[Epilog]

197 6 0
                                    

Jay Pov

🍂🍂🍂

Aku kembali ke Villa, namun tak melihat Hazel. Kulihat kamarnya masih rapih. Namun ada kotak yang berantakan disana.

Aku tidak tau apa yang hilang, namun perasaanku mulai tak karuan.

Aku tidak tau harus menelepon siapa? Mencari kemana? Bertanya pada siapa?

Hanya... Bandara. Benar.

Hanya itu yang ada di pikiranku saat ini.

Aku langsung pergi ke bandara terdekat, barangkali ada nama Hazel dengan pemberangkatan hari ini. Dan ternyata benar, Hazel pergi tiga jam lalu dengan tujuan Turki.

Kenapa dia pergi kesana?
Sendirian? Tanpa memberi tahuku?

Lalu aku teringat postingan Elkan di sosial medianya. Dia juga sedang berada di sana sekarang.

Apa yang akan Hazel lakukan?
Dia tidak sedang memburu Elkan seorang diri bukan?

Aku segera memesan tiket, tidak. Maksudku helikopter. Aku harus kesana sekarang menggunakan helikopter.

Namun sialnya, agak sulit mendapatkan helikopter saat ini. Mengingat ini sudah cukup malam.

Aku terus menerus melepon Hazel, berharap ada jawaban disana. Namun semuanya nihil.

Aku masih mengotak ngatik ponselku, meminta bantuan teman yang bisa membantuku, meminjamkan helikopternya.

Dan di saat yang bersamaan, seorang Nathan meneleponku.

Benar, kenapa aku tidak teringat Nathan. Dia pasti tau sesuatu.

'Satu jam lagi Helikopter akan datang menjeputmu. Naiklah. Aku akan menunggu sampai besok pagi.' ucap Nathan, lalu menutup teleponnya.

Benar dugaanku. Nathan tau semua ini.

Apa itu artinya dia sudah berada disana sekarang?

.....

'Jangan sampai terlambat. Waktumu hanya sampai jam 10 pagi.'

Nathan mengirim pesan, setelah aku berada di helikopter.

Lagi lagi, aku tidak mengerti dengan apa yang terjadi. Namun menanyakannya sekarang pun tak ada gunanya. Ku rasa aku tidak punya waktu.

Aku hanya perlu menemukan Hazel dan membawanya pulang denganku.

🍂🍂🍂

Sudah hampir jam 10 pagi aku mengudara, akhirnya helikopter yang ku tumpangi mendarat.

Aku disuruh berjalan ke arah selatan, hingga aku menemukan sebuah gedung kosong.

Ku ikutin perkataan Nathan, dan akhirnya menemukan sebuah gedung.

Aku melihat seseorang dengan rambut panjangnya. Ya, dia Hazel. Dia benar-benar disana seorang diri, dengan beberapa sejata yang dibawanya.

Apa yang akan dia lakukan?

Aku bergegas berjalan pada Hazel, namun sebuah tembakan entah darimana, mendarat tepat di depanku.

'Jangan mengacau. Tetap di tempatmu!' ucap Nathan lewat sambungan teleponku.

Aku melihat sekeliling, namun tidak bisa menemukan keberadaan Nathan.

'Jangan khawatir. Hazel akan baik-baik saja. Ada beberapa penembak jitu dipihak Hazel disekitar sini.'

Aku kembali di buat tak habis pikir.

Siapa sebenarnya Hazel? Lalu Nathan? Apa yang mereka berdua lakukan sekarang?

Kali ini aku melihat Hazel mengangkat tangannya, dan bersamaan dengan itu, beberapa orang tergeletak begitu saja.

'Jangan matikan teleponnya. Tetap dengarkan perkataanku jika kamu ingin melindungi Hazel.' ucap Nathan lagi.

Sekarang giliran tembakan Hazel yang bersuara di udara.

"Wait... Nathan. Apa yang akan Hazel lakukan? Dia tidak akan membunuh Elkan bukan?"

Nathan terdiam sejenak.

"Nathan---"

'Ya!'

Aku terdiam seketika. Pikiranku kacau.

"Siapa sebenarnya kalian?"

Tak ada jawaban apapun disana.

Aku tidak tau apa permasalahan antara Hazel dan Elkan, tapi.. apa aku harus diam saja?

"Tidak Nathan! Tolong hentikan Hazel. Aku tidak tau apa permasalahan kalian, tapi apa harus sejauh ini?"

'Fia!' aku terdiam mendengar nama itu. 'Elkan lah dibalik kematian Fia.'

"What?? What do you mean Nathan?"

'Elkan yang membunuh Fia, Jay. Sorry. But, aku tidak bisa menghentikan Hazel.'

Aku kembali terdiam.

Aku melihat Hazel pergi meninggalkan Elkan begitu saja. Tak lama, aku melihat Elkan terlihat kesakitan.

Hazel melemparkan sesuatu ke arah Elkan, dan hanya terdiam disana.

'No!!' teriak Nathan. 'Jay, bawa Hazel pergi! Ada bom disana!'

Mendengar ucapan Nathan, aku langsung berlari pada Hazel dan menariknya agar menjauh, dan tak lama kemudian, bom itu meledak. Membuat kami terlempar lumayan jauh.

Aku masih sedikit tersadar walaupun dengan beberapa luka disini.

"Hazel! You oke? Hazel?!"

Hazel mengerjapkan matanya berkali kali, lalu tak sadarkan diri setelahnya.

Bersamaan dengan itu, beberapa polisi dan petugas rumah sakit datang. Dan aku tidak tau apa yang terjadi selanjutnya.

🍂🍂🍂

Hari ini aku menghadiri pengangkatan jabatan Hazel dan Nathan.

Ya, akhirnya aku tau siap Hazel dan Nathan sebenarnya. Mungkin selanjutnya aku adalah anggota baru tim ini.

Aku dan Hazel akhirnya mengumumkan status kami pada publik.

Banyak pro kontra pada status kami sekarang, entah itu dari fans Hazel ataupun aku. Banyak juga yang mengucapkan selamat. Terutama dari teman seperjuanganku di timnas.

Terlepas dari semua itu, aku akan tetap berada di sisi wanita yang sekarang ada di hadapanku ini, mulai sekarang dan selamanya.

🍂🍂🍂🍂

The end...

Not Falling In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang