Nikaido yang baru saja bergabung)
"Masih belum sadarkan diri. Kita bicara di dalam saja" (Usul Jesse pada Nikaido)
"Aku sudah mencari informasi mengenai Vania. Sepertinya Vania di lindungi oleh Tara dan kekasih Tara juga. Ketiganya pergi entah kemana" (Ujar Nikaido sembari memberitahu Jesse dan yang lainnya)
Winter mulai sadar dari pingsannya. Kepalanya masing sangat pusing. Ia menatap langit ruangan yang terasa asing. Sayup-sayup terdengar suara seseorang berbincang di ruangan yang sama dengannya. Dan Winter sangat mengenali suara itu. Suara pria yang di rindukannya. Karena terburu-buru bergerak. Wanita itu mendesis menahan rasa nyeri pada perutnya. Hingga mengguncang pendengaran Jesse. Lantas pria itu beranjak dari duduknya mendekati ranjang. Menyematkan senyum karena istrinya sudah sadarkan.
-
"Sukurlah kau sudah sadar.." (Betapa terkejutnya Winter ketika Jesse berada di hadapannya)
"Jesse...?!" (Winter terpaku sejenak. Ketampanan suaminya kian menambah)
"Iya, Sayang.! Ini aku" (Jawab Jesse. Mendadak tatapan Winter menjadi sinis)
"Sedang apa kau disini..??! Bukankah satu minggu ini kau menghilang dan pergi bersama wanita itu"
"Apa..? Pergi bersama wanita..?!" (Jesse kembali bertanya)
"Iya. Jadi pergilah..!! Aku tidak ingin bertemu dengan mu..!! Kalau saja aku tidak terjatuh ke dalam kolam kau pasti tidak akan menemuiku, bukan..?!"
"Tidak. Bukan seperti itu...." (Winter tidak ingin mendengarkan perkataan Jesse)
"Lalu apa kau yang sudah menyelamatkanku..?"
"Iya.."
"Kalau begitu terima kasih" (Lirih Winter)
"Iya. Tetapi dengarkan aku lebih dulu. Kenapa sejak tadi kau menyela ucapanku. Aku bisa menjelaskannya" (Namun Winter memalingkan wajahnya bahkan berbaring membelakangi Jesse. Jesse berusaha menyentuh tangan istrinya itu tetapi Winter buru-buru menepisnya)
Sementara Winter hanya menahan senyumnya. Sejujurnya wanita itu benar-benar tidak marah terhadap Jesse. Justru dirinya sangat senang melihat Jesse dalam keadaan baik-baik saja. Ia hanya memberi pelajaran karena sudah menghilang begitu saja selama satu minggu.
"Kalian dengar apa yang dia katakan..? Kenapa kalian memberi saran seperti itu" (Jesse semakin gusar dan berbicara dengan teman-temannya. Winter pun berusaha untuk duduk)
"Kalian..?" (Winter terkejut karena melihat Ice, Bernie, Pearl, Bernie, Nikaido, Kirinji. Jesse pun menceritakan segalanya. Tidak ada yang dia tutupi dari Winter)
"Maaf karena aku tidak memberitahu mu..!! Dan aku masih mencari pelayan yang sudah mendorongmu" (Jesse mengusap pipi Winter dengan sangat lembut)
"Tapi syukurlah. Kau dan bayi kita baik-baik saja" (Jesse tersenyum manis)
"Ya. Aku bersyukur aku dan bayi.." (Perkataan Winter menggantung. Ia berusaha mencerna apa yang di katakan oleh Jesse)
"Maksudmu aku hamil..?" (Tanya Winter memastikan. Jesse kembali mengangguk)
"Ada bayi ku di dalam perutmu" (Jesse mengusap perut Winter dengan lembut)
"Terima kasih karena sudah bersedia mengandung anak ku" (Jesse mencium kening Winter)
***
VOTE, KOMEN, SHARE, FOLLOW
TERIMA KASIH GUYS
BERSAMBUNG
-
-
-
KAMU SEDANG MEMBACA
Mighty Warriors Season 1 (END)
RomanceMighty Warriors datang untuk membuka pintu-pintu ketidakmungkinan di dunia dengan perasaan. Mighty Warriors menunjukkan bahwa setiap perasaan yang di miliki sangatlah berharga. Menceritakan setiap pilu dan bahagia melalui warna, tulisan dan suara. M...