Chapter 5

397 77 47
                                    

Holaaa.

Sepertinya aku ga bisa update tiap hari lagi. Soalnya aku udah mulai sekolah, hiks. Aku harus siapin diri buat MPLS. Oh tidak, jiwa introvert ku meronta-ronta....

Oke, jangan lupa BERKOMENTAR sepuasnyaaa💗

>2000 kata.

***

"Huh, kau ingin berguru padaku?"

Air teh yang ada di mulut Zev hampir keluar. Pria itu menatap temannya yang kini duduk di depannya. Pagi-pagi sekali, Ethan mendatangi kediamannya dan melakukan freetalk yang membuat Zev merinding. Untuk pertama kali orang seperti Ethan berbicara panjang selama konsultasi-nya.

Ethan masih dengan wajah datarnya, meminum teh yang disajikan pelayan. "Erika khawatir aku tidak bisa dekat dengan anakku."

"Tapi kau dekat dengan Aylin, masa kau tidak bisa dekat dengan Arion? Mereka kan, kembar!" seru Zev, masih tak percaya.

"Masalahnya, dia mengikuti jejak ku."

Mendengar itu, Zev tertawa terpingkal-pingkal. "Siapa suruh kau memasang wajah datar saat berhadapan dengan anakmu, hah?! Dari kecil Arion sudah melihat wajah datarmu, sudah pasti dia mengikutimu. Anak kecil biasanya belajar dari apa yang ia lihat dan dengar, tahu!"

Ethan berdecak kesal. Ia mengambil cookies di meja dan melemparnya tepat ke wajah Zev. "Cepat katakan, apa yang harus aku lakukan?"

"Yang harus kau lakukan?" Zev mengusap dagunya berpikir. "Hm... Mudah saja. Coba kau menggendongnya, mengajaknya bermain, mengusap rambutnya, atau melempar candaan padanya?"

Ethan mendongak ke atas, menerawang membayangkan dirinya melakukan apa yang dikatakan Zev. Pria itu merasakan bulu kuduk nya berdiri saat membayangkan dirinya dengan wajah tersenyum.

"Aku tahu apa yang kau pikirkan, ck." Zev menghela napas melihat reaksi Ethan. Sepertinya ini akan sulit.

"Kalau begitu, bawa anakmu besok ke sini. Biarkan dia bermain dengan Elion. Kau tahu, aku selalu melihatnya bersikap seperti anak pada umumnya saat berkumpul dengan Elion, Aylin dan Davian. Sama seperti kau yang leluasa berekspresi saat bersamaku dan Luxie."

Ethan menghela napasnya. Ia juga menyetujui ucapan Zev. "Jadi, besok, kan?"

"Benar. Karena besok Aylin ada jadwal les dansa lalu dilanjutkan dengan belajar sastra, sedangkan Davian ada kursus berpedang, jadi hanya Elion yang memiliki waktu senggang."

"Kau bahkan tahu jadwal anakku daripada aku," ujar Ethan mencibir.

"Memangnya kau yang acuh pada anakmu sendiri?" Zev tertawa kecil. "Meski aku sudah punya anak, aku tidak akan melupakan keponakanku. Kau tahu sebelum aku menikah, mereka sangat dekat padaku, kan?"

Ethan mengangguk. Bahkan dulu, dirinya dan Erika jadi sering mengunjungi kediaman Kendrix karena Aylin dan Arion yang meminta bertemu dengan Zev.

"Ethan, jangan buat anakmu merasakan apa yang kau rasakan dulu."

Deg.

"Beri semua kasih sayang pada anakmu. Kita sudah merasakannya, kan? Bagaimana rasanya tidak mendapatkan kasih sayang seorang ayah..." Zev menyipitkan matanya sembari tersenyum tipis. "Beri semua yang kau punya, selagi kau masih hidup. Buat mereka bahagia dengan caramu, jangan menuntutnya yang membuatnya tertekan."

Ethan mengerjap pelan. Pria itu menunduk, senyum tipis terukir di wajah tampannya. "Kau selalu membuat orang-orang di sekitarmu merasa nyaman, ya."

"Haha, benarkah? Karena aku adalah tokoh utama!"

I'm Not a HeroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang