Bab 10

17 3 41
                                    


..
.
..
.
..
.
..
.
..
.

T

W

O

B

I

R

D

S

.
..
.
..
.
..
.
..
.
..

Disinilah mereka bertiga, di sebuah gedung terbengkalai. Akibat kebakaran 6 tahun lalu, dan tempat kejadian perkara yang melibatkan VICTORIA 4 tahun lalu membuat gedung ini ditutup untuk umum. Dulu gedung ini di pakai sebagai kantor penerbitan koran. Kebakaran yang menghanguskan hampir 70 persen struktur bangunan membuat kantor itu pindah ke tempat lain.

Terlihat beberapa dinding menghitam akibat kebakaran, lumut pun juga memenuhi beberapa dinding bercat putih pudar itu. 3Flowers masuk ke bangunan diam-diam, mobil mereka parkirkan tidak jauh dari gedung. Ditangan Seiza sudah ada kamera yang dia bawa, guna memotret semua hal yang mereka temukan disana.

Sunny mengedarkan pandangannya kepenjuru bangunan. Perempuan itu memasuki sebuah ruangan yang terdapat beberapa komputer tidak layak pakai. Dipojok ruangan ada sebuah tong berisi kayu, sepertinya ada yang memasuki gedung untuk berteduh. Asap kecil masih tersisa di tong itu, Sunny melihat sekitar lagi.

Ngomong-ngomong mereka berpencar, gedung ini memiliki 4 lantai. Seiza ada di lantai dasar, Sunny ada di lantai 2 dan Selena berada di atas gedung. Entah apa yang tengah dipikirkannya, Selena langsung menuju atap gedung. Pemandangan yang dilihatnya hanya rumput liar yang sudah meninggi, pada bagian depan dan belakang sama saja. Tertutup rumput tebal, dan sampah berserakan.

"Sebenarnya apa yang dilakukan oleh VICTORIA di gedung ini. Apa hanya tempat berkumpul, atau ada hal lain?" gumam Selena, mencoba untuk berpikir kira-kira apa motif dari kejadian 4 tahun lalu.

Berita itu awalnya memang menjadi sasaran wartawan dan banyak orang yang penasaran juga. Akan tetapi belum seminggu sejak berita itu muncul, tiba-tiba semua orang berhenti membicarakan nya. Seakan ada orang yang membungkam wartawan dan media untuk tidak mengungkapkan nya kepermukaan.

Ponsel Selena berdering, menampilkan nomor yang sudah dia hapal siapa. Alex, laki-laki yang dibencinya, jangan tanya mengapa Selena tidak menyimpan nomor Alex. Perempuan itu enggan untuk sekedar menyimpan nomor orang yang bermusuhan dengannya. Awalnya Selena tidak ingin mengangkat nya, namun ponselnya terus berdering menampilan nomor itu.

"Apa?" tanya ketus Selena.

Laki-laki diseberang sana terkekeh pelan mendengar suara Selena yang ketus terhadapnya.

"Untuk apa lo kesana Alena, lo gak guna ke gedung itu. Walau menjadi tempat perkara, namun di sana gak ada apa-apa." kata Alex dengan nada meremehkan.

Selena berdecak kesal, bagaimana bisa laki-laki bajingan itu tau.

"Lo mata-matain gue sama yang lain ya Alex?"

"Ya kebetulan aja gue tau, btw rumah gue lewatin gedung tua itu. Gue lihat mobil lo sama Seiza, jadi bisa gue simpulin kalau lo ada di gedung tua. Lagi pula kenapa lo begitu kekehnya buat tau apa yang sebenarnya terjadi 4 tahun lalu Alena?"

TWO BIRDS ¶BTS|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang