10.00 [RETAKNYA ASA]

160 23 42
                                    

Jangan lupa follow akun terlebih dahulu ya! Di tunggu votmennya Momol.

10.- Headband untuk Sagara.

"Kebahagiaan itu sederhana, sangking sederhananya tidak semua orang menyadarinya."
-Zaula Zevanya Andela-

დ .•*""*• 𝑎 𝑛𝑜𝑣𝑒𝑙 𝑏𝑦 𝑎𝑏𝑦𝑦𝑙𝑎𝑡𝑡𝑒 •*""*•.დ

★ ★ ★

Suasana sepi menjadi tempat favorit bagi Zaula. Angin yang berhembus menerpa wajah cantik yang tertutupi oleh luka tersebut. Beberapa menit menaiki ojek, Zaula kini berada di depan gerbang pemakaman yang sudah lama tidak ia datangi.

Langkah kakinya terhenti saat melihat siluet seseorang di depan makam Zaila—kembarannya.

"Itu siapa?" monolognya, Zaula memilih mendekat hingga berada di samping orang itu yang tidak menyadari keberadaannya.

"Gue kangen sama lo, La. Bertahun-tahun berlalu, perasaan gue nggak pernah berubah."

Zaula mengernyit bingung saat gumaman orang itu yang masih dapat ia dengar karena keadaan kuburan yang memang sepi. Namun, suara tersebut tidak asing bagi Zaula, tapi gadis itu tidak ingat di mana pernah mendengar suaranya.

"Kamu siapa?"

Orang itu tersentak kaget mendengar ucapan Zaula, dengan cepat ia berdiri dan berjalan menjauh setelah bertatapan selama dua detik dengan mata hazel milik Zaula.

"Padahal Zaula cuma nanya, muka Zaula nyeremin ya makanya dia lari," gumam Zaula yang semulanya berdiri kini duduk di samping makam Zaila. Ia mengeluarkan setangkai bunga yang dibelinya dan meletakkan di depan nisan Zaila.

"Zaila apa kabar?" ujar Zaula mengusap nisan Zaila.

"Nggak kerasa ya, udah bertahun-tahun Zaila ninggalin Zaula, dan selama itu semuanya nggak ada yang berubah," sambungnya, memeluk lutut dan meletakkan dagu di sana.

"Hari ini Bunda sama Ayah udah cerai. Zaula tinggal bareng Bunda dan Om itu, tapi Zaula nggak pernah bisa ngerasa aman dekat sama dia." Zaula menceritakan apa yang terjadi padanya hari ini.

"Zaula takut sama Om itu, tapi Zaula bingung gimana caranya bilang sama Bunda. Om itu benar-benar orang baik, 'kan?"

Zaula tersenyum tipis, sampai kapan pun ucapannya tidak akan pernah mendapatkan balasan. "Zaila tau nggak? Beberapa hari yang lalu ada murid baru di kelas Zaula. Dia kembaran Nagara, namanya Sagara. Orangnya baik banget sama Zaula, walaupun muka dia selalu datar dan tatapannya dingin banget."

"Padahal Zaula udah lama pingin lupain nama panggilan kita, tapi sekarang untuk pertama kalinya ada yang manggil Zaula Lala selain Zaila. Dia Sagara."

Tangan Zaula bergerak mencabut rumput-rumput kecil yang tumbuh di tanah makam kembarannya. "Zaila, kenapa waktu itu Zaila relain tubuh Zaila ditabrak mobil cuma untuk selamatin Zaula? Kalau aja Zaila nggak lakuin itu, ini semua nggak akan terjadi."

"Pasti Zaila masih hidup dan Zaula yang ada di posisi ini."

"Zaila capek ya sama Zaula yang lemah ini?"

Hening, itulah jawaban untuk Zaula.

"Zaula mau lawan semua ini, tapi selalu gagal." Zaula menggigit bibir bawahnya, menahan air mata yang sudah memburamkan penglihatannya.

"Zaula capek, kenapa dunia jahat banget nggak kasih Zaula jeda untuk istirahat sebentar? Zaula nggak pantes bahagia, ya? Kenapa Tuhan harus ngasih Zaula kesempatan untuk hidup? Zaula nggak pernah minta dilahirkan di dunia yang jahat ini." Runtuh, pertahanan Zaula hancur hingga air matanya turun dengan deras. Namun, gadis itu menahan suaranya dengan menenggelamkan wajahnya di antara lutut.

RETAKNYA ASA [ZAUGARA] : (Slow Up!) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang