The rival🔥

17 1 0
                                    

" iya pah boleh kan?" balas nya.

" iya boleh dong ga papa itu papa dulu juga gitu" jawab papanya. Zein pun tersenyum lega mendengar itu.

sementara mamanya tampak tidak setuju dengan itu." ih papa ini gimana sih! anak ikut geng motor gitu kok di support" ujar nya.

" loh ga papa mah selagi ga tawuran dan ga balap-balapan di jalan. selagi kegiatan yang di jalani positif ya harus kita support dong" balas papanya.

" nah iya tuh mah kita juga ga tawuran gitu kok mah terus kita juga banyak menjalankan program dari sekolah dan terkadang juga menjalankan bakti sosial juga" ujar Zein membenarkan.

" yaudah awas ya kalo sampe ada berita aneh-aneh dan berita buruk tentang kamu dan geng kamu!" ancam mamanya.

Dan setelah itu Zein mengangguk dan berjalan ke kamar nya untuk bersih-bersih. Zein yang sudah selesai mandi ia memakai celana pendek dan tidak memakai baju sehingga perut nya yang kotak-kotak itu tampak terlihat sangat jelas.

ia duduk di kasur nya sambil bersandar dan memainkan hpnya. ia mengecek apakah melisa mengirim pesan pada nya atau tidak. sehari tidak bertemu dengan melisa karena Melisa ada kegiatan di sekolah dan ia tidak sempat mendampingi nya tadi. sehari saja tidak bertemu ia sudah rindu akan tawa, senyum dan suara merdu nya.

ia pun menelpon Melisa.

" halo!" jawab melisa dari sebrang telpon dengan berteriak.

Zein menjauhkan sedikit telponnya dari telinga mendengar suara Melisa yang melengking itu. " kenapa sayang? sampe teriak gitu manggil nya". ujar Zein.

" kamu masuk geng nya bintang ya?" tanya Melisa.

" iya" jawab Zein.

" Kok tumben sih kamu mau ikut yang kayak gitu? pasti di sana banyak cewek cantik kan makan nya kamu masuk geng itu" ujar Melisa. meski ia juga tau kalau Zein tidak akan seperti itu.

" engga sayang. aku masuk sana tuh biar nambah temen aja lagian temen-temen aku juga banyak kok yang masuk. biar akunya juga lebih bisa bergaul" jawab Zein dengan nada yang menenangkan.

" yaudah aku ngantuk mau tidur dulu" kata Melisa dengan nada seperti merajuk.

" kamu marah? kamu ga suka aku ikut-ikutan geng itu?" Tanya Zein.

" engga kok aku ga marah. aku cuma khawatir kalau kamu bakal ngelakuin hal yang buruk sama geng itu kayak tawuran misalnya" jawab melisa.

" engga sayang aku janji deh sama kamu" ucap Zein.

" Bener ya awas kalau bohong!" ancam Melisa lalu mematikan telepon nya. Zein yang melihat itu geleng kepala karena nya.

Pagi hari pun tiba Zein bersiap-siap untuk pergi ke sekolah. Setelah selesai ia berangkat untuk menjemput Melisa terlebih dahulu. ia mengetuk pintu rumah Melisa dan tak lama Melisa pun keluar dari rumah nya. " Pagi mel" ucap Zein.

ia memperhatikan raut wajah Melisa yang tidak seperti biasanya yang selalu menyambut nya dengan senyuman. Kali ini wajahnya sedikit masam.

" Kenapa mukanya di tekuk gitu hm?" Tanya Zein. " kamu masih marah sama aku karena aku ikutan geng motor?" sambungnya.

Melisa menggeleng. " engga siapa bilang aku marah sama kamu" jawab nya.

" ya terus kenapa mukanya gitu?" Tanya Zein lagi.

" gak papa" Jawab melisa.

" Bener?".

" iya udah ayo berangkat nanti kesiangan" ujar Melisa dan setelah itu mereka berangkat menuju ke sekolah.

falling in love with you Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang