RUMAH SAKIT.

26 9 1
                                        

                                     ***
Saat tengah melantunkan bait lagu yang akan  rilis tiba tiba saja Violin batuk,

entah kenapa tapi batuk itu tak bisa berhenti sehingga mediambuat mukanya tampak me merah.

Tanpa seseorang ketahui ada satu orang yang menarik ujung bibirnya

entahlah siapa itu, orang orang tidak menyadari nya.

"Violin kamu kenapa?"

Ayana tampak menepuk pundak Violin, Kasya dan Zeva pun tampak khawatir terlihat dari sorot matanya.

"Saya akan panggilkan CEO jax."

Manajer Violin yang sedari tadi duduk dibelakang para member lainnya kini tampak bertindak,

sepertinya ia menelpon CEO Jensei itu.

"Kamu kenapa kok jadi gini?"

Kasya memberi botol minumnya yang berwarna hitam.

"Uhuk, g-gak tau eon uhuk."

Bisa kita lihat kalo Violin masih terbatuk.

"Bisa jadi kamu tadi salah makan, atau apa?"

Zeva kelihatan kelimpungan mondar mandir kesana kesinih karena takut atas kesehatan adik kesayangannya.

"A- aku, aku cuma makan, uhuk. makan roti tawar tadi pagi dan sebelum masuk kesini aku hanya meminum air dari botol minum ku."

Suaranya kini hampir habis dan serak.

Drap drap drap.

Terdengar suara langkah kaki yang mengusik atensi para eonni Violin.

"Bagaimana bisa begini? Kenapa Violin tiba tiba seperti ini?"

"Saya rasa Violin tidak usah ikut rekaman." Ucapan itu keluar dari mulut Han Soora,

ya dia adalah manajer Violin.

Orang orang yang mendengar itu langsung saja terkejut.

Jika Violin tak ikut rekaman maka dia juga tak bisa jadi idol.

"Sa-saya, uhuk. Saya bis-"

belum sempat selesai mengucapkan ucapan nya pandangan Violin kini berubah menjadi gelap.

"VIOLIN!!"

Ketiga eonni nya tentu langsung panik mendapati orang yang didepannya pingsan secara tiba tiba.

Sementara CEO jax sedang memikirkan bagaimana grup ini kedepannya?

"Pak, bapak bisa lihat kan kondisi Violin. Lebih baik Violin tak usah ikut rekaman."

Soora seperti memberi masukan untuk CEO jax.

"Gak, jika Violin gak ikut, kita semua gak ikut."

Kasya membentak manajer Violin itu.

                                  ***

Butuh waktu 30 menit untuk mereka sampai ke rumah sakit, karena tak mau keadaan Violin semakin memburuk.

Terlihat Ayana yang mondar mandir didepan pintu ruangan IGD,

"eonni Violin gak bakal kenapa Kenapa kan?"

  Kasya memeluk tubuh Ayana mencoba menenangkan sosok Ayana.

"Violin anak yang kuat dia pasti baik baik aja." Walaupun tak yakin Kasya mengucapkan seperti itu.

Zeva hanya melamun dikursi yang sudah disediakan disana,

yang sebenarnya pikiran nya ribut.

Ceklek.

Dua langkah Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang