Suara gemuruh ombak yang menabrak batu karang di pesisir pantai, dengan angin yang cukup kencang berdirilah dua lelaki ini di tepian pasirnya.
"Ini tempatnya? wow"
Hugo nampak terpanah dengan dekorasi nya, gaya vintage namun menyatu dengan alam, beberapa meja di balut dengan kain coklat, ada beberapa lilin di atasnya, kursi kursi besi berjejeran dan panggung di dekat pantai.
"Iya, huftt ini pertama kalinya aku bernyanyi dan menyatu dengan alam"
"gugup ya?" Hugo bertanya sambil melihat Sabiru, terlihat ada kegugupan disana.
"Emm, baru kali ini aku menyatukan dua kesukaan ku jadi satu"
"Kamu suka pantai?"
Sabiru hanya tersenyum dan berjalan menuju batu di sebelah kirinya, ia duduk disana. Hugo yang melihat Sabiru tidak menjawab segara menghampirinya dan memasang wajah bertanya tanya
"Hahaha, iyaa hugo. Saya suka pantai entahlah rasanya setiap saya mendengar gemuruh pantai ada rasa lelah yang lepas terbawa oleh arusnya, kalau saya lagi sedih saya pasti akan ke pantai meskipun sekedar duduk diam sendirian"
"Lalu, pantai dan lagu?"
"Aku suka keduanya, pantai adalah ketenangan ku sedangkan lagu adalah hidupku, aku tidak bisa memilih keduanya"
Hugo mengerti sekarang, memang terkadang seseorang mempunyai banyak kemungkinan untuk suka dengan dua hal yang berbeda namun mereka bisa membaginya dengan sama rata.
Mereka berdua diam, mendengarkan deru ombak yang menabrak batu karang, tanpa mereka sadari, jarak antara mereka semakin dekat bahkan tangan mereka sempat bersenggolan. Hingga akhirnya hugo yang membuka suara untuk bertanya
"Sabiru, kalau kamu memang suka laut, apakah nantinya disaat kamu sedang jatuh cinta kamu akan mengajak orang itu pergi ke laut?"
"Tentu saja, tentu saya akan mengajak dia pergi ke tempat yang menurut saya tenang, agar cinta kita juga ikut tenang"
"Menurutmu apa arti cinta?"
Pertanyaan hugo kali ini cukup membuat sabiru bingung, namun ia bisa menjawabnya
"Cinta ya? Kalau menurut saya cinta adalah sebuah anugerah dari tuhan yang datang secara tiba tiba ke dalam diri manusia, sama hal nya dengan kematian, kematian adalah salah satu peristiwa yang tidak mudah di prediksi kapan datangnya, sama seperti cinta"
Hugo menatap sabiru lekat, kedua matanya tidak ada kebohongan yang menyelimuti kata kata nya sedari tadi
"Meskipun jika kemungkinan cinta itu salah"
Kali ini, sabiru jelas tidak mengerti apa maksud hugo, sabiru diam tanpa menjawab pertanyaan hugo, hanya melihat dengan tatapan ingin penjelasan
"Salah dalam arti jika keduanya adalah seorang laki-laki" Hugo balik menatap sabiru, jika sudah seperti ini tidak mungkin Sabiru tidak mengerti.
"Maaf jika saya lancang Sabiru Abimana, sejak tadi saya memancing kamu untuk mengatakan seperti ada gambaran cintamu, pantai dan definisi cinta mu ini. Sabiru, kita sudah berada di pantai bukan kah kamu bilang kalau kamu akan membawa orang yang kamu cintai di pantai, Sabiru saya cinta kamu sejak dulu, namun saya menjadi pengecut saat saya mengetahui kamu adalah Sabiru yang sekarang"
Tubuh Sabiru bergetar, apa ini, semua ini apa mengapa harus Sabiru yang merasakannya.
Hugo tau, Sabiru tidak bisa menjawabnya, Hugo langsung menggandeng Sabiru untuk pulang, mungkin tidak malam ini, mungkin di lain hari batin hugo
"Maaf kalau kesannya terburu buru Sabiru, ayo pulang sudah malam dingin kan"
Sabiru mengangguk, langkah nya berat sekarang, YaTuhan tolong jelaskan apa maksudnya semua ini