Malam hari di perjalanan pulang Hendra setelah ia usai bekerja di Senandung Cafe.
Jam sudah menunjukkan pukul sebelas lewat dua puluh enam menit. Tapi suasana di Kota gunung agung masih terlihat ramai seperti biasa nya, hingga Hendra memasuki komplek Mekar Sari yang nampak begitu hening nan damai.
Rumah para warga pun terlihat begitu tenang, tiada terlihat satu pun aktivitas di sana kecuali pos kamling yang di isi dengan beberapa bapak-bapak yang jaga malam.
Hendra melambat kan motor nya ketika memasuki komplek tersebut. menjaga etika agar para warga tak kebisingan dengan suara motor Hendra, tepat ketika ia melewati pos tersebut dengan lambat. Ada satu orang warga yang memanggil nya dari pos tersebut, membuat nya berhenti serta menoleh ke belakang.
Terlihat di sana ada pak Joko yang melambaikan tangan nya ke Hendra, isyarat untuk menghampiri beliau. Hendra memundur kan motor nya perlahan mendekati pos kamling tersebut, dan di sana tak hanya pak Joko, namun juga ada seorang laki-laki dengan pakaian satpam bewarna hitam putih dengan postur tubuh perut buncit dan kumis tebal yang ada di bagian atas bibir satpam tersebut di dada kiri nya terdapat bordiran nama dengan nama Dodi, satpam komplek Mekar Sari.
Ini mejadi kali kedua Hendra bertemu dengan pak Dodi di pos kamling, setelah malam sebelum nya Hendra tanpa sengaja bertemu dengan pak dodi di pos kamling yang tengah sibuk memperbaiki antena TV yang berada di pos itu.
"Kenapa pak?" Tanya Hendra waktu melihat pak Dodi yang tengah sibuk dengan antena TV yang ada di sana, pak Dodi menoleh.
"Ini chenel TV nya rusak, padahal malam ini live final bola." Ucap beliau dengan suara khas Batak yang lantang, Hendra pun turun dari motor nya dan menghampiri pak Dodi.
"Sini pak saya coba." Kabel antena TV kini di kuasai oleh Hendra, dengan keterampilan nya satu persatu kabel ia preteli dengan hati-hati, hingga TV tersebut mengeluarkan suara karakter dari pertandingan sepak bola.
"Gol kedua pun di cetak oleh Fahri!!! Dari tim Journalfe!!" Suara riuh para penonton ketika salah satu tim bola berhasil mencetak gol.
"Alhamdulillah, udah baik nih pak." Pupil mata pak Dodi membesar seraya menatap Hendra dengan ekspresi terkejut.
"Keren kau nak, selama hidup bapak, bapak belum pernah kuat pemuda yang bisa perbaiki TV macam kau ini." Hendra tertawa garing, entah apa yang lucu dari dialog mereka.
"Bapak bisa aja..."
"Siapa nama kau, bapak jadi penasaran?"
"Hendra Al-Azhar pak, kebetulan warga baru di sini." Tawa pak Dodi terdengar keras layak nya bapak-bapak ketika Hendra mengatakan nama nya.
"Nama saya lucu ya pak?" Hendra menyelidik dengan tersenyum garing nampak di kedua bibir nya, pak Dodi membantah dengan senyum.
"Nama kau itu mirip dengan nama sahabat bapak waktu SD dulu, dulu kami selalu bersama mau kemana pun pasti bersama, sampai..." Sejenak tak ada kata yang keluar dari mulut pak Dodi.
"Sampai... Dia meninggal karna kecelakaan, waktu itu hujan lagi lebat, tapi dia paksakan buat naik motor buat jemput adik nya lagi sekolah madrasah." Nampak di kedua mata pak Dodi berkaca-kaca enggan untuk di keluarkan, pak Dodi mengusap kedua mata nya.
"Tapi ya... Nama nya hidup, setiap pertemuan pasti ada yang nama nya bahtera perpisahan." Hendra mengangguk fokus mendengar kan, tak ingin banyak tanyaan.
"Alamak, bapak lupa mau ngenalin nama. " Pak Dodi menarik tipis bordiran nama yang ada di baju nya.
"Kenalin, nama bapak, Dodi. Punya satu anak perempuan, istri bapak meinggal waktu ngelahirin anak pertama kami, tapi sekarang alhamdulillah anak bapak sudah mandiri dan punya usaha sendiri." Dengan begitu antusias, pak Dodi bercerita tentang keluarga kecil nya. Lika-liku kehidupan yang di jalani dengan tenang Hendra mendengar kan, cerita yang di seduh kan oleh pak Dodi dan melupakan final bola antara Journal FC dan magasar FC. Setelah pembicaraan mereka selesai, Hendra pamit undur diri dan Pak Dodi mulai berjaga malam. Hari itu, pak Dodi merasa seperti terlahir kembali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tanah Anak Rantau
RomanceHutang besar yang menimpa keluarga Hendra al azhar mengharuskannya untuk merantau menuju kota cakawala dan berkerja disana. Karna sifat nya yang suka membantu membuat nya disukai banyak orang,hingga sifat baik itu membuat satu persatu wanita mulai...