"Eghh"
Lenguhan itu membangunkan Jeno yang sedang tertidur lelap pada sofa yang ada di kamar Haechan.
"Chan"
"Jaemin"
"Ini aku Chan, Jeno"
Haechan yang masih memfokuskan pandangannya di buat terkejut akan kehadiran Jeno di hadapannya.
"Jeno?!"
"Ya? Apa ada yang sakit?"
"Di mana Jaemin, Jen aku sudah bersalah pada Jaemin"
Haechan meneteskan air mata nya dan dia sangat merasa bersalah pada Jaemin. Seharusnya dia tidak mengatakan itu pada Jaemin semalam tetapi itu terjadi begitu saja.
Saat hendak bangun Haechan merasa sangat sakit sekali pada seluruh tubuhnya terutama tengkuknya. Ahh dia paham pasti dia keluar lagi.
"Shsss" Ringisan Haechan masuk pada telinga Jeno.
"Tidur lah dulu aku akan menyiapkan sarapan untukmu"
Sebelum Jeno beranjak dari posisinya tangannya sudah di cekal oleh Haechan "Jen kamu belum menjawab pertanyaanku"
"Aku sangat bersalah pada Jaemin, tak seharusnya aku mengucapkan kata kasar itu. Aku ingin meminta maaf padanya"
"Untuk apa kau meminta maaf? Kau telah menyakiti perasaannya" Jeno terus memancing Haechan untuk berbicara karena dia tahu, Jaemin ada di sana di balik pintu dan sedang menguping pembicaraannya.
"Aku bersalah Jen, kau benar aku tidak dapat di maafkan tapi aku benar benar ingin meminta maaf pada nya. Ak-akku berjanji setelah ini tidak akan muncul lagi pada kalian"
Haechan terus memohon pada Jeno dan itu membuat Jaemin tidak tega melihatnya.
Tidak tahan mendengar permohonan dan tangisan anak itu Jaemin pun memasuki kamar yang terdapat Haechan dan Jeno di sana.
"Jaem"
Haechan mencoba beranjak dari posisinya tadi dan menghampiri Jaemin. Walaupun tubuhnya sedang lemah tetapi dia tetap mencoba meraih Jaemin untuk dia peluk.
Jaemin merentangkan tangannya di sana meminta Haechan untuk dia memeluknya.
"Jaemm. maafkan aku, Tak seharusnya aku mengatakan hal seperti itu padamu, aku sungguh sungguh meminta maaf"
"Jaemm, maafkan aku. Jangan mendiami aku seperti ini, lebih baik kau memukulku atau apapun itu asal jangan mendiami ku seperti ini"
Jaemin mengusap Surai haechan dari belakang "Bagaimana aku bisa memukulmu jika aku tidak rela kembaranku ini terluka sedikit pun"
"Jaem, maafkan aku"
"Maafkan aku juga atas perkataan ku semalam, aku terlalu tersulut emosi"
"Tidak tidak, aku yang bersalah, aku menyu-"
Sebelum Haechan menyelesaikan ucapannya Jaemin lebih dulu membungkam mulut itu dengan telunjuknya.
"Aku tidak suka bila kau menyalahkan dirimu. Mari berdamai, ajak 'Donghyuck' juga untuk memaafkan ku karena telah membawanya ke rumah sakit itu"
"Tidakk!!"
Plakk
Jeno kaget melihat Jaemin di tampar oleh Haechan. Situasi ini masih belum dia pahammi dan itu membuatnya pusing.
"Jaem"
Saat Jeno hendak menghampiri Jaemin tangan Jaemin lebih dulu memperingati Jeno untuk Jangan mendekat.
"Donghyuck"
"Sampai kapan pun aku tidak mau memaafkanmu!!"
"Benar, tidak seharusnya kau memaafkanku. Aku lah yang telah membawamu ke neraka itu tetapi walaupun kau tidak bisa memaafkanku tolong jangan sakiti Haechan lagi"
"Bodohhh!!"
Itu lah ucapan terakhir dari Donghyuck dan seketika membuat tubuh Haechan pingsan. Jika bukan karena Jaemin sudah di pastikan tubuh Haechan akan membentur lantai dengan kasar.
Jeno dengan sigap membantu Jaemin untuk membaringkan Haechan pada ranjangnya.
"Kau pasti bingung"
Jaemin paham oleh ekspresi Jeno yang sangat memperlihatkan ekspresi kebingungan di sana.
"Duduklah"
Jeno pun duduk pada sofa yang ada di sana.
"Lee Donghyuck, alter ego Haechan"
"Alter ego?"
Jeno tau. Dia tau persoalan alter ego ini tetapi bagai mana Haechan bisa mendapat kan alter ego ini?
"Donghycuk ada saat di mana aku membawa Haechan pada rumah sakit Jiwa"
"APAAA!"
Huhh sudah berapa kali di hari ini Jeno kaget dan di pastikan dia akan terus kaget pada cerita Jaemin. Untung saja dia tidak memiliki penyakit jantung. Jika dia memilikinya sudah di pastikan dia akan mati saat ini juga.
"Aku pernah membawanya ke rumah sakit jiwa tiga tahun lalu. Dan dia mendapat perawatan di sana selama dua tahun. Aku kira dia akan di perlakukan baik di sana tapi aku salah di sana adalah neraka bagi Haechan dan itu membuat nya menciptakan Lee Donghyuck. Alter ego yang merasakan semua kesakitan Haechan. Dia ingin dirinya mati. Dia selalu menyakiti dirinya sendiri hingga suatu hari aku mengetahui kebusukan rumah sakit itu setelah satu tahun setelahnya"
Jaemin menghembuskan nafasnya sejenak "Satu tahun itu bukannya Haechan semakin membaik tapi justru sebaliknya. Hingga aku tanpa sengaja melihat salah satu perawat di sana menyiksa adikku tanpa ampun. Walaupun aku tidak memiliki orang tua maupun wali aku sudah paham cara menuntut. Saat itu ada polisi baik hati yang membantuku menuntut rumah sakit itu. Dan aku berhasil menuntut rumah sakit itu. Mereka tutup setelahnya. Dan aku memindahkan adikku pada rumah sakit lain. Rumah sakit itu cukup membantu ku, Haechan di nyatakan sembuh setelahnya tetapi mereka menyatakan sangat sulit menyingkirkan Donghyuck bila Haechan tidak mau jika Donghyuck pergi darinya"
"Apa tidak ada cara lain supaya Donghyuck pergi?"
"Aku sudah melakukan berbagai cara semampuku, mulai dari mendukung Haechan, meyakinkan Haechan tetapi itu semua tidak berjalan dengan lancar, yang ada Donghyuck terus membuat goresan goresan luka pada tubuh Haechan. Sudah enam bulan ini Donghyuck tidak muncul kembali tetapi ntah kenapa dia muncul kembali, aku tidak tau juga apa yang di pikirkan anak itu"
"Sepertinya aku sudah cerita cukup Jauh pada mu"
"Jaem, aku akan selalu membantumu" Ucap Jeno sendu.
"Terimakasih"
Jaemin menegakkan tubuhnya serta menghembuskan nafasnya guna memecahkan situasi sendu itu "Aku akan membuatkan sarapan untuk kita"
"Aku akan membantumu"
•TBC.
Okeyy cutt!!
Gimana sama chapter ini?
Semoga suka Yaa!!
Jangan bosen bosen nungguin book ini update Yaa!!!
Okeyy??!!
Bhayy-😘🐻

KAMU SEDANG MEMBACA
Wait us | Jaemin & Haechan
ContoRead description!! Menceritakan tentang Sepasang saudara kembar yang mengalami berbagai masalah hidup. Mereka tak tau siapa dan di mana orang tua mereka. Mereka hanya ingat saat di mana mereka tiba tiba berada pada panti asuhan lalu di culik, mengal...