"Kenapa bos?"
Marvin menoleh, tepukan bahu dari Tio menyadarkannya dari lamunan.
Hari ini, Marvin sedikit berbeda. Ia lebih banyak diam dan melamun, membuat heran para anggota blackmoon.
"Kalau ada masalah, lo bisa cerita. Gue kan temen lo juga, bukan cuma Zayden," ucap Tio lagi dan mendapat sorotan tajam dari sang ketua blackmoon.
"Gue gak ada masalah," jawab Marvin, lalu menghempaskan punggung tegapnya bersandar pada sofa. Di pikirannya saat ini adalah Jasmine.
Setelah kejadian di pantai dua hari lalu, Marvin menghindari Jasmine. Tidak bermaksud untuk membuat gadis itu uring - uringan, hanya saja Marvin butuh waktu untuk menata perasaannya lagi.
"Bos, bos. Di depan ada bu bos," lapor salah satu anggota blackmoon, sontak saja Marvin dan Tio saling memandang.
"Siapa?" Tanya Tio mewakili Marvin yang sudah duduk tegap.
"Itu bu bos yang matanya biru, gila cantik banget pacar lo bos! Gue baru liat langsung!" Heboh beberapa anggota yang lain.
Marvin atau Zayden memang tidak pernah mengajak Jasmine ke markas blackmoon, inilah yang mereka tidak mau; para buaya darat akan heboh dan kegirangan.
"Gimana bos?" Tanya Tio, Marvin terlihat ingin menolak namun ragu.
"Marvin?"
Belum sempat mengeluarkan perintahnya, suara lembut Jasmine membungkan semua mulut yang menganga di ruangan ini, termasuk Marvin sendiri.
Marvin diam, ia memejamkan mata. Entah mengapa ucapan Jasmine ketika di pantai selalu terdengar di telinga, sangat mengganggu perasaannya.
"Ma—" panggil Jasmine lagi, kini gadis itu bahkan sudah memegang tangan Marvin.
"Ngapain?" Tanya Marvin dengan suara rendah, tanpa bergerak sedikit pun meski Jasmine menarik - narik tangannya.
"Marvin bangun dulu!"
"Lepas!"
Marvin tidak sengaja sedikit meninggikan suaranya, hingga Jasmine takut dan melepaskan tangannya. Gadis bermata biru itu pun mundur satu langkah menjauh, lalu menoleh ke kanan dan ke kiri.
"Hmm kak Tio, abang Zayden ada?" Tanya Jasmine hati - hati, ia melirik Marvin yang masih menatapnya penuh.
"Hah? Oh eh itu, abang lo gak ada. Dia tadi ada kelas tambahan, mungkin nanti abis itu ke sini," jawab Tio gugup, merasa tidak enak pada Marvin.
Mendengar itu, Jasmine gelisah. Kelihatan sekali.
"Bu bos, kenapa?" Tanya anggota blackmoon lain, mereka dari tadi menyaksikan dari tempat duduk masing - masing.
Jasmine menanggapinya dengan gelengan, melirik Marvin sebentar, sebelum akhirnya melangkah mundur lagi.
Tak tahan lagi, Marvin pun berdiri dan memeluk gadis yang selalu ada di pikirannya.
"Abang belum selesai kuliah, ada apa?" Tanya Marvin lembut dan berbisik.
"Aku naik taksi online minta di anter ke tempat les, tapi malah dibawa muter - muter. Aku takut banget, jadi aku alesan aja maksa mau turun terus lari masuk sini," ujar Jasmine sambil memeluk erat Marvin. Ia takut.
"Taksi online? Mobil item itu bu bos??" Tanya anggota blackmoon yang serentak berdiri mendengar ucapan Jasmine.
Jasmine mengamgguk, melonggarkan pelukannya pada Marvin dan menunjuk keluar.
"Dia masih nungguin di sana," adunya, lalu kembali mencari perlindungan dari Marvin. Pelukannya mengerat.
Kebetulan sekali, hari ini tidak ada pengawal yang mengawalnya seperti biasa. Jay sakit dan Roy sedang di tugaskan oleh keluarga Alexandrea menemani Reiga bertemu klien.
KAMU SEDANG MEMBACA
LOVE LANGUAGE
Teen Fiction[ SEASON II ] Setelah semua sakit, bukankah seharusnya terbit senyuman; seperti pelangi yang hadir sehabis hujan turun? Namun, hidup mu dalam kehidupan ini tidak berjalan dan tidak berhenti hanya karena kamu menginginkannya. Tuhan adalah pengendali...