Annisa bersama dengan Elka duduk dalam satu ruangan, berhadapan dengan lelaki yang sudah beberapa tahun ini sering menghubungi mereka untuk membahas sesuatu yang tidak jauh dari tindak kriminal. Ada banyak sekali kasus kriminal yang pernah mereka pecahkan sehingga Tomi membentuk tim khsusnya sendiri untuk anak-anak berbakat ini yang nantinya ia gunakan menangani kasus-kasus unik dan tak biasa.
"Sekarang ada apa lagi, Tom?" tanya Elka, seperti biasa tanpa embel-embel meski Tomi jelas jauh lebih tua darinya.
Tomi melempar pelan segumpuk kertas dan beberapa foto orang di atas meja. "Belakangan ada kasus orang hilang dan jumlahnya secara signifikan terus bertambah."
"Orang hilang?" Annisa membeo, sambil mengambil tumpukan kertas di meja itu dan mulai membaca serta membalikkan kertas tersebut. "Bukannya itu hal biasa? Kasus orang hilang nyaris ada saja setiap hari."
"Memang, kalau hal itu terjadi sesekali dan dengan jumlah yang wajar, mungkin tidak terlalu aneh. Tetapi setahun belakangan angkanya melonjak drastis. Anehnya, jika aku cocokkan dengan kasus orang hilang beberapa tahun lalu, ada banyak kasus yang hampir sama."
Tomi mendekatkan beberapa lembar foto ke hadapan dua gadis itu.
"Laporan kemarin dari keluarga korban, ada 5 perempuan ini yang hilang dan anehnya mereka nyaris bersamaan hilang padahal mereka tak punya hubungan apa pun dan juga tinggal di lingkungan yang berbeda!"
Tomi membuang napas frustasi. "Bukan hanya itu. Hanya berselang nyaris tiap bulan, jumlah orang hilang mencapai angka ratusan. Apa ini tidak gila?"
"Satu pun tidak terdeteksi?" tanya Annisa.
"Itu dia. Semua korban bersih dan tidak meninggalkan jejak sama sekali, kepolisian kwalahan dengan keluhan keluarga para korban. Makanya aku ingin kalian membantu mencari tahu dan mendapatkan jejak korban."
Laporan orang hilang seakan menjadi fenomena anomali belakangan ini, kepolisian di berbagai daerah melaporkan hal yang sama dan jumlah warga yang hilang secara signifikan terus bertambah, laporan yang masuk pun terus berjalan tanpa henti. Hal ini benar-benar menjadi momok menakutkan bagi para warga.
"Ke mana perginya orang-orang ini?"
"Perginya?" beo Annisa merasa heran dengan kalimat Elka.
"Iya. Menurutku jika jumlahnya sangat banyak dan tanpa jejak seperti ini, mustahil dilakukan oleh seseorang atau beberapa orang. Minimal pasti ada lah, petunjuk yang bisa didapatkan." Elka berhenti sebentar. "Tapi jika seperti ini, mereka bukan dihilangkan orang, malah terkesan seperti menghilangkan diri mereka sendiri."
"Benar juga," gumam Tomi pelan. "Tapi sebabnya apa? Apa mungkin ratusan orang bisa terpikirkan hal yang sama, menghilangkan diri dari keluarga mereka, dari lingkungan mereka. Buat apa?"
Elka bersandar di sofa panjang itu. "Nis, cari semua data yang diperlukan tentang semua korban itu dan kita harus lihat kecocokan mereka. Minimal ada satu atau dua kecocokan dari latar belakang atau apalah. Begitu pun dengan kronologi mereka hilang!"
"Baik," jawab Annisa.
"Kronologi mereka menghilang kurang lebih sama. Kebanyakan dari mereka menghilang saat malam hari, keluarganya masih menyaksikan mereka berangkat bekerja, tapi tak pernah pulang lagi." Tomi menjelaskan.
Hal itu membuat Elka diam. Ada yang salah dari kasus ini. Jika dugaan Elka benar, maka kemungkinan hal ini sudah direncanakan secara matang dan pastinya dengan sistematis.
