" Soojin kamu mau ke mana?? "
" Mau ke tempat minnie." Dia terus melangkah keluar tanpa menoleh
" Stop keluar rumah soojin mamah ga suka terutama jangan temui teman teman kamu." Dan itu membuat langkah soojin terhenti
" Ini hidup aku mah kalo mamah ga suka itu terserah mamah."
" Soojin ingat kamu masih punya keluarga kenapa kamu terus keluyuran seperti tidak punya rumah?? "
" Rumah?? Keluarga?? " Dia berbalik menatap mamahnya
" Apa arti rumah buat mamah?? Bekerja di luar hingga larut malam atau bekerja hingga tak kunjung pulang?? Apa rumah itu hanya tempat singgah buat mamah atau apa?? Mamah sama ayah bahkan jarang pulang kalian bahkan sibuk dengan pekerjaan hingga lupa buat pulang dan."
" Keluarga?? Apa arti keluarga buat mamah selama ini mamah tau apa tentang aku?? Mamah atau ayah bahkan ga pernah ada di saat terpenting aku mamah bahkan ga pernah ada di saat aku butuh siapa yang selalu ada di samping aku selama ini?? " Soojin melangkah mendekat dengan mata berkaca kaca dia menatap mamahnya untuk pertama kalinya dia selalu berusaha untuk menjadi anak yang baik selama ini dia bahkan selalu menuruti perkataan orang tua ya tanpa perhitungan
" Mereka sahabat aku yang selalu ada buat aku mereka yang selalu nyemangatin aku mereka yang selalu ada di saat aku senang maupun sedih dan mamah minta aku jauhin mereka wow... " Dia mengalihkan pandanganya hatinya terlalu sakit tapi dia masih mencoba untuk tegar
" Soojin ini demi kebaikan kamu."
" KEBAIKAN APA?? " Dia langsung menatap mamahnya tak suka untuk pertama kalinya soojin meninggikan suaranya
" Apa yang mamah sebut kebaikan?? Mereka kebahagiaan aku sesuatu yang selalu aku dambakan sesuatu yang selalu aku inginkan adalah kebahagiaan merasakan bagaimana rasanya di sayangi." Dia menetaskan air matanya walaupun tak sanggup dia terus berusaha menatap matanya
" Mamah sama ayah hanya memikirkan perasaan kalian sendiri kalian mana pernah mikirin perasaan aku?? Kalian bahkan gatau apa yang aku suka dan apa yang aku ga suka."
PLAK
Wajahnya berpaling setelah mendapatkan tamparan dia bahkan tak bergerak sedikitpun dan masih berdiam diri tamparan itu bukannya hanya menyakiti wajahnya namun juga dengan perasaannya
" So-soojin ma-maaf maaf mamah ga bermaksud nampar kamu soojin." Dia mencoba menggapai soojin namun dengan cepat tangannya di hempaskan dengan kuat
" Tampar aku lagi tampar kenapa cuman sekali tampar aku lagi mah itu kan yang mamah mau?? " Wajahnya sudah memerah karna amarahnya belum lagi air mata yang terus menetes membuat hatinya berdenyut mamahnya masih berusaha untuk menggapainya namun soojin melangkah mundur
" Soojin mamah ga bermaksud ngelakuin itu nak."
" Aku cuman nyari kebahagiaan aku apa susah?? Aku selalu berusaha nurutin semua kemauan kalian tapi apa yang aku dapat?? Kalian ninggalin aku sendiri dengan rumah segede ini tanpa teman aku sendirian... Aku kesepian... Hikss... Kalian ga pernah punya waktu buat aku."
" Apa aku ini alat yang bisa kalian suruh sesuka kalian lalu kalian tinggalkan setelah kalian dapat apa yang kalian mau?? "
" Soojin "
" Cukup mah cukup tolong jangan buat aku harus benci sama mamah cukup." Dia langsung berbalik dan berjalan masuk ke dalam tak perduli mamahnya memanggilnya
***********
" Yeon lu tau dia kenapa?? "
" Gua gatau pas masuk kelas dia udah begitu."
" Kalian ga buat masalah kan?? " Keduanya serempak menggeleng
" Ga kok ya kan yeon." Mereka bertiga langsung memusatkan perhatiannya ke soojin saat melihatnya melangkah pergi mereka bertiga saling pandang merasa ada sesuatu yang aneh
" Susul ayo susul." Saat mereka beranjak pergi mereka malah melihat soojin dan shuhua saling menatap mereka tak berani untuk mengganggu jadi mereka memilih untuk berdiam diri di balik pintu
" Kakak sakit?? " Tak ada sahutan
" Kakak laper?? " Masih tak ada sahutan shuhua berpikir keras namun otaknya tak bekerja dengan baik itu karna soojin tepat di hadapannya menatapnya dengan tatapan yang berbeda seperti sedih namun shuhua malah menemukan hal lain dia sedikit mendekatkan dirinya
" Pipi kakak lebam?? Merah juga apa terjadi sesuatu kak?? " Sontak perkataan shuhua membuat ketiga sahabatnya langsung menghampirinya
" Mana yang lebam?? "
" Siapa yang berani mukul lu jin??
" Apa sakit jin?? Perlu gua kompres?? " Soojin langsung menggelengkan kepalanya
" Aku mau makan temenin ya." Ketiganya serempak mengangguk mereka langsung mengapit soojin dan membawanya pergi
" Lah gua kok di tinggal?? Kirain di ajak." Namun shuhua kembali menatap kepergian mereka dengan perasaan heran
" Tatapannya beda?? Pipinya juga kayak abis di tampar kira kira kenapa ya?? "
" Apa sesuatu terjadi kak?? kenapa ngeliat kakak begitu malah buat aku sakit."
.
.
.
Tbc