Becky sudah selamat sampai tujuan di asramanya bahkan dia sudah membersihkan diri. Becky melihat tangannya masih merah bahkan ada yang lecet.
"Sial lo Non, kasar banget jadi cowok!" Gerutu dan kesalnya sambil meniup perih pergelangan tangannya.
Ceklek
Pintu kamar terbukaFreen masuk dan kembali menutup pintunya. Freen membawa kresek ditangannya dan melihat Becky sedang duduk di pinggir ranjangnya.
Becky juga melihat kearah Freen dan mata mereka bertemu. Lalu mereka saling lempar pandangan ngasal. Freen lalu berjalan dan berdiri di dekat pembatas sambil menunjukkan tentengan.
"Ini gue bawakan salep buat obat lecet! Luka lo harus segera di obati kalau enggak bisa infeksi!" Ucapnya melihat kearah Becky.
Becky diam sejenak melihat kearah Freen yang terlihat tulus padanya, namun dia terlalu gengsi.
Freen hendak melangkah namun Becky memperingatinya "Eits jangan lewati pembatasnya!" Teriaknya
Freen tidak peduli dia melewatinya, langsung duduk di atas kursi belajar yang dia seret kehadapan Becky. Kali ini Freen duduk didepan Becky yang bengong dibuatnya.
"Udah gengsinya tahan dulu, dan ngambeuknya tahan dulu. Keselamatan dan obat yang paling penting. Sini tangannya!" Freen seriusnya dan tegas dengan wajah dinginnya.
Becky hanya terbengong saja menurut pada Freen. Dia juga takut Freen marah karena dia sudah melihat siapa Freen saat marah, bahkan Non saja yang tubuhnya lebih tinggi darinya bisa dibikin tidak berdaya. Becky hanya diam agar dia selamat.
Tangan Freen menyentuh tangan Becky dan Becky baru menyadari kalau tangan Freen terasa lebih kasar dan juga keras bahkan urat-urat tangannya juga terlihat seperti dirinya memang sering mengangkat beban dan berlatih.
Meskipun begitu Freen mengoles dan mengobati Becky dengan lembut dan telaten bahkan Freen meniup luka Becky agar salepnya cepet kering. Saat tiupan itu meniup luka yang terjadi malah membuat rusuh ditempat lain.
Deg deg deg deg
Jantung Becky berdegup dengan kencang"Ya ampung jantung, ngapain lo rusuh segala... kayaknya ada kelainan sama jantung gue!" Gumam Becky menahan jantungnya yang dag dig dug der.
Bahkan Becky memejamkan matanya merasa tiupan itu membuat tubuhnya merinding dibuatnya. Saat memejamkan mata karena tidak sanggup melihat tingkah Freen, malah berpikir kemana-mana.
"Oh my God, kenapa dia bisa se sexi ini dan rasanya tiba-tiba aku ingin menciumnya. Sadar Bec,.. lo kenapa lo belok begini... sadaaarrr" Becky gumamnya dan dalam pikiran yang kacau.
"Udah beres, jangan kena air dulu minimal sampai salepnya bisa mengering dan meresap!" Ucap Freen sambil membereskan kembali obat-obatnya. Freen berdiri dan menyimpan obatnya di meja Becky.
Freen kemudian pergi sebelum Becky mengatakan apapun untuk mengucapkan terima kasih. Freen tidak butuh itu, dia hanya membantu pada siapa saja yang bisa dia bantu.
Becky hanya bengong, dan dia memegang dadanha yang masih gemuruh tidak karuan. Becky juga melihat tangannya yang sudah diobati dengan baik.
"Dia kenapa perhatian gini sama gue? Aaaarrrggh... ko gue jadi gak karuan gini sih? Ampun, ngapain gue mikirin dia juga ah, kan gue gak minta di bantu. Jadi kalau dia so soan sombong depan gue, gue gak peduli dan gue akan tetep benci dia" gerutunya pada diri sendiri dengan sikap keras kepalanya. Meskipun hatinya sudah melemah.
Freen keluar dari kamar mandi dan dia melihat HP nya berdering. Ternyata yang menelpon ibunya.
"Hallo Bu!"
![](https://img.wattpad.com/cover/372553054-288-k334324.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
SLOWMOTION LOVE (Freen&Becky) END K.2
Teen FictionCerita Romansa Anak SMA yang satu merasa paling sempurna dan selalu ingin dituruti apalagi sebagai seorang ketua kelas yang satunya merasa santuy dan tidak senang nurut begitu saja dan ngebantah. Namun si perfect tak suka dengan si santuy yang kerap...