10; You Are Mine

795 161 21
                                    

Suddenly; Become His Wife
; Ep 10---You Are Mine

--
--
--

Jika berkenan, kalian bisa STOP menjadi silent reader dan memberikan cerita ini VOTE dan KOMENTAR agar kita memiliki hubungan Simbiosis Mutualisme, yang dimana aku memberikan karyaku untuk kalian baca dan kalian balas memberikan VOTE dan KOMENTAR sebagai balasan apa yang telah aku berikan.

Terima kasih atas perhatiannya!

--zare

-
-
-

GEMURUH amarah masih bergumul dalam dada Kayesha, gadis Hayes yang kini telah berganti marga menjadi Sinclair (dengan terpaksa) itu masih enggan keluar dari kamarnya.

Tentu Marren yang sempat keluar untuk mengurusi beberapa urusan pekerjaan hanya bisa menghela napasnya, merasa gadis itu sangat sulit untuk dirayu. Bahkan saat telah sampai dirumah, Kayesha langsung membanting pintu kamar dan menguncinya.

"Gadis ini begitu sangat menantang"Monolog Marren, ia melihat arloji yang melingkar di tangan kirinya sebentar.

Waktu telah menunjukkan pukul delapan malam, tentu Marren sangat khawatir karena Kayesha belum memakan sesuatu sedari pulang kemari. Sementara disini juga ada Michelle yang sedang membuat makanan untuk malam.

Gadis Austin itu memutuskan untuk melambatkan waktu pulangnya hanya untuk memastikan kondisi Kayesha, artisnya sekaligus teman nya itu.

"Sudah aku ketuk, tidak ada jawaban. Ah, aku harus bagaimana?!"Kekhawatiran Marren jelas ketara meskipun tidak Michelle lihat karena gadis itu masih sibuk dengan peralatan dapurnya.

"Ia terlihat sangat marah--"

"Harusnya aku yang marah, bukan? Kayesha menemui mantan kekasihnya disaat ia sudah menikah denganku"

"Bukankah Kayesha mengatakan bahwa kalian memiliki perjanjian?"

Marren mendesah kasar, ia merasa gusar mendengar pertanyaan Michelle yang tidak ingin ia jawab. Marren kembali menghampiri pintu kamar Kayesha, kali ini ia bertekad untuk mendobrak masuk kedalam.

"Aku akan mendobrak pintu ini jika kau masih belum menjawab, Kayesha."Ancam Marren dengan serius, ia sudah berancang-ancang hendak mendobrak daun pintu kamar Kayesha yang berbahan kayu super mahal itu.

Namun belum sempat Marren hendak mendobrak pintu, pintu tersebut mulai terbuka dan menampilkan figur Kayesha berdiri diambang pintu dengan menatap tajam Marren yang berada didepannya.

Kayesha keluar karena Michelle baru saja mengirimkan pesan singkat padanya untuk segera keluar atau lelaki bermarga Sinclair itu akan berbuat diluar nalar.

Dan juga ia merasa lapar karena belum memakan apapun.

"Kaye--"

Kayesha melewati Marren begitu saja, mengacuhkan lelaki itu yang masih memanggil namanya dan bahkan sekarang turut mengikuti langkahnya yang sekarang berjalan mendekati Michelle.

"Kau belum pulang? Ah, bawalah aku pulang ke apartemen mu, Michelle. Disini sangat tidak nyaman"Kayesha membuka suaranya dan duduk, didepannya telah tersedia berbagai makanan yang telah manajer nya itu siapkan untuk makan malam.

"Kaye, aku sedang bicara padamu"

"Michelle, ayo makan. Mengapa kau malah diam begitu?"Kayesha tampak masih menganggap Marren tidak ada, bahkan gadis itu sangat acuh dengan segala perkataan yang Marren ucapkan.

Jelas Marren merasa tidak suka, ia tidak suka diacuhkan. Ia sudah merasa bersalah atas perkataannya pada Kayesha siang tadi, dan Marren berencana untuk meminta maaf pada sang istri.

Tapi sepertinya Kayesha memilih acuh. Hal itu membuat Marren menyesal, sangat menyesal.

"Aku benar-benar meminta maaf atas perkataanku, Kaye. Aku sangat meminta maaf padamu"Marren berlutut di samping Kayesha yang sekarang sedang menikmati makan bersama Michelle. Entah mengapa sekarang Michelle malah merasa iba pada Marren.

Lelaki itu terlihat sangat merasa menyesal dan bersalah. Tapi Kayesha ini memang bebal dan mengikuti gengsinya, gadis itu masih acuh.

"Kau banyak melanggar peraturan."Pada akhirnya Kayesha membuka suara, membuat Marren yang sempat terdiam beberapa saat mulai kembali melihat sang istri.

Marren menghela napasnya, lelaki itu mengambil tempat di hadapan Kayesha dan mencoba meraih kedua tangan kecil sang istri, mengacuhkan keberadaan Michelle yang sekarang lebih memilih untuk menghindar.

Michelle sadar diri, namun dwimaniknya melihat kearah Kayesha yang sekarang telah menatap Marren meskipun tanpa ekspresi.

"Batalkan saja perjanjian itu. Aku tidak ingin membagi apa yang aku miliki, dan kau adalah milikku, Kayesha."Ujar Marren dengan sungguh-sungguh, lelaki itu bisa melihat raut wajah Kayesha yang menegang dan mulai merah padam.

Kayesha tidak setuju, Marren tahu.

Kayesha berusaha melepaskan kedua tangannya dari genggaman Marren, namun itu tidak membuahkan hasil karena tenaganya berbanding terbalik dengan tenaga Marren.

"Marren, jangan kurang ajar--"

"Aku tidak kurang ajar. Aku melakukan hal ini karena aku adalah seorang suami, suami mu."Potong Marren, dan hal itu tentu saja membuat Kayesha menatap sang lelaki dengan tatapan tidak percaya.

Gadis itu terkekeh sarkas, kilatan amarah pada dwimaniknya begitu ketara terlihat dengan mata telanjang. Dengan sekali hentakan, Kayesha berhasil melepaskan kedua tangannya dari genggaman Marren.

"Kau sudah menyetujui janji itu, Marren. Kau tidak mau aku sebut bodoh dan dungu? Gunakan otakmu saat berkata-kata, tuan Sinclair."Bibir merah Kayesha dengan bebasnya berkata demikian yang ditujukan untuk Marren tanpa rasa takut, malah yang lebih takut adalah Michelle.

Michelle merasa was-was karena suasana disini begitu menjadi dingin dan tegang. Sepertinya ia harus segera pulang--

"Michelle, aku ikut ke apartemen mu malam ini."

"Aku akan melakukan apapun agar kau tidak lagi kembali pada lelaki itu, Kayesha."






Bruk!






Membulat kedua mata Michelle melihat Marren turun dari tempat duduknya hanya untuk berlutut dihadapan Kayesha. Jelas Kayesha pun sangat terkejut dengan Marren yang entah mengapa menjadi aneh seperti ini.

Jelas mengundang tanya dan juga merasa risih karena Marren tak kunjung beranjak dan tetap berlutut dihadapan sang istri.

"Aku akan melakukan apapun agar kau luluh padaku, Kaye. Agar kau mau melihatku dan melupakan lelaki itu."

Kayesha masih terdiam dan melihat Marren, gadis itu tersenyum tipis dan menggelengkan kepalanya kecil. Jelas sikap Marren yang seperti ini malah terlihat seperti merendahkan harga dirinya apalagi untuk Kayesha.











TBC?

Oke sengaja pendek chapter hari ini, hehe.

Gimana chapter ini menurut kalian??

-zare

Suddenly; Become His Wife || WinrinaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang