Bab 11

7 1 17
                                    

.
..
.
..
.
..
.
..
.
..
.

T

W

O

B

I

R

D

S

.
..
.
..
.
..
.

Seiza tidak tau dimana dia sekarang, yang terlihat hanya hamparan ilalang disekitarnya. Perempuan itu mengarahkan pandangannya ke penjuru tempat, mencoba berjalan perlahan untuk bisa keluar dari kumpulan ilalang itu.

Lama Seiza berjalan, tak kunjung ada jalan keluar, perempuan itu dilanda kebingungan dan gelisah. Hatinya tak tenang, hingga suara gemuruh terdengar. Tiba-tiba awan hitam muncul di langit yang awalnya cerah.

Terlihat akan hujan datang, di sela-sela Seiza yang masih mencari jalan keluar. Dia mendengar langkah kaki lain, yang tak jauh dari tempatnya.

Perempuan itu berhenti sejenak, menajam kan indra pendengaran nya. Menoleh ke penjuru arah, hingga tiba-tiba dari belakang ada sesuatu yang melintas melewati dirinya.

Terkejut, Seiza terjatuh sambil memejamkan mata. Dengan nafas yang tertahan, dan suara detak jantung yang berirama cepat. Perempuan itu merasa takut, untuk membuka mata. Hingga suara asing menyapa dirinya.

"Peony sedang apa kau disini?"

Seiza membuka perlahan matanya, dihadapan nya ada perempuan. Baju yang dipakainya sangat aneh, semacam gaun di abad pertengahan Eropa. Dan siapa Peony, Seiza menoleh ke kanan dan kiri. Mencoba menerka siapa yang diajak bicara oleh seseorang dihadapan nya ini. Dan seketika netranya melihat seseorang didekatnya, seorang perempuan juga dengan pakaian yang hampir serupa. Yang membedakan hanya corak dan warna nya saja.

"Peony, kau mendengarkan ku bukan. Mari, kita harus segera pergi menemui Lily di perbatasan."

Seiza terdiam memperhatikan, dan baru menyadari bahwa keberadaan nya seakan tidak terlihat oleh kedua orang didepannya. Tubuhnya bergerak mengikuti kedua perempuan yang saling bergandengan itu. Kejadian ini serasa familiar di ingatan nya, seakan dia tahu apa yang akan terjadi selanjutnya.

"Tunggu Aster, jika Joseph tau kita ke perbatasan. Hukuman cambuk akan datang pada kita. Kupikir kita bisa menjemput Lily dan pulang kerumah."

Mulut Seiza ingin berbicara, namun tidak ada sepatah kata yang keluar darinya. Seseorang yang Seiza yakini sebagai Peony dan Aster itu, terlihat berdebat. Wajah Aster terlihat marah, tak senang dengan perkataan Peony.

"Peony, kita tak bisa menunggu lebih lama. Hanya tinggal sedikit lagi, dan kita bertiga akan bebas dari Joseph. Apa kau akan menyia-nyiakan kesempatan ini. Meninggalkan Lily diperbatasan? "

"Tidak Aster, aku juga ingin bebas. Aku juga sudah lelah dengan semua ini, namun.... Maafkan aku.... "

Suara tembakan terdengar sebelum Peony menyelesaikan perkataannya. Di depan sana, sosok perempuan terlihat. Dengan pakaian yang sudah ternoda dengan darah. Wajah yang babak belur dengan luka di beberapa bagian. Membuatnya tak mampu berkata-kata, sekaligus terkejut dengan pemandangan di hadapannya.

TWO BIRDS ¶BTS|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang