30

6.2K 608 187
                                    




Sesuai perintah, Taehyung masuk ke dalam ruangan Irene yang terdengar suara detak jantung dan oksigen dengan tekanan tinggi. Taehyung tersenyum mendekati Irene yang terbaring lemah.

"Irene.."

"Ta-ae.."

Taehyung menggenggam tangan Irene yang terasa dingin, memandanginya dengan tatapan sedih saat melihat keadaan Irene yang begitu lemah.

Taehyung mengusap air mata Irene yang membasahi wajah pucatnya, memandanginya dengan penuh kekhawatiran yang terlihat di wajah Taehyung.

"Kenapa? Ada yang sakit?" Irene mengeleng lemah menanggapi pertanyaan Taehyung.

"Tidak! Aku bahagia karena berhasil melahirkan anak kita." Taehyung mengangguk, mengusap lembut rambut Irene.

Taehyung juga bahagia anaknya lahir dengan selamat dan sehat. Tidak ada yang kurang dari fisiknya, semuanya terlihat sempurna memiliki paras cantik.

"Kamu hebat, Irene. Terimakasih sudah berjuang untuk anak kita." Irene tersenyum melihat Taehyung begitu bahagia.

"Apa kamu sudah melihatnya?"

"Sudah, dia cantik sekali sama sepertimu." Ungkap Taehyung mengingat paras anaknya yang ia lihat sebelum masuk ke ruangan Irene.

Tanpa sadar, air mata Irene kembali luluh melihat betapa sayangnya Taehyung pada anaknya, meskipun kenyataannya Taehyung tidak mencintai dirinya.

Sekarang Irene tidak masalah dengan perasaan Taehyung terhadap dirinya. Irene tidak masalah jikalau Taehyung tidak mencintainya, setidaknya Taehyung bisa menerima anak yang lahir dari rahimnya,,, penyebab kehancuran hidup Taehyung.

"Tae..." Panggil Irene memandangi Taehyung dengan pandangan sayu.

"Kamu tahu, ini adalah momen yang aku tunggu-tunggu sejak awal kita menikah. Hidup bersama dengan anak-anak tanpa orang lain, hanya ada aku, kamu dan anak kita. Keluarga kita sudah lengkap setelah kelahiran putri kita dan tentunya aku ingin menjadi mama yang baik untuknya" Ungkap Irene merasakan kesunyian di ruangannya, hanya suara monitor yang terdengar jelas di telinganya.

"Tapi aku sadar kalau semuanya tidak akan pernah terjadi, buktinya sekarang aku sedang sekarat." Tatapan Taehyung terlihat tidak suka mendengar perkataan Irene tentang kondisinya. Taehyung berharap Irene sembuh dan bisa melewati masa kritisnya. Apalagi anak perempuannya yang Taehyung beri nama Kim Sarang, masih membutuhkan sosok ibunya.

"Jangan bicara seperti itu! Kita bisa melakukan apa yang kamu inginkan. Aku yakin kamu bisa sembuh, lalu kita buktikan pada Sarang, kalau kita bisa menjadi orang tua yang baik untuknya." Irene tersenyum sendu mendengar kata-kata Taehyung. Bukannya bahagia, Irene merasa sedih mendengar ucapan Taehyung.

Irene mengeleng kepalanya dengan pelan, menahan rasa sakit di sekujur tubuhnya yang terasa di belah. "Bu-bukan ki-ta! Tapi kamu de-dengan Jungkook." Kata Irene terbata-bata.

Berkali-kali Irene menarik nafasnya dengan pelan, lalu membuangnya secara perlahan supaya rasa sesak di bagian dadanya menghilang meskipun hanya sekejap.

"Jangan katakan itu!" Seru Taehyung memandangi Irene dengan pandangan terluka. Setiap Taehyung mendengar nama Jungkook, rasa bersalahnya semakin besar. "Jungkook sudah pergi meninggalkan kita, Irene. Dia tidak akan kembali." Lanjut Taehyung berusaha terlihat tenang. Namun tidak dengan Irene yang merasa sedih melihat Taehyung berusaha terlihat tegar. Irene tahu di balik ketegaran Taehyung menyimpan sosok dirinya yang rapuh.

Pernikahan KeduaNya (Mpreg) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang