part 02.

220 19 4
                                        

Wei Wuxian menuju dapur dia
sangat kehausan setelah berdiri
di luar cukup lama di tambah
tadi sempat memanjat pagar
sangat tinggi namun tidak jadi
karena supir Binghe keburu
datang dan menurunkannya.

"Xian xian.. gege ke atas nanti
kamu menyusul yaa, gege mau
melihat si cengeng itu dulu..!!"

"Iya.. xian xian mau minum
haus,.."

Hua Cheng langsung menaiki
tangga menuju lantai dua dia
sudah cukup hafal dengan rumah
megah itu yang sepi tidak ada
penghuni semua sibuk dengan
dunia masing masing.

Membuka lemari pendingin
mengambil sebotol air mineral
lalu ia duduk di meja makan
yang ada di ruang makan itu.

Seorang maid masuk dari arah
belakang menyapanya ramah
yang sudah mengenalnya.

"Nona axian.. kapan datang..?
Sendirian..??"

"Dari tadi maid.. xian xian sama
gege, kenapa baru keluar? Sudah
satu jam kami di luar..!!"

Wei Wuxian cemberut dia
kesal jika ingat sampai harus
memanjat supaya bisa masuk
kedalam.

"Bibi ketiduran nona, maafkan
bibi tidak tahu jika nona datang
berkunjung.."

"Ya sudah tidak apa apa, xian xian
mau keatas dulu, maid bisa buatkan
xian xian daging pedas sangat
pedas untuk makan siang??"

Wei Wuxian bangkit setelah berkata
dan langsung di iyakan pengasuh
itu dengan wajah cerah dia senang
membuat masakan untuk nona
kecil itu yang sangat suka daging.



Sementara di lantai atas Hua Cheng
masuk kedalam kamar tampa perlu
mengetuk pintu seperti biasa dia
langsung menerobos begitu saja
matanya melihat ranjang yang
masih di tempati sosok yang
terbungkus selimut tebal.

"Binggg puuuub...!!"

Menarik selimut dan menepuk
kasar badan sepupunya itu tampa
peduli si empunya yang kesakitan

"Cenggenng.. bangun.."

"Gege..aku masih mengantuk..
tidak mau bangun...pergi sana.."

Binghe mengubur kembali
tubuhnya kedalan selimut dia
masih sangat mengantuk matanya
sangat berat meski bahunya sakit
di pukuli sangat keras. Dan itu membuat Hua Cheng geram

"Binggg pubb.. !! jika kamu tidak
bangun, aku akan memangggang
bayi singa piaraanmu, ku jadikan
Babi guling lalu kuberikan pada macam piaraanku.."

Hua Cheng berteriak dan Binghe
tahu jika ucapan itu tidak pernah
main main apa yang di ucapkan
kakak sepupunya itu pasti akan
di lakukan.

Dia melotot horor tidak rela jika
bayi singa kesayangannya di
buat seperti babi guling..

"Iyyyaa... ya..aku bangun..!!"

Mendorong Binghe kedalam kamar
mandi dan menutup pintu dari
luar dia neranjak ke sofa lalu
menyalakan televisi untuk
menonton film kartun sambil
menunggu Binghe selesai mandi.

Tidak lama Wei Wuxian masuk
sambil membawa semangkuk es
Krim strawberry kesukaannya
cuaca lumayan cerah di luar yang
terlihat lewat kaca besar di jendela
kamar yang menghadap ke taman
di bawah sana.

"Mana Bingg pub..??"

Wei Wuxian melihat ranjang
kosong tidak ada orang sedangkan
Hua Cheng asiik melihat film
kartun spongebob di layar sambil
ikut cekikian karena lucu mungkin
sangat tidak sesuai dengan
pribadinya yang dingin dan kasar
jika marah namun bisa lumer
hanya pada sang adik sepupu yang imut dan juga film kesukaannya.

"Mandi..!!"

Tampa menoleh menjawab santai
dia fokus pada layar di mana
sang tokoh squidward sedang sial
dengan rumah nanas milik
Spongebob sguarepant entah
kenapa dia selalu tidak suka
dengan keberisikan kedua
mahkluk air terlebih jika sudah
berkumpul dengan patrick.

",Gege.. mau es krim..??"

Wei Wuxian duduk di samping
Hua Cheng menyodorkan mangkuk
besar es krim yang sangat
mengugah selera di siang hari..

"Hamm..bolehkah..?"

"Boleh.. makan saja.. ini banyak
tadi maid memberikan pada xian
xian.."

Tidak lama Binghe keluar dari
kamar mandi lalu berpakaian
dia berdiri depan kaca menyisir
rambut.

Wei Ying mengambil kue buatan
ibunya kemudian memasang
lilin dan menyalakan di bantu
Hua Cheng mendekat kearah
meja rias

"Happy birthday... Happy
birthday... Happy birthday..
bing buuup...yeeeee..."

Binghe melongo sesaat lalu
matanya menitikkan cairan
bening dia terharu kedua orang
di depannya tidak pernah sekalipun
melupakan hari jadinya,

Sangat tersentuh meski hanya
cake kecil namun sangat berarti
baginya di tambah pada dasarnya
dia anak yang sangat cengeng
di balik sikap arogannya hanya
pada orang orang terdekat dia
menunjukkannya.






Jauh dari rumah megah itu tepatnya
di sebuah rumah megah lainnya
yang berada di cloud recesses
sebuah komplek pribadi yang
sangat luas dengan pergunungan
asri sangat indah terdapat kolam
air dingin di belakangnya

Dan sosok tampan nan datar
sedang berendam di dalamnya
sendirian berdiam diri selaku
rutinitas kesehariannya jika dia
tidak berada di perpustakaan
pribadi milik keluarganya di
salah satu ruangan rumah
megah tersebut.

Membaca buku adalah kegemaran
yang sangat di sukainya selain
bermain gugin kuno yang ada
di ruang tidur pribadinya setiap malam.

Lan Wangji putra konglomerat
yang masuk kedalam lima naga, keluarga besar di negara itu
selain Hua, Lou, Wei, Lan dan Jun.

Lima konglomerat yang selalu
berada di urutan teratai dengan
selisih kekayaan sangat tipis
mampu berada di posisi teratas
tidak pernah tergeserkan sejak
dulu hingga sekarang.

Keluarga Hua adalah ayah dari
Hua cheng pemilik pabrik
otomotif terbesar di Asia.
Sedangkan keluarga Lou pemilik
Cuousin dan Bakrey ternama
dengan Lou Mart LTD, yang mendominasi negara negara tetangga.

Sedangkan keluarga Jun juga tak
kalah tajir pemilik pabrik black diamond yang merajai Asia timur
dan Asia tenggara, sedangkan
keluarga Wei merupakan
pemilik royal hotel and spa di
seluruh dunia yang berpusat di
china juga pemilik swalayan
terbesar dan terlengkap CSR, mart
yang tersebar di seluruh Asia.

Sedangkan keluarga besar Lan mendominasi segala bidang
termasuk rumah sakit dan sekolah termasuk institut atau perguruan tinggi.

Masih banyak lagi kerajaan
bisnis para naga itu namun yang
selalu di tampilkan di media
yang punya nama besar di dunia
sudah mendapat pengakuan
dari Bussines corporation.
berkat pencapaian yang sangat
signifikan setiap tahun.

Lan Wangji bocah tampa ekspresi
namun sangat tampan meski
berusia enam tahun baru duduk
di kelas satu sekolah dasar namun
sangat pintar walau tidak suka
bergaul dengan teman sebayanya.

Di sekolah berlabel Gusu Lan international School sebuah
yayasan milik keluarganya.

bersama sang kakak lan Huan
yang berumur sebelas tahun
sudah duduk di kelas satu sekolah
menengah pertama di tempat
yang sama namun berbeda
gedung masih dalam satu area
komplek itu yang luas di mulai
playgrup sekolah dasar, sekolah
menengah pertama, Atas dan
perguruan tinggi di sudut lainnya
bernama Gusu Lan Institut,
Hanya terpisah dinding tinggi di
balik tembok.

Tidak gampang masuk kesana
selain harus membayar sangat
mahal juga harus bisa minimal
dua bahasa asing untuk sekolah
dasar dan lima bahasa asing
untuk sekolah menengah atas.










Tbc.

Snow And SunshineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang