BAB 9 𓇢𓆸

16 4 0
                                    

                     Aeman bangun mengejut dari tempat tidur nya , rupanya dia tersedar dari mimpi , adakala ia berfikir adakah mimpi itu nyata , atau mungkin hanya tanda tanya dalam kehidupan seharian nya .

" Fuh , mimpi rupanya , mujurlah.. "

" Uwekk !! Peningnya rasa mahu loya , Uwekk !! "

Terus aeman lari ke jendela , memuntahkan , kerana malam semalam ketika majlis, aeman amat tertarik dengan makanan yang disediakan oleh istana dan rakyat-rakyat nya , sampai dia bertambahnya berkali-kali tanpa henti , rasa seperti syurga . Ketika sudah selesai muntah , aeman terlihat ada sekumpulan penunggang kuda yang datang menghampiri istana , bunyi hentakan kaki kuda sangat bergema didengarinya , mereka terlihat seperti tetamu penting .

" Kuatnya bunyi hentakan kaki kuda itu , hm siapakah agaknya mereka itu nya , apa tujuan mereka datang kesini , terlihat macam orang berpendidikan "

Aeman mengatakan yang mereka terlihat seperti orang berpendidikan kerana ada bendera yang menampakkan lambang seperti sebuah akademik , tempat menuntut ilmu bagi para-para pendekar .
Tiba-tiba , Mak endah datang memanggil aeman , seperti ada sesuatu .

" Maaf mengganggu wahai Tengku Aeman , ada tetamu penting datang kemari ingin bersua dengan tengku , mungkin ada hajatnya sesuatu.. "

" Tidak mengapa mak endah , aeman akan segera menghadap mereka "

Lalu mak endah bergerak keluar dari biliknya , aeman terus keluar dan menuju ke anjung istana untuk bertemu dengan mereka itu , disaat sudah menghampiri anjung istana , terlihat mereka sedang berbincangkan sesuatu bersama raja dan permaisuri .

" Haa , itu tengku sudah mampir kemari " *Kata raja

" Aeman , mari sini ! " *Permaisuri memanggilnya .

Aeman pun duduk bersama tetamu mereka itu . Dikala itu tetamu melihat aeman , mengukir senyuman pada wajah tetamu mereka itu , aeman pun secara langsung memberi senyuman kembali .

" Iya , ayahanda.. bonda.. mengapa memanggil hamba datang kemari ? "

Saling memandang antara satu sama lain , dengan senyuman manis , menandakan rasa gembira .

" Wahai Anakanda ku aeman , mereka kemari ke sini berhajat untuk aeman mengaji di akademik mereka "

" Dimanakah akademik itu wahai laksamana ? "

" Memandang aksa tetapi sebenarnya tidaklah baid , hanya selepas melewati ancala  , tengku akan lihat adanya binara besar "

" Negeri daerah dinamakan " Sumatra Lara Daksina "

" Daksina ? "

" Selatan , aeman " *jawab permaisuri

" Tujuan hamba untuk mendidik tengku supaya daksa makin bahaduri , seperti bersilat , menguna keris & bahasa melayu klasik "

" Wahai bizurai yang kala menjadi cakerawati , tengku wajib menuntut ilmu bersama hamba , akanku janji tengku tidak akan rugi "

" Jadi , macam mana wahai anakandaku ? " *tanya permaisuri itu kepada aeman .

" Jikalau tengku menoktah setia , besok dahina , bangkitnya baskara , akan hamba kemari lagi , untuk menjemput tengku , membawa ke akademik itu "

" Baiklah , laksamana , hamba sudahpun setuju dan bersedia "

" Bagus la aeman setuju, pelajari sungguh-sungguh bahasa kita , cintai bahasa klasik indah bicaranya " *kata permaisuri itu

𝙃𝘼𝙇𝙐𝙎𝙄𝙉𝘼𝙎𝙄 𓇢𓆸 || HOLDWhere stories live. Discover now