"Rasa kasihan."
"Karena saya kasihan dengan kamu, karena itu saya akan menikah dengan kamu."
Aku tersenyum getir mendengar pengakuan dan alasan yang baru saja diutarakan itu. Seperti tombak tajam yang menancap ke dadaku, fakta itu luar biasa menyak...
Dalam beberapa kisah cinta, ikatannya harus dikuatkan dengan berkhianat. Terdengar seperti omong kosong, tapi naasnya itulah cinta yang kita jalani.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
🍂
🎼 Ed Sheeran - dive "Dont call me baby unless you meant it, dont tell me you need me if you dont believe it"
"Jadi untuk kedepannya saya mau kinerja pegawai ditingkatkan lagi. Saya mau perusahaan Jakarata bisa setara dengan kantor pusat di Bandung. Jadi-"
Ibrahim menjeda kalimatnya ketika melihat sekertaris pribadinya berjalan mendekat kearahnya membawa tablet dan berbisik ketelinganya.
Dion, sekertarisnya lalu menunjukkan sesuatu dari tabletnya.
Ibrahim mengangguk lalu Dion berlalu.
Ibrahim menghelah napas sebelum kembali bicara pada 7 orang kepala divisi perusahaan.
"Rapat harus saya akhiri disini, saya harap point utamanya bisa dipahami, masing-masing bisa kembali bekerja! Terima kasih." Titahnya.
"Terima kasih, pak." Serentak semua orang berdiri membawa laptop masing masing, meninggalkan Ibrahim sendirian.
Segera setelah ruang rapat kosong, Ibrahim meraih ponselnya, baru saja ingin menghubungi, orang yang dimaksud sudah lebih dulu menelpon. Ibrahim menerima panggilan, mengangktifkan loudspeaker dan meletakkan kembali ponselnya diatas meja.
"Jadi, Ibu Rejia Putri Abimana. Apa yang bisa saya bantu?"
Ibrahim bersandar dengan lesuh, melipat kedua tangan bersedekap, membawa kursi putar kenan dan kekiri menunggu suara lembut istrinya bersuara.
Ibrahim bisa membayangkan dan merasakan keraguan yang tengah Rejia hadapi, dilema yang menahan dirinya langsung menjawab pertanyaan dokter Raka.
Jika dia bersua, dia akan mempertanyakan suaminya. Jika dia diam, dia akan membawa hubungannya pada kecurigaan.
Tapi Ibrahim tahu, Istrinya akan bicara dalam hitungan ke tiganya.
"1... 2... 3."
"Saya ingin tahu sesuatu."
"Apa itu?"
"Tentang salah satu pasien dokter."
"Maaf?"
"Ibrahim Habashy Byakta. Saya ingin tahu tentang beliau."
"Boleh saya tau, sesuatu yang anda maksud itu apa, bu?"
"Semunya. Diagnosa, masalah, keluhan dan... Dan penyebabnya."
"Baik.. Sebelumnya saya minta maaf, bu. Tapi saya seorang dokter, bukan informan, saya melayani dan mengobati pasien tidak menjual informasi. Dan terutama saya memiliki sumpah untuk menjaga privasi tentang pasien-pasien saya."