"Apa mungkin ini hasutan dari aliran sesat?" tanya Annisa agak ragu.
Elka mengedikkan bahunya. "Mungkin saja. Jika benar mereka menghilangkan diri, pasti untuk alasan tertentu yang artinya ada orang yang sudah memberikan sugesti pada para korban."
Tak lama dari percakapan mereka, seseorang mengetuk dari luar pintu. Tomi beranjak dan membukakan pintu itu, seketika memperlihatkan Andra dan Yudha yang segera bergabung ke obrolan mereka.
"Bagaimana hasil penyelidikanmu?" tanya Tomi kepada Yudha.
Yudha menggeleng putus asa, meletakkan sebuah buku kecil yang ia gunakan untuk mencatat apa pun di lokasi kejadian. "Aku nggak mendapatkan apa pun, nihil. Para korban kemungkinan menghilang di area yang buta CCTV. Anehnya semua korban tidak terekam hal mencurigakan."
"Gue juga nggak menemukan apa pun," kata Andra menyambung. "Keterangan dari orang sekitar tempat terakhir korban terekam CCTV, nggak membantu sama sekali."
"Jika terus seperti ini, kita akan—"
"Tunggu sebentar!" Annisa menginterupsi. Gadis yang sejak tadi sibuk berkutat dengan laptopnya, langsung meletakan benda itu ke meja dan memperlihatkan isinya. "Sepertinya aku mendapatkan kesamaan dari semua korban, yaitu para korban meninggalkan uang asuransi yang cukup banyak dan juga ada beberapa yang mengurus asuransinya tak lama sebelum mereka menghilang!"
Hal itu tentu saja membuat Tomi terkesima. Asuransi jiwa? Sungguh aneh dan patut dicurigai.
"Lantas apakah mungkin benar mereka sengaja menghilangkan diri? Bunuh diri?"
Elka langsung menggeleng tak setuju. "Nggak mungkin. Mereka mengurus asuransi sebelum menghilang, tentu dengan tujuan sebagai jaminan untuk keluarga mereka. Ini artinya benar adanya seseorang di balik ini semua! Pasti ada seseorang yang mereka temui secara intens jauh sebelum mereka menghilang."
"Kalau begitu, Yudha, selidiki lebih mendalam tentang beberapa korban baru. Selidiki siapa saja yang mereka temui. Teman, keluarga, kenalan, atau siapa pun semuanya berpotensi menjadi pelaku!"
"Baik, Kapten!"
"Pak Tomi, bisa bawakan aku ponsel korban? Di laporan ini dinyatakan sda beberapa korban yang meninggalkan ponselnya? Aku bisa menyelidiki lebih banyak hal dari itu," kata Annisa.
"Iya. Semua benda yang ada dalam laporan itu sudah kami amankan di kantor polisi. Sebaiknya kita berangkat?"
"Tidak," jawab Elka cepat. Gadis itu lantas berdiri. "Gue akan pergi lebih dahulu, sebaiknya penyelidikan ini dilakukan di markas! Biar Andra yang membawa barang-barang itu."
Andra mengangguk menyetujui. Sebelum Elka dan Annisa bergegas meninggalkan ruangan tersebut, Tomi mengatakan sesuatu yang membuat keduanya berhenti.
"Kalian berniat melibatkan Sam dan Rimba?" tanya Tomi.
"Sepertinya begitu," jawab Elka singkat kemudian benar-benar pergi dari ruangan tersebut.
"Ya, semoga saja dengan ini semua akan memudahkan penyelidikan," gumam Tomi penuh harapan.
**
A/n
Hello, gimana? Siap nggak buat formasi lengkap lagi? Hehe. Next aku update besok lagii. See you!!!10 July 2024
Emeliiy
KAMU SEDANG MEMBACA
Queen of Lazaron [S2 Aliansi Rahasia]
FantastikFantasi-thriller Beberapa tahun belakangan, Elka merasa ada yang tidak beres dari dirinya sendiri. Sering kali mengingat moment yang entah nyata atau tidak, sampai Elka pun sering merasakan kekuatan yang tidak biasa. Elka kesulitan mengontrol kekuat...