5. Wound

1.3K 130 2
                                    

Pip pip pip pip

Ceklek

Pintu apartemen itu terbuka penampilan Haechan yang sangat berantakan di sana. Lebam ada di mana mana, rambut acak acakan, seragam kotor. Jaemin yang melihat itu sudah tidak heran dengan kembarannya itu.

Tanpa tegur sapa Haechan langsung melangkahkan kaki nya menuju kamar nya tanpa melihat Jaemin yang sedang memperhatikannya sedari tadi mulai dari dia melepas sepatunya hingga saat dia akan memasuki kamarnya.

"Huft"

Jaemin menghela nafas nya lalu dia melanjutkan kegiatan memasak nya yang tertunda.

Beberapa menit kemudian seluruh masakan masakannya telah selesai dan bertepatan dengan Haechan yang sudah lebih bugar dari sebelumnya walaupun beberapa lebam masih terlihat jelas di bawahnya dan sepertinya luka itu masih mengeluarkan darah.

Haechan mendudukan bokongnya pada kursi yang ada di sana. Jaemin telah siap menyantap masakannya tetapi dia tetap menunggu Haechan untuk makan bersama.

Kegiatan ini sudah mereka lakukan bertahun tahun. Jaemin lah yang bertanggung jawab seluruhnya yang ada di rumah ini, mulai dari memasak, membersihkan apartemen kecuali kamar Haechan dan Haechan hanya menurut saja saat Jaemin mengatakan itu karena pernah suatu hari saat Jaemin meninggalkan Haechan hanya satu hari karena dia ada olimpiade di luar kota dan saat pulang ke apartemen nya dia melihat dapur yang sudah gosong penuh dengan bekas Bakaran dan juga dia menemukan vacum cleaner sudah rusak karena ulah Haechan.

Sejak saat itu lah seluruh tanggung jawab apartemen jatuh kepada Jaemin. Tugas Haechan hanya bersekolah.

Kehidupan mereka saat monotoon. Hingga mereka sudah hafal apa yang harus mereka lakukan setelah ini karena itu semua sudah tertata rapi oleh Jaemin.

"Terimakasih makanannya"

Setelah mengucapkan itu Haechan melangkah menuju kamar nya.

Jaemin melihat jam, ternyata sudah jam sembilan malam. Jaemin heran, memang Haechan tidak sekali dua kali pulang selaruit itu, pasti ada sesuatu pikirnya.

Aturan di apartemen ini adalah setelah pulang sekolah di wajibkan pulang sebelum jam 7 malam. Tetapi tadi Haechan baru pulang pada jam 8 malam. Kemana anak itu? Pertanyaan itu tidak pernah mendapatkan jawaban dari Haechan tetapi setiap kali Haechan pulang sedikit larut dari jam aturan sudah di pastikan ada anak itu melakukan sesuatu pada tubuhnya.

Setelah membereskan bekas makan tadi Jaemin membawa dirinya menuju kamar Haechan dengan kotak p3k di tangannya.

Tok tok

Jaemin mengetuk pintu itu dan tak berselang lama pintu itu terbuka menampilkan Haechan di sana.

"Boleh aku masuk"

Haechan pun mempersilahkan Jaemin memasuki kamar nya. Mereka pun mendudukan dirinya di pinggiran tempat tidur Haechan.

"Diam saja, aku akan bertanya nanti"

Jaemin mulai mengobati luka luka Haechan dengan perlahan.

"Buka baju mu"

"Sudah cukup, aku tidak papa" Haechan menolak membuka bajunya karena sesuai telah dia lakukan di sana.

"Buka bajumu Haechan" Jaemin terus mendesak Haechan untuk membuka baju nya dan itu membuat Haechan tidak tenang, dia tidak ingin kembarannya ini mengetahui apa yang sudah dia lakukan.

"Aku akan mengobatinya sendiri, kau kembalilah kemarmu"

Tidak menyerah begitu saja kini Jaemin mulai menyudutkan Haechan pada Headboard tempat tidur Haechan.

Haechan memundurkan dirinya saat Jaemin masih memajukan tubuhnya pada nya hingga punggung itu bersentuhan dengan Headboard di belakangnya membuat ringisan keluar dari mulut Haechan.

"Huft"

Jaemin menghela nafas karena mengetahui kelakuan Haechan.

"Maafkan aku"

"Buka bajumu"

Kali ini Haechan tidak dapat mengelak lagi dan dia mulai membuka bajunya dan memperlihatkan pundak nya yang banyak sekali sayatan di sana.

Jaemin terbelalak melihat sayatan sayatan di pundak Haechan, setau Jaemin Haechan sudah tidak melakukan ini lagi dari enam bulan yang lalu tapi kali ini dia melakukannya lagi. Apa lagi yang menganggu pikiran anak itu.

"Shhh" Ringisan Haechan terdengar menyakitkan di telinga Jaemin.

"Sakit kan"

Haechan hanya mengangguk menjawab ucapan Jaemin.

Setelah mengobati seluruh luka Haechan kini Jaemin menatap Haechan dengan tatapan yang menurut Haechan sangat mengerikan.

"Aku tidak akan bertanya"

Kata itu membuat Haechan lega mendengarnya.

"Tetapi aku akan menyuruhmu untuk kembali ke sana"

Haechan menggeleng brutal dan memegang tangan Jaemin "Aku tidak mau Jaem, maafkan aku"

Haechan menangis di hadapan Jaemin tetapi Jaemin masih datar.

"Kau sudah berhenti dari 6 bulan yang lalu dan sekarang kau melakukannya lagi"

"Tidakk Jaem, bukan salahku dia yang bersalah"

"Lalu kenapa itu bisa kembali lagi"

"Jika kau menutupi nya lagi kali ini, aku akan benar banar membawamu lagi ke sana" lanjut Jaemin.

"Aku juga tidak tau kenapa dia kembali Jaem, aku hanya berdiam diri di Sungai Han setelah pulang sekolah lalu dia tiba tiba datang. Aku.. aku.. aku pusing sekali Jaem"

Haechan menceritakan apa yang sudah dia lakukan tadi pada Jaemin dengan tidak tenang.

"Jaemm aku tidak tau, it-itu bukan salahku kan Jaem" Lanjut Haechan dengan senyum takut di wajahnya bahkan air mata masih ada di sana.

Jaemin membawa Haechan kedalam pelukannya dan di balas haechan dengan riang "Jangan bawa aku kesana lagi ya Jaem, itu sangat menakutkan"

•TBC.

Wait us | Jaemin & HaechanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang