Pagi ini Sabiru datang untuk melakukan pemotretan seperti biasanya, namun sekarang ia lebih gugup karna nanti pasti dia bertemu dengan hugo.
Sabiru sudah selesai make up, ia berjalan ke tempat pemotretan. Sabiru bekerja secara maksimal hingga jam makan siang tiba. sabiru akhirnya beranjak untuk membeli makanan
"Tuan sabiru ini makan siang anda, anda tidak perlu turun untuk mengambil makanan lagi"
"Terimakasih eee mb-"
"Panggil saya anin saja"
"Iya, terimakasih ya nin"
Anin adalah asisten hugo, ia sudah bekerja dengan hugo sejak hugo pertama kali memulai bisnisnya. Anin memang utusan ayah hugo untuk menemani anaknya jadi tak heran jika anin dekat dengan hugo.
"Boleh saya tanya sesuatu tuan?"
"Nin kamu bisa panggil aku sabiru atau biru jangan terlalu formal begitu, sepertinya kita juga seumuran"
Anin mengangguk lalu melanjutkan pertanyaan nya
"Kamu bisa jatuh cinta dengan siapa saja, maksudnya sekalipun itu seorang pria?"
"Hmm, aku adalah tipe orang yang mengikuti zaman nin aku tau dan aku juga merasa itu ngga masalah kok"
Anin hanya tersenyum, tanpa sabiru ketahui hugo telah memasang mic kecil di baju anin yang langsung tersambung ke airpods miliknya
Hugo senang ternyata sabiru memang tau perkembangan zaman dan tidak menentang hal itu, itu artinya memang masih ada kesempatan untuk hugo. Hugo yang mendengarkan percakapan mereka akhirnya turun untuk menemui sabiru
"Kalau gitu aku permisi ya biru" anin pergi meninggalkan sabiru, tak lama ada yang menggeser kursi di dekat dirinya ia kira awalnya itu anin yang kembali namun saat ia menoleh buka anin
"Makanannya enak? Saya yang menyuruh anin untuk membawakan buat kamu" sabiru hanya mengangguk paham karna dari kemarin juga hugo melakukan hal ini memberi nya hadiah hadiah lainnya
"Tadi anin manggil kamu biru? Kenapa akrab sekali kelihatannya"
"Aku ngga enak jika harus secara formal aku sama anin juga keliatannya seumuran"
"Kalau saya manggil kamu blublu, boleh?
Sabiru menyatukan alisnya dan melihat hugo, apa itu blublu jelek banget batin sabiru
"Kenapa blublu kan namaku sabiru"
"Kan dalam bahasa inggris blue adalah biru makanya saya namain kamu blublu"
"Ihhhh jelekkk hugooo!!!" Sabiru memukul pundak hugo
Hugo yang di pukul berpura-pura merasa kesakitan dengan memegang tangan nya sendiri
"Alay ihhh"
"Blu, saya minta maaf ya atas kejadian semalam saya terlalu gegabah kalau kamu ngerasa ngga nyaman kamu bisa kok ngomong ke saya"
"Ngga masalah kok hugo aku ngerti maaf ya ngga bisa ngasih jawaban hari ini, aku bakal mikirin lagi nanti"
Sabiru tersenyum ke arah hugo, Yatuhan hugo lemah sekarang rasanya ingin sekali ia pingsan disini.
"EHHH IYAA KAMU KEMARIN NGIRIM ORANG BUAT DATENG DI ACARA AKU YA?"
"Ohh, iyaa gimana enak ngga makanannya? Buket nya bagus ngga?"
"ENAK BANGET BUNGGA NYA JUGA CANTIK TAU"
"kamu lucu banget kalau excited begini"
Sabiru yang merasa memang terlalu bersemangat akhirnya mengalihkan pandanganya, ia melihat jam lalu beralasan untuk melanjutkan kerjanya meninggalkan hugo disana. Hugo yang tau kalau sabiru malu hanya duduk dan melihatnya pergi