Bab 1

34.3K 977 7
                                    

Di sebuah penjara bawah tanah yang lembab dan dingin, seorang gadis muda dengan pakaian kumal tengah meringkuk di atas tanah. Ia terus terusan menggigit kuku jari tangan nya hingga berdarah. Tubuhnya bergetar ketakutan mengingat sebentar lagi dirinya akan di jatuhi hukuman atas perbuatan yang bahkan tidak pernah ia lakukan.

Samar samar terdengar suara derap kaki menggema di lorong penjara bawah tanah yang minim pencahayaan. Suara langkah kaki itu terdengar semakin jelas hingga akhirnya berhenti tepat di depan pintu sel milik sang gadis.

Terdengar suara pintu sel di buka. Sang gadis yang sebelum nya meringkuk sambil membelakangi pintu sell mencoba duduk walau tubuh nya terasa sangat lemah. Ia kemudian membalikan tubuh nya dan melemparkan pandangan nya pada seorang pria paruh baya yang berdiri tepat di depan pintu sel nya.

Matanya membulat sempurna mendapati bahwa ternyata sang ayah datang menemui dirinya. Gadis itu memaksa ke dua kaki nya untuk berdiri, ia berjalan gontai mendekat ke ambang pintu sel.

''Ayah, aku mohon selamat kan aku! bukan aku pelakunya. Aku tidak pernah berniat untuk membunuh nya'' rintih gadis itu, memohon pada ayah nya.

plak


Sebuah tamparan keras mendarat di pipi sang gadis.

Ia langsung memegangi pipinya yang perih, namun bukan itu yang membuat nya kesakitan. Melainkan hati nya seperti tercabik cabik tatkala ayah nya sendiri tidak mempercayai ucapan nya.

''Diam! aku sudah muak mendengar itu semua. Semua bukti bahwa kau meracuni calon putri mahkota ada pada mu. Seharus nya kau sadar dan mengakui semua kejahatan mu!'' tuduh laki laki yang di panggil ayah oleh gadis

''Seseorang memfitnah ku ayah, bukan aku pelaku nya!'' tangis gadis itu pecah, air matanya membasahi pipi nya.

''Berhenti bicara omong kosong. Aku kecewa pada mu. Kau sudah mencemari nama baik keluarga dan melakukan tindakan bodoh'' salah satu tangan nya mengepal

Duke Lancaster sekaligus ayah kandung dari Irene Lancaster, nama gadis yang berada di sel tahanan, tak menghiraukan omongan dari darah daging nya sendiri. Ia menganggap kalau putri nya adalah seorang penjahat yang harus di berikan hukuman setimpal atas perbuatan jahat yang telah di perbuat nya.

Setelah Duke berbicara pada Irene untuk yang terakhir kali nya, ia melangkah kan kaki nya menjauh dari penjara yang di tempati Irene.

''Tidak, jangan pergi ayah ... '' Irene berusaha mengejar ayah nya, namun dua penjaga dengan sigap menahan lengan nya.

Walaupun dengan sekuat tenaga Irene berteriak dan memohon, tidak sekalipun orang yang di anggap ayah oleh nya menoleh. Ia tetap berjalan lurus ke depan tanpa menghiraukan rintihan pilu dari putri nya itu.

Beberapa saat setelah Duke pergi. Dua penjaga dengan seragam kesatria kekaisaran itu menyeret Irene keluar dari penjara bawah tanah.

Setelah keluar dari penjara bawah tanah. kedua netra Irene langsung tertuju pada sesosok pria bertubuh jangkung yang berdiri tegap tak jauh dari nya. Pria dengan rambut pirang dan bola mata berwarna kuning keemasan itu menatap nyalang ke arah Irene.

Irene langsung mengenali wajah pria itu. Dia adalah Alexei Leonard Elgarion, putra mahkota kekaisaran Theoston sekaligus satu satu nya orang yang ia cintai.

''Bahkan sampai akhir pun kau tidak mau mengakui kejahatan mu ya Irene'' ujarnya sembari berjalan mendekat ke arah Irene

''Alexei, bukan aku yang melakukan nya, kau harus mempercayaiku!'' rintih Irene

''Jangan sebut nama ku dengan mulut kotor mu itu! aku tau kau meracuni Cecilia karena cemburu dengan nya kan?. sadarlah dengan posisi mu Irene! sampai kapan pun kita tidak akan pernah bersama'' ucap Alexei

Irene tertegun dengan pernyataan yang baru saja Alexei lontarkan. Padahal selama ini Alexei yang ia kenal adalah pribadi yang sangat baik dan lembut padanya. Ia tak menyangka kalau Alexei akan mengatakan kalimat yang cukup melukai hati nya itu.

Surviving as the Abandoned Lady {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang