Hari ini hari dimana Sabiru manggung, ia gugup tapi ia melawan semuanya agar acaranya berjalan lancar. Orang sudah berdatangan untuk duduk, Sabiru juga sudah naik ke atas panggung.
Sabiru memegang mic nya dan mulai bernyanyi, para penonton yang menyaksikan pun ikut sesekali bernyanyi. Lagu yang di bawakan Sabiru kali ini sangat cocok dengan suasana pantai pagi ini.
Saat Sabiru menyanyikan lagu yang kedua, ia teringat akan Hugo, karna lagu ini menceritakan tentang seseorang yang tak bisa mengungkapkan perasaannya. Sabiru menutup matanya saat bernyanyi hingga akhir lagu itu selesai.
Saat membuka mata semua orang bertepuk tangan, Sabiru lega akhirnya ia menyelesaikan pekerjaan nya kali ini. Sabiru membungkuk mengucapkan terimakasih kepada para penonton.
Saat turun dari panggung, satu staf yang membawa buket bunga datang menghampiri Sabiru, buket nya sangat besar hingga menutupi badan sang staf
"Tuan Sabiru ini ada buket untuk anda"
"Buket? Dari siapa?"
"Tidak ada nama pengirimnya hanya di titipkan ke saya, di depan juga ada truk minuman dan makanan untuk anda"
Sabiru yang bingung pun akhirnya berjalan menuju luar pantai, ada satu truk disana terparkir di pinggir pantai, ada banner namanya dan mukanya disana.
"Pak, ini dari siapa saya ngga mesan ini loh"
"Oh ini dari ceo perusahaan super sun, saya di tunjuk untuk mengantarkan ini kesini"
"Hugoo" Sabiru bingung setelah makan malam kemarin, sekarang truk makanan disini, ia melirik buket nya, apakah ini juga dari hugo
Sabiru akhirnya duduk di bangku dekat pantai, ia berfikir apa semua ini memang dari hugo, lalu untuk apa. Saat sabiru berfikir ada yang menepuk pundak nya
"Tuan Sabiru"
"Eh tuan max"
Sabiru menoleh, ternyata ada max di belakangnya, Sabiru menggeser dirinya agar max bisa duduk di sebelahnya
"Ini semua memang dari hugo, semalam hugo telfon saya biar merencanakan ini semua untuk kamu"
"Untuk apa?"
"Kata Hugo, untuk meminta maaf atas perasaannya ke kamu"
Sabiru terdiam, ia juga merasa bersalah sekarang ia membuat hugo menjadi seperti ini, menjadi orang yang merasa paling bersalah.
"Hugo adalah orang yang bahkan tak pernah jatuh cinta, dulu dia pernah di jodohkan dengan seorang perempuan namun ia menolak, bahkan tak pernah melirik nya sama sekali, tapi waktu pertama kali bertemu dengan mu, aku baru melihat hugo yang jatuh cinta"
Sabiru hanya diam saat max berbicara, tak ingin memotong atau bahkan mengelak omongannya
"Mungkin terlalu terburu buru bagimu, namun percayalah hugo hanya menginginkan mu, dan tidak ada niatan untuk menyakiti dirimu, pikiran baik baik oke"
Max menepuk pundak Sabiru lagi, lalu berlalu pergi. Sabiru terdiam benar apa kata max ia juga jatuh cinta dengan hugo namun ia hanya belum siap saja. Saat melihat effort hugo ini sudah lebih dari serius.