03.00 [RETAKNYA ASA]

144 27 45
                                    

Jangan lupa follow akun ya! Ditunggu votmennya Momol!

03.- Amarah Dhamar.

"Rumah yang kuharapkan sebagai tempat pulang ternyaman, ternyata hanya sekedar tempat berteduh dari hujan."
-Zaula Zevanya Andela-

დ .•*""*• 𝑎 𝑛𝑜𝑣𝑒𝑙 𝑏𝑦 𝑎𝑏𝑦𝑦𝑙𝑎𝑡𝑡𝑒 •*""*•.დ

★ ★ ★

Bel pergantian jam berbunyi. Para murid kembali dan duduk di kursi lalu mulai bergosip. Mereka tahu Bu Patma tidak akan datang karena kesibukan mendadak, digantikan oleh ketua kelas yang akan membagikan hasil ulangan mereka tadi.

"ASSALAMU'ALAIKUM, ORANG GANTENG DATANG!" Ketua kelas masuk ke dalam dengan setumpuk kertas di tangannya.

"Berisik, monyet." Lemparan kulit kacang mengenai wajah ketua kelas yang hanya dibalas oleh cengiran tak berdosa. Setelah menertibkan teman-temannya, ketua kelas mulai membagikan lembaran ulangan mereka.

"La! Ini punya lo," panggil ketua kelas, Zaula berdiri dan melangkah ke depan untuk mengambil hasil ulangannya.

Zaula kembali ke kursinya. Lalu membalikkan kertas tersebut dengan tangan gemetar.

Deg..

Zaula buru-buru meletakkan kertasnya ke dalam tas. Gadis tersebut di landa panik. Kaki dan tangannya mengeluarkan keringat dingin. Begitu pula dengan kuku tangan yang mulai ia gigiti hingga mengeluarkan darah.

Itu semua direkam oleh penglihatan Sagara yang duduk di sebelahnya. Sagara sempat melihat nilai Zaula adalah sembilan puluh tujuh. Bukankah itu nilai yang tinggi? Kenapa Zaula terlihat ketakutan setelah melihat nilainya?

"Kaya biasa, nilai Zaula selalu tertinggi di kelas kita. Biasa orang pintar. Jadi kalian yang nggak paham sama materi sebelumnya, bisa nanya ke Zaula langsung, ya." Ketua kelas mengakhiri ucapannya dengan kembali ke kursinya.

Zaula menunduk dalam, menatap kuku tangannya yang terluka. Bagaimana cara ia mengatakan pada Dhamar tentang nilainya hari ini?

Bagi murid lain, sembilan puluh tujuh adalah nilai yang tinggi. Namun, bagi Zaula nilai segitu adalah malapetaka baginya. Karena selain angka seratus yang sempurna, angka sembilan puluh sembilan juga memiliki nilai sempurna yang selalu dituntut Dhamar pada Zaula. Jika nilai Zaula kurang dari itu, maka Dhamar akan kembali menghukumnya.

Zaula takut ...

★ ★ ★

Kegiatan sekolah berakhir, para murid SMA Biangkara sudah kembali ke rumah mereka masing-masing dan akan kembali esok hari untuk melanjutkan pelajaran. Namun, tidak dengan Zaula. Gadis dengan seragam yang kotor oleh bekas kuah bakso tersebut duduk di halte bus sekolah. Bukan tidak ingin mengganti, tapi Zaula lupa membawa baju cadangan tadi pagi karena Dhamar yang menyuruhnya cepat berangkat.

Sejak tadi Zaula tak henti menggigiti kuku tangan yang sebelumnya sudah mengeluarkan darah kini bertambah lebih parah. Dilanda bingung, ingin pulang atau tidak. Jika pulang sudah pasti Zaula akan mendapatkan pukulan dan amukan dari Dhamar lagi. Namun, jika tidak pulang, Zaula harus ke mana?

"Zaula boleh pulang bareng Gara?" tanya Zaula pada Nagara yang tengah memakai helmnya. Cowok itu seketika menoleh memandang Zaula jijik.

"Dengan penampilan lo yang kaya gitu, berharap gua antar pulang?" Nagara menaiki motor ninjanya.

RETAKNYA ASA [ZAUGARA] : (Slow Up!) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang