8. Quarrel

1.4K 131 1
                                        

"Haechan"

"Aku tak apa Jaem"

Jaemin melihat haechan dengan tatapan menyelidiki "Lalu kenapa kau pulang larut"

Saat hendak Haechan hendak menjawab mulut nya kembali bungkam karena Jaemin memperingati Haechan "Jangan coba coba membohongiku"

"Jadi katakan kau kemana saja"

"Ha-hanya berjalan jalan"

"Kembali ke kamarmu, mulai besok berangkat dan pulang sekolah bersama ku"

Haechan memang selalu patuh pada ucapan Jaemin tetapi tidak untuk kali ini dia tak akan mau, mereka telah sepakat tidak akan ikut campur masalah sekolah tapi apa ini. Ini sama saja Jaemin mengikut campuri sekolahnya.

"Tidak"

"Diam Jaem! Kita sudah membicarakan ini berulang ulang" Lanjut Haechan.

"Chan.."

"TIDAKK JAEMM!" Haechan membentak Jaemin dan itu membuat Jaemin tersulut emosi juga.

Jaemin itu tau Haechan tertekan karena Vidio nya di sungai Han tersebar di sekolah. Kali ini Jaemin sudah tidak tahan dengan orang orang yang selalu merudung adiknya. Dia hanya ingin melindungi adiknya tapi kenapa adiknya ini selalu melarang nya. Sudah cukup selama ini dia diam saja melihat Haechan di perlakukan tidak manusiawi di sekolah.

"BISA TIDAK KAU MENURUT DENGAN KU KALI INI!! JIKA KAU TIDAK BODOH MELAKUKAN ITU DI TEMPAT UMUM KEMARIN TIDAK MUNGKIN RUMOR MENJIJIKAN ITU ADA!!" Tak mau kalah Jaemin pun tanpa sadar juga membentak Haechan.

"MEMANG KAPAN AKU TIDAK MENURUT PADA MU!! AKU SELALU MENGIKUTI SEMUA PERINTAHMU!! DAN APA YANG KAU BILANG TADI?? YAAA BENAR AKU MEMANG BODOH!! PUAS!!!"

"NA HAECHAN!!"

"APAAAA!!! MEMANG BENAR KANN AKU BODOH, MENJIJIKAN, MENYUSAHKAN!! KENAPA KAU TIDAK MENINGGALKANKU DI SANA SAJA DAN MEMBIARKAN AKU MATI!! AKU SUDAH MUAK DENGAN SEMUANYA!!"

"LAKUKAN SESUKAMU AKU TIDAK PERDULI LAGI!" Setelah mengucapkan itu Jaemin pun pergi keluar dari apartemen, dia berencana mendinginkan kepalanya. Dia tidak mau semakin emosi di depan Haechan.

Braggg

Pintu apartemen tertutup kasar oleh Jaemin. Haechan menatap kepergian Jaemin dengan tatapan sedih, ini semua salahnya. Benar kata Jaemin dia memang bodoh.

Tanpa di duga air mata mulai keluar dari mata indah Haechan. Dia merutuki kebodohannya andai saja malam itu dia tidak pergi ke sungai Han, andai saja dia tidak memiliki penyakit menyebalkan ini, andai saja dia lebih dewasa ini semua tidak akan terjadi. Dia telah menyusahkan kembarannya. Dia pantas mati.

Berbagai macam pikiran negatif menguasai pikiran Haechan membuat anak itu semakin histeris menyalahkan dirinya sendiri.

Dengan lampu apartemen yang remang remang Haechan meringkuk sendiri pada salah satu sofa yang ada di sana. Menenggelamkan wajahnya pada lipatan kaki sambil mengucapkan kata maaf juga kata kata yang tidak sepantasnya dia katakan.

"Maafkan aku- Aku memang bodoh Jaem- Kau tidak pantas memiliki kembaran sepertiku- Aku menyusahkanmu- Kenapa kau tidak meninggalkan ku saja dan membiarkan aku mati Jaem.."

🐶

"JAEMIN"

Teriakkan dari arah kanannya membuyarkan lamunannya. Dia tidak sadar telah melangkah sejauh ini.

"Eohh Jeno, ada apa"

"Seharusnya aku yang bertanya padamu, sedang apa malam malam jalan sendiri? Melamun lagi, apa tidak takut kalo kesurupan"

Jaemin terkekeh dengan ucapan Jeno. Itu membuat hatinya sedikit membaik "Aku hanya mencari udara segar"

"Kau?? Sedang apa di sini?"

"Aku tadi nya ingin ke supermarket, aku juga tinggal di dekat sini"

Bohong. Sebenarnya Jeno sengaja mengikuti Jaemin karena Jeno mendapat kabar dari orang orang yang di utus oleh Johnny untuk mengawasi mereka. Orang itu bilang terdapat kericuhan di apartemen Jaemin dan Haechan. Saat Jeno di perjalanan menuju apartemen mereka Jeno melihat Jaemin sedang berjalan sendiri dengan tatapan kosong nan sendu.

"Kau tak bersama Haechan? Aku jarang sekali melihat kalian bersama, eohh apa tidak pernah ya?"

Setelah Jeno mengatakan itu membuat raut Jaemin kembali sendu "Jen"

"Ya?"

"Janjimu saat di ruang kesehatan masih berlaku kan?"

"Menjaga mu dan Haechan?"

"Ya, itu masih berlakukan?"

"Ada apa Jaem? Kau bisa menceritakannya padaku"

"Tolong ke apart. xxx"

Jeno mengerutkan keningnya berpura pura bingung dan Jaemin paham dengan wajah bingung Jeno "Ini apart ku dengan Haechan, aku bertengkar dengannya"

"APAAA!!" Teriakan Jeno yang tepat pada telinganya membuat Jaemin menutup sebelah telinganya.

"Ken-" Ucapan Jeno terpotong oleh Jaemin "Jangan banyak bertanya, tepati ucapanmu dan sekarang pergilah ke sana. Pin apartnya 0608"

"Lalu kau?"

"Aku akan menjernihkan pikiranku sebentar, aku tidak ingin terbawa emosi lagi setelah melihat Haechan"

"Jernihkanlah pikiranmu di apartemen ku, seberang jalan ini adalah apartemen ku. No.64 pin nya 0000. Jangan kemana mana dan tunggu aku! Aku pergi"

Setelah mengatakan itu Jeno lekas berlari mencari taxi untuk menuju apartemen Jaemin.

"Siapa kau sebenarnya Jeno"

Jaemin menuju apartemen yang di tunjukan Jeno. Dia mengikuti arahan Jeno karena Jaemin tau pasti ada sesuatu yang Jeno tutupi dari nya dan Haechan.

Sangat aneh sekali baginya. Kenapa Jeno mau membantu nya padahal baru 1 Minggu ini dia menjadi murid baru di sekolahnya seakan dia sudah mengenalnya lama. Dan juga apa Jeno tidak takut bila dia mencuri di apartemen nya apa?

•TBC.

Okeyy cutt!!

Yeyy double up!
Btw di next chapter aku ganti cover buat wait us ya!!
Tapi ga jauh jauh kok sama cover yang ini. Ada yang penasaran gakk wkwk🤭

Semoga suka sama chapter ini Yaa!!!😘🐻

Wait us | Jaemin & HaechanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang