21. Ayo Kita Berjuang Bersama!

45 23 5
                                    

“Asmira, tunggu aku,” ujar Arsenio saat Asmira sudah berjalan jauh meninggalkan rumahnya. Dia tahu ucapan kedua orang tuanya sangat menyakitkan bagi gadis itu, seharusnya dia jangan terburu-buru memperkenalkan Asmira kepada orang tuanya.

“Asmira,” panggil Arsenio sambil memegang tangan Asmira, akhirnya dia berhasil mengejar gadis itu.

“Udahlah Arsen, memang seharusnya kita enggak bersama.” Asmira mencoba melepaskan tangannya yang digenggam erat oleh Arsenio, dia kecewa juga sakit hati. Ternyata orang tua Arsenio tak jauh beda dengan orang tua Elvan.

“Enggak Asmira, Tuhan mempertemukan kita kembali karena kita memang jodoh,” tutur Arsenio, dirinya ingin memberi energi positif pada Asmira. Dia tidak ingin gadis itu menyerah begitu saja.

Asmira memejamkan matanya, dia sudah kadung capek untuk memperjuangkan sesuatu ataupun kembali mendapatkan hinaan, Asmira susah kenyang dengan hal itu. Dia berbalik menatap dalam Arsenio.

“Arsenio, aku udah capek dapat hal kayak gini,” ucapnya penuh keputusasaan. “Sepertinya aku memang enggak pantas buat siapa pun.”

Arsenio menggeleng keras. “Enggak, kamu pantas buat aku,” cakapnya mantap.

Garis Fana [Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang