Suasana malam di perkampungan memang sangat menenang kan dan indah, keadaan sawah di penuhi dengan suara jangkrik yang sering berbicara satu sama lain.
Langit malam yang dipenuhi dengan ribuan bintang di angkasa terlihat sangat indah memanjakan mata jauh berbeda dengan suasana Langit Kota yang diterapi dengan gedung-gedung pencakar langit, tak banyak bintang timbul di langit kotak karena sinar cahaya kota dan asap kendaraan mobil yang menutupi keindahan tersebut.
Setelah kunjungan bos juned, Hendra dan ibunya lebih memilih untuk Langsung istirahat Setelah semua hal yang mereka hadapi hari ini kembali ke bilik kamar masing-masing mengistirahatkan pikiran mereka yang begitu lelah
Hari sudah larut malam Tapi Hendra terlihat tidak bisa tidur, Ia Hanya duduk di ujung tempat tidurnya dengan hati yang masih gelisah akan sesuatu.
Suara pintu kamar Hendra diketuk, ada suara lembut yang memanggil dari balik pintu kamar Hendra. Suara dari orang yang sangat berharga di hidup hendra.
"Hendra ini ibu, kamu masih bangun?" Tanya ibu.
"Masih bu... " Balas hendra.
"Ibu masuk yah... " Tanpa menunggu jawaban dari hendra ibu langsung membuka pintu kamar hendra yang tidak di kunci, lalu masuk ke dalam kamar nya.
Melihat ibu yang menghampiri nya, senyum manis pun hendra lontarkan kepada sang ibu dengan harapan ia tidak dapat mengetahui kegelisahan hati hendra.
Namun hendra malah meragukan insting seorang ibu, hendra dengan tersenyum masam itu belum dapat membohongi ketajaman insting ibu.
Jari-jari lembut ibu memegang pipi kanan hendra"Kamu kenapa nak, kok kamu gelisah gitu?"
Skatmat. tidak ada guna nya hendra berbohong kepada sang ibu, jadi jujur adalah pilihan satu-satunya yang dapat hendra ambil.
"Hendra bingung bu." Tutur hendra.
"Bingung kenapa...?" Ibu yang duduk di samping hendra mulai menyandarkan kepala nya ke pundak kukuh hendra, pandangan hendra hanya menatap kebawah.
"Nanti kalau hendra merantau ke kota ibu nanti di sini gimana" Cemas hendra mengkhawatirkan keadaan sang ibu jika ia tinggal merantau ke kota.
Ibu tersenyum, memeluk lengan hendra
"Tadi ibu juga sempat cemas loh hen, makanya ibu ngga bisa tidur gara-gara mikirin kamu" Ibu melepas pelukan nya kemudian beralih menatap hendra."Terus waktu ibu mau tidur, bapak dateng dari khayalan ibu dan bilang gini sama ibu... Hendra sudah besar kok bu, jadi ibu ngga perlu takut. Kita percayakan aja nasib keluarga kita sama hendra"mata itu mulai terisi dengan air mata,tanpa izin keluar begitu saja membasahi pipi sang malaikat tak bersayap itu.
"Ibu sempat cemas nanti kamu gimana di sana,makan apa,tinggal di mana,gimana kabar kamu,ibu khawatir,khwatir banget" Dengan naluri cinta,ibu mendekap anak semata wayang yang sangat ia cintai itu.
"Tapi sekarang,ibu yakin,kalo kamu bisa menyelesaikan masalah kita,maka dari itu" Isakan tangis nya terdengar lebih jelas.
"Kamu nggak usah khawatir sama ibu, ibu bisa jaga diri kok, yang penting kamu sehat sehat aja disana, jaga diri baik-baik, kerja yang bener, sama jangan lupa sholat yah"
Hendra ikut membalas delapan sang ibu,berbagi kehangatan di tengah malam yang kini turun hujan.
"Iya bu, Hendra pasti jaga diri, makasih banyak bu, udah meyakinkan hendra" Tutur hendra.
"Iya Hen."
☕
Pagi hari pun tiba,matahari timbul seperti biasa di arah timur, dengan cahaya redup malu mengeluarkan sinar nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tanah Anak Rantau
RomanceHutang besar yang menimpa keluarga Hendra al azhar mengharuskannya untuk merantau menuju kota cakawala dan berkerja disana. Karna sifat nya yang suka membantu membuat nya disukai banyak orang,hingga sifat baik itu membuat satu persatu wanita mulai...