Bab 6

30 11 78
                                    

.
..
.
..
.
..
.
..
.
..
.
..
.
..

T

W

O

B

I

R

D

S

.
..
.
..
.
..
.
..
.
..







Seiza?

Justin langsung keruangan VICTORIA setelah menerima pesan dari Lucas. Selama perjalanannya ke sana, banyak orang yang menyapanya. Ya maklum saja Justin termasuk kumpulan orang-orang yang terkenal dan penting di kampus. Sebenarnya bukan hanya itu, jabatannya sebagai ketua debat dan karakter nya yang sosial butterfly membuat Justin banyak dikenali.

Jadi tidak heran jika banyak orang yang menyapanya, Justin mempercepat langkahnya. Dia harus segera ke ruangan sebelum Lucas menyindir atas keterlambatannya. Di depan pintu masuk Justin melihat Dipta dan Juna.

"Kak Dip,Juna juga hai." sapa Justin dengan senyumnya.

"Oh Justin, bagaimana kabarmu? " tanya Dipta sambil merangkul Justin.

"Baik kak Dipta, oh iya aku dengar kakak akan menjadi juri dalam perlombaan dance yang diselenggarakan di Bandung nanti ya."

Dipta tersenyum menanggapi pertanyaan itu, seketika laki-laki dengan hodie kuningnya menganggukkan kepala. Sementara Juna hanya bisa tersenyum menyimak perbincangan kedua temannya.

"Kalau Juna, sekarang sedang sibuk apa? " tanya Justin lagi pada Juna yang hanya terdiam di sampingnya.

VICTORIA.

Jika berbicara mengenai perkumpulan orang-orang populer ini, banyak hal yang bisa dibahas. Beranggotakan tujuh orang yang memiliki peran penting untuk memajukan nama kampus. Beberapa hari ini mereka memang jarang berkumpul dan hanya sempat menanyakan kabar lewat ponsel.

Mereka termasuk dalam orang-orang yang sibuk kesana kemari, bahkan untuk masuk kelas saja bisa dihitung jari. Jangan tanya bagaimana mereka bisa melakukan hal tersebut, tentu saja karena keaktifan mereka dalam organisasi dan kepintaran yang memang tidak bisa dianggap remeh.

"Aku hmm masih seperti biasa, tidak ada yang istimewa, ayah baru-baru ini sedang menekuni bidang panahan. Jadi aku mengajarinya beberapa hal, beliau bilang ingin menggunakan waktu luangnya sebaik mungkin." jelas Juna pada Justin yang mengangguk kepalanya mengerti.

Mungkin bagi beberapa orang akan aneh dengan percakapan ketiganya, walau sudah berteman cukup lama. Bahasa yang digunakan Justin pada Dipta dan Juna sangat sopan. Terlepas Dipta kakak kelasnya dan Juna dari keluarga yang sangat menjunjung nilai kesopanan bahasa. Justin menggunakan aku kamu pada kedua orang itu, sementara pada sisa anggota lainnya menggunakan lo gue.

Jadi jangan heran jika Justin akan berbicara begitu sopan pada keduanya. Lalu apakah Justin tidak berbicara sopan pada kakak kelas lainnya, tentu sopan hanya saja yang lainnya meminta Justin untuk menggunakan bahasa santai pada yang lain. Tentu juga disetujui oleh Justin, tanpa basa-basi lagi mereka bertiga masuk keruangan itu.

TWO BIRDS ¶BTS|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang