Bab 1

152 49 406
                                    

.
..
.
..
.
..
.
..
.
..
.
..
.
..
.
..

T

W

O

B

I

R

D

S

.
..
.
..
.
..
.
..

"Di Pengujung jalan, aku masih berdiam. Menunggu seseorang yang kukenal datang, namun semakin hari. Aku mulai mengerti, bahwa aku tidak dapat lagi menunggumu."

.
..
.
..
.
..
.
..
.

Pagi yang ramai di mansion keluarga Ailangga, banyak orang yang berlalu lalang mempersiapkan sarapan untuk tuan rumah. Harum masakan tercium dari arah dapur, beberapa pelayan mondar-mandir sambil membawa masakan yang sudah jadi. Menatanya sedemikian rupa diatas piring, sementara itu tuan rumah masih berada dikamar masing-masing.

Hingga tak berselang lama salah satu pintu kamar terbuka menampilkan sesosok perempuan dengan beberapa buku ditangan nya. Selena Queenza Airlgga, putri tunggal dari pasangan Airlangga itu menuruni tangga, Queenza panggilan dari orang tuanya dan Selena bagi mereka yang bukan keluarga nya.

Gadis berumur 19 tahun itu berkuliah di Universitas terkenal di Jakarta. Menempuh pendidikan program Manajemen bisnis, parasnya rupawan banyak orang yang kagum padanya. Bukan hanya kaya dan cantik tetapi Selena juga langganan Klub debat. Namun sayang, pribadinya yang agak dingin dan tidak tersentuh menjadikannya sosok yang disegani oleh beberapa orang.

Kecuali 2 sahabat nya Sunny Swastamita Utama dan Seiza Deepana Taranggana. Mereka berdua yang betah berteman dengan sosok Selena yang perfeksionis. Kembali lagi dengan Selena yang sekarang sudah duduk ditempatnya.

"Selamat pagi honey," sapa ibu Selena, Shinta.

"Pagi sayang," kata Tian ayah Selena sambil membelai lembut pucuk kepalanya.

"Pagi dad mom, " jawab Selena dengan senyum tipis dibibirnya.

Hanya itu obrolan pagi mereka, mengucapkan salam dan memulai sarapan dengan keheningan. Hingga suara sang Ayah terdengar.

"Bagaimana klub debatmu, apa ada event lagi?"

"Belum Dad, Miss Ana bilang untuk bulan ini event tidak ada. Beliau berkata akan lebih fokus pada event 2 bulan lagi. Debat nasional tahun ini."

"Hmm apakah Miss Ana akan memulai membentuk Tim dari sekarang." Celetuk Shinta.

"Iya, miss Ana bilang akan membentuk tim langsung agar keseimbangan dan kerjasama bisa lebih mudah".

" Pastikan kamu terpilih dalam tim, Daddy tidak menerima kegagalanmu apapun alasannya."

Selena hanya menganggukkan kepalanya, diam-diam dia menghela nafasnya lelah. Ada banyak tuntutan dalam keluarga nya, kesempurnaan adalah hal yang mutlak bagi keluarga Airlangga. Kegagalan sedikit saja sudah menjadi cela dan dianggap noda dalam keluarga ini.

TWO BIRDS ¶BTS|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang