-
Malam sudah menunjukkan pukul tujuh malam. Samar-samar terdengar suara pintu yang terbuka. Ternyata Dixie baru saja sampai di Mansion Jesse. Dia menerima tugas dari Jesse untuk menemani Winter. Dixie sedang berada di pintu kamar Winter.
"Selamat malam, Nona Winter. Maaf aku baru sampai. Karena seharian ini, aku dan Diddy masih sibuk bekerja di perusahaanmu.!" (Sapa Dixie sembari berdiri di pintu kamar Winter)
"Terima Kasih, Dixie..!! Kau sangat banyak membantu" (Winter tersenyum manis)
"Aku sudah membawakan makan malam untukmu" (Usul Dixie pada Winter)
"Baiklah. Kau temani aku untuk makan malam" (Imbuh Winter sekali lagi)
"Dengan senang hati.!!" (Ucap Dixie. Winter dan Dixie pun berjalan di meja makan)
-
Winter dan Dixie pun menikmati makan malam. Hanya membutuhkan waktu 15 menit untuk menikmati makanan khas Jepang itu. Benar-benar sangat enak dan lezat sekali. Namun suara kegaduhan di pelataran mansion mengalihkan perhatian Winter. Wanita itu segera menghabiskan air yang ada di gelas dan ingin melihat apa yang terjadi di luar. Kedua matanya membulat penuh karena melihat Jesse yang sudah mulai lemah namun masih bisa berjalan. Raut wajahnya berubah panik saat melihat wajah Jesse yang semakin pucat.
-
"Apa yang terjadi..?!" (Tanya Winter yang menatap seraya bertanya)
"Jesse terluka saat baru keluar dari mobil dan ada seseorang yang menembaknya. Jadi saat ini dia demam akibat lukanya. Jadi biarkan Jesse istirahat" (Jawab Ice yang menghadang Winter)
"Apa..?!" (Mendengar perkataan Ice. Winter terkejut)
"Apa lukanya parah..?!" (Tanya Winter sembari melihat Jesse yang sudah tertidur)
"Lukanya sudah membaik. Aku akan membawakan handuk dan air untuk mengompres" (Pho berlalu begitu saja. Ice dan yang lainnya membubarkan diri agar Jesse istirahat)
Pandangan Winter beralih pada Jesse yang terbaring lemah di atas ranjang. Dengan perlahan, ia berjalan mendekat dan duduk di sisi ranjang. Di lihatnya dalam-dalam wajah Jesse yang pucat namun masih tetap terlihat tampan. Manik mata Winter itu menatap dengan sendu, tangan kanannya menyentuh lengan kanan atas Jesse yang tertembak. Hatinya begitu pilu melihat Jesse terluka dan tidak berdaya seperti itu.
-
Sinar matahari membias masuk melalui jendela. Jesse terbangun dari tidurnya. Ia menyentuh kepalanya yang masih sangat berat. Namun ada handuk kecil yang menempel di atas keningnya. Pendengarannya tertuju pada seseorang yang baru saja datang.
"Kau sudah bangun..? Syukurlah kau sudah lebih baik..!" (Winter tersenyum pada Jesse)
"Sedang apa kau disini..?" (Tanya Jesse sembari berusaha untuk duduk)
"Aku membuatkan bubur untukmu. Semoga kau suka" (Winter duduk di tepi ranjang)
"Katakan saja jika rasanya tidak enak..!" (Usul Winter sekali lagi)
"Tangan ku masih sakit..! Bisakah kau menyuapi ku.?!" (Pertanyaan itu lolos begitu saja dari mulut Jesse. Winter pun merasa senang karena Jesse meminta untuk di suapi)
"Dengan senang hati.." (Jawab Winter. Dia pun segera memegang semangkuk bubur)
Winter begitu telaten menyuapi Jesse. Tidak ada percakapan di antara mereka. Hanya membutuhkan waktu 10 menit bagi Jesse untuk menghabiskan bubur itu. Winter pun segera memberikan obat serta segelas air pada Jesse. Setelah menyuapi Jesse. Winter merapikan mangkuk dan gelasnya di atas nampan. Lalu wanita itu segera keluar.
"Tunggu, Winter..!!" (Suara Jesse membuat langkah Winter terhenti. Winter begitu bahagia karena ini pertama kalinya Jesse memanggil namanya)
"Terima kasih karena sudah merawat sepenuh hati. Kau juga harus istirahat. Aku tidak ingin kau sakit hanya gara-gara merawatku semalaman penuh" (Ucap Jesse dengan wajah datar)
"Ya. Aku tidak keberatan sama sekali.!!" (Jawab Winter. Winter pun pergi)
-
ZOSUI
Zōsui, atau ojiya, adalah sup nasi Jepang yang ringan dan tipis mirip dengan sup sayuran berbahan dasar nasi. Terbuat dari nasi dan dashi atau air yang dibumbui dengan kecap atau miso dan dimasak dengan bahan lain seperti daging, seafood, jamur, dan sayuran.
***
VOTE, KOMEN, SHARE, FOLLOW
TERIMA KASIH GUYS
BERSAMBUNG
-
-
-
KAMU SEDANG MEMBACA
Mighty Warriors Season 1 (END)
RomanceMighty Warriors datang untuk membuka pintu-pintu ketidakmungkinan di dunia dengan perasaan. Mighty Warriors menunjukkan bahwa setiap perasaan yang di miliki sangatlah berharga. Menceritakan setiap pilu dan bahagia melalui warna, tulisan dan suara. M...