Berkali-kali Athalla memeriksa layar ponsel. Terkadang, pemuda tersebut akan melihat ke mana arah istrinya pergi tadi. Seolah takut suatu hal terjadi kepada istrinya. Sebut saja ia terlalu berlebihan, tetapi inilah dirinya. Seorang suami yang takut terjadi hal buruk pada sang istri.
Tentu tingkah pemuda tersebut menjadi perhatian bagi Zeanna, selaku sahabat istrinya. "Kau begitu menghawatirkannya? Dia hanya pergi ke toilet, meskipun sedikit lebih lama. Pergilah, jika kau memang sekhawatir itu," titah Zeanna mempersilahkan.
Athalla tersenyum canggung, tak ayal pemuda tersebut bangkit dari posisi duduknya dan berlalu pergi untuk menyusul sang istri.
Langkah Athalla berhenti tatkala melihat sosok Jessly yang berjarak beberapa meter dari pemuda tersebut. Bukan itu yang membuat Athalla tetap dalam posisi sama, tak melangkah. Namun karena seorang pria yang berada di dekat Jessly.
Athalla tahu cepat ataupun lambat mereka akan segera bertemu, tetapi kenapa baru sekarang?
Tak berselang lama, Athalla kembali dan langsung duduk di tempat semula dengan ekspresi wajah berbeda. "Di mana Jessly? Cepat sekali kau kembali." Zeanna bertanya.
"Dia akan segera kembali," jelas Athalla seadanya.
Dan benar saja, beberapa menit kemudian Jessly kembali. Duduk di tempat semula seolah tidak terjadi apa-apa. Wajahnya terlihat tenang, tidak setegang tadi.
Athalla menyangga kepala dengan tangan, lalu menatap Jessly lekat. Ingin mencari ekspresi yang sama seperti tadi, kemudian memahami perasaan Jessly.
Namun Athalla tidak mungkin bisa mengetahui perasaan wanita tersebut.
Wanita yang bahkan masih bisa berwajah tenang, meskipun tengah bertukar saliva dengannya.
Athalla ingin melihat berbagai ekspresi wajah sang istri. Ingin Jessly lebih, lebih, dan lebih terbuka kepada diri ini. Dengan itu, ia bisa mengetahui apa yang sedang istrinya tersebut pikirkan.
•••
Kini, Jessly sudah berada di kediaman. Setibanya sampai detik ini, Athalla langsung sibuk dengan kuas dan berbagai warna.
Di dekat pintu yang sedikit terbuka, Jessly bisa melihat Athalla yang tengah fokus dengan canvas serta tangan yang terus bergerak, menciptakan keindahan. Saat dirasa puas melihat, wanita tersebut mengetuk pintu kemudian masuk, menghampiri Athalla. Suara Ketukan itu tak membuat pemuda itu teralihkan dari kegiatan yang tengah dilakukannya.
"Kenapa kau memilih untuk pergi?"
Entah apa yang Jessly maksud, tetapi Athalla seolah tidak mendengar suara wanita itu dan tetap sibuk dengan kuas di tangan.
"Tadi aku melihatmu, mengapa kau memilih untuk berbalik pergi daripada datang menghampiri?" Kali ini Jessly menjelaskan hal yang sedang dirinya maksud.
Athalla menghentikan pergerakan tangan, dan dengan perlahan manaruh kuas tadi pada tempatnya kemudian berbalik menghadap Jessly. "Tante melihat Athalla?"
Jessly mengangguk. "Tentu, aku melihatmu."
Athalla tertawa kecil seraya menyisir rambut dengan jari tangan ke belakang. "Tante terlihat sedang sibuk, bagaimana bisa Athalla mengganggu?"
"Asa mempunyai saudara kembar, kau sudah tahu itu, 'bukan?" Dengan tatapan intens Jessly berucap.
Athalla mengangguk lemah sembari menatap Jessly dari bawah. "Tante marah?" Athalla bertanya. Sesungguhnya, ia ingin memberitahu tentang hal ini kepada Jessly. Tetapi siapa sangka? Jika wanita tersebut lebih dahulu bertemu dengan saudara kembar Asa.
KAMU SEDANG MEMBACA
ATHALLA; My Little Husband
Romance"Aku Bersedia." Dengan dua kata itu, kini kehidupan Seorang Jessly dan Athalla berubah dengan drastis. Pernikahan karena perjodohan kini terjadi kepada kedua sejoli dengan umur yang terpaut cukup jauh itu. Ayolah, tipe ideal Jessly adalah pria de...