Jangan lupa follow akun terlebih dahulu ya! Di tunggu votmennya Momol.
06.- Mimpi.
"Ayah, Bunda. Aku hanya ingin merasakan bagaimana pelukan dan perlakuan hangat dari kalian, apa itu sulit?"
-Zaula Zevanya Andela-დ .•*""*• 𝑎 𝑛𝑜𝑣𝑒𝑙 𝑏𝑦 𝑎𝑏𝑦𝑦𝑙𝑎𝑡𝑡𝑒 •*""*•.დ
★ ★ ★
Setelah beberapa menit di perjalanan, Sagara menghentikan motornya di depan rumah Zaula.
"Di sini?" tanya Sagara melepas helm-nya.
Zaula mengangguk, lalu turun dari motor Sagara dan memberikan helm yang tadi dipakainya. "Iya, di sini. Makasih ya, Sagara. Udah mau nganterin Zaula. Nanti kalau Zaula punya uang, Zaula bakal ganti uang nasi goreng, obat, dan bensin motor Sagara."
"Gue nggak semiskin itu," balas Sagara menolak.
Sagara mengambil helm dari tangan Zaula. "Sana masuk, perlu gue anterin sampai kamar?"
Zaula menggeleng, lalu tersenyum manis. "Makasih sekali lagi ya Sagara udah anterin Zaula!"
Sagara mengangguk, seperginya Zaula, Sagara melajukan motornya meninggalkan area rumah Zaula. Sejujurnya, tadi Sagara ingin izin kepada guru piket bahwa ia akan membawa Zaula menuju rumah sakit. Namun, dilanda panik pikiran Sagara tidak sampai sejauh itu. Maka dari itu ia langsung berlari meninggalkan sekolah menuju rumah sakit. Semoga setelah ini gadis itu akan baik-baik saja dan dapat beristirahat.
Di tempat lain, Zaula masuk ke dalam rumahnya dengan langkah pelan. Berusaha tidak menimbulkan suara karena ia tahu Dhamar sudah pasti tidak bekerja setelah mendapatkan kabar Zaula membolos sekolah ini.
"Sudah berani membolos kamu, Zaula?"
Deg
Suara dingin tersebut membuat tubuh Zaula menegang. Perlahan, Zaula membalikkan tubuhnya, terlihat Dhamar berdiri di ujung anak tangga dengan sebuah ikat pinggang yang dipegangnya.
Zaula meneguk salivanya susah payah, menyembunyikan kedua tangan di balik tubuh dan kembali mengopeki kuku-kuku tangannya.
"Jawab pertanyaan saya, ZAULA!" Dhamar menaikkan intonasinya, menekan nama Zaula membuat gadis itu tersentak.
Zaula menunduk takut. "Ma-maaf, Ayah. Ta-tadi Zaula makan nasi goreng yang ada telurnya. Terus alergi Zaula kambuh dan dibawa ke rumah sakit."
Dhamar berjalan mendekat. "Jangan mencoba membohongi saya! Kamu ke mana, Zaula? Guru kamu bilang kamu pergi dengan siswa baru di sana!"
Tentu saja Dhamar akan lebih percaya ucapan guru Zaula dibandingkan dengan Sagara yang mengirim foto tadi.
Zaula menunduk semakin dalam. Percuma saja ia berbohong atau pun jujur, Dhamar tidak akan pernah percaya. "Maaf, Ayah. Zaula-"
Bugh!
"DASAR ANAK KURANG AJAR! SEHARUSNYA KAMU BELAJAR DENGAN RAJIN BUKAN MALAH MEMBOLOS DAN SIBUK BERPACARAN!"
Zaula tersungkur dengan meringis meremas perutnya. Rasa sakit yang teramat sakit menjalar pada perutnya, Dhamar menendangnya dengan begitu kuat.
"Beraninya kamu membohongi saya! Di mana kamu mendapatkan uang untuk membeli nasi goreng? Kamu mencuri?" tanya Dhamar menatap Zaula tajam.
Zaula menggeleng pelan. "Enggak, Ayah. Zaula nggak pernah mencuri. Makanan itu dikasih teman Zaula." Zaula menatap sendu mata sang ayah yang menatapnya penuh kebencian.
KAMU SEDANG MEMBACA
RETAKNYA ASA [ZAUGARA] : (Slow Up!)
Novela Juvenil"Di saat aku sudah selesai dengan lukaku, kenapa kalian baru datang memberikan pelukan?" Berdamai dengan trauma itu sulit. Zaula dipaksa kuat, menahan luka mendalam dari keluarga dan orang-orang yang seharusnya memberikan kasih sayang. Dihancurkan o...