Chapter 10

261 49 21
                                    

>2000 kata.

***

Elion nekat ingin belajar sihir meski hari sudah malam. Envy tidak tahu itu semangat yang harus diapresiasi, atau semangat yang harus dihujat. Gara-gara Elion, waktu tidurnya malam ini jadi sedikit berkurang.

"Awas saja kalau aku mengajarimu, tapi apa yang aku ajari tidak masuk ke otakmu. Aku akan mencincang tubuhmu menjadi sepuluh bagian!"

Bukannya takut, Elion malah menyengir tanpa dosa. "Iya-iya, sekarang cepat jelaskan!"

Envy menghela napasnya. Ia duduk bersila di atas kasur Arion. "Mana sihir bisa kau rasakan dengan masuk ke zona sihir."

"Zona sihir?" Elion pura-pura tidak mengerti. "Apa itu?"

"Zona sihir adalah ruang tanpa batas dimana kau bisa merasakan aliran energi yang luar biasa. Tapi itu tergantung mana sihir penggunanya. Jika mana sihir orang itu dikit, maka jangkauan zona sihir yang dimilikinya juga kecil atau sedikit."

"Jadi, aku harus masuk ke zona sihir untuk mengetahui jangkauan sihirku?"

Envy mengangguk sebagai jawaban. Elion mengerti, pemuda itu langsung memejamkan matanya dan menajamkan semua indera nya saat mendengar instruksi dari Envy.

"Apa yang kau lihat?"

Elion bisa mendengar suara Envy meski saat ini ia sudah berada di zona sihirnya. Zona sihirnya ada di ruang tanpa batas.

Elion tersenyum sembari melirik sekelilingnya yang terdapat banyak galaksi serta nebula. Aku kembali ke sini.

Elion pernah pergi ke zona sihirnya saat berumur empat tahun. Awalnya, Elion mengira zona sihirnya itu sama dengan zona sihir ayahnya yang ada di angkasa. Namun, setelah ditelusuri bertahun-tahun, Elion tahu bahwa zona sihirnya lebih besar dari ayahnya.

Luar angkasa lebih besar dari angkasa itu sendiri. Di luar angkasa, Elion bisa melihat semua yang ada di alam semesta. Galaksi, nebula, serta rasi bintang. Pemandangan itu benar-benar indah sampai Elion tidak ingin kembali ke kenyataan.

"Huh? Elion? Apa kau mendengarku?"

Elion menjawab, "Ya."

"Berapa zona sihirmu?"

Elion menyeringai tipis. Ia tidak mungkin mengatakan yang sebenarnya. Pemuda itu melayang dengan tubuh telentang. "Zona sihirku sangat kecil."

"Kau bohong, ya?"

Elion terkekeh pelan. "Yah, ketahuan, deh."

"Jadi, berapa zona sihirmu?" Envy terus mendesak Elion. Di dunia nyata, Envy benar-benar penasaran kenapa Elion bisa langsung fokus. Biasanya para mage di percobaan pertama dan kedua akan gagal masuk ke zona sihir. Namun, Elion langsung bisa masuk ke zona sihirnya sendiri di percobaan pertama.

"Zona sihirku..." Elion melirik rasi bintang sirius. "... yah, hanya seluas bangunan tingkat tiga."

Elion lebih memilih menyembunyikannya. Toh, kalau dia mengatakan yang sebenarnya, tidak akan ada yang percaya.

"... Lumayan. Sekarang, pikirkan elemen yang ada di sekitarmu."

Elion memutar tubuhnya dengan pelan. Ia bisa merasakan angin sejuk menerpa wakahnya. "Udara dan..."

Elion menghentikan aksinya saat melihat bulan dari jarak yang cukup jauh. Namun, bulan itu terlihat lebih besar dari sini daripada dilihat dari bumi. "... Cahaya."

Envy melihat dua elemen yang melayang di depan wajah Elion yang matanya masih terpejam. Envy menghela napasnya pelan. "Kau punya dua elemen, ya. Udara dan cahaya. Bagus. Sekarang kau bisa kembali dari alam bawah sadarmu."

I'm Not a HeroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang