"JANGAN GILA, YA LO AY!"
"Gue gk gila, gue seriusan." ucap orang yang disebut 'Ay' yang aslinya adalah Ayana Erviani Amabia.
Dan yang teriak barusan bernama Calessia putri Violin, atau akrab dengan nama Vio.
"Yang bener aja, Lo daftarin gue jadi trine di Jensei entertainment?!" Violin mondar mandir dipojokkan kamar tembok berwarna abu hitam.
Yang ditanya malah cengengesan gak jelas.
"Hehe," Ayana terkekeh kecil sebelum melanjutkan ucapannya. "Habisnya Lo dari kemarin, gue ajak gak mau mulu."
"Ck, yaudah lah kalo emang udah terlanjur, dan emang gue rada tertarik sih" Pasrah nya, tak mau ribet.
Ayana hanya mengangguk puas, karena memang ini tujuannya.
Ayana adalah sosok sahabat bagi Violin, mereka sudah dekat sejak SD.
Yang kini umur Ayana 15 dan Violin 14 tahun.
Mereka memiliki latar belakang yang berbeda, jika keluarga Ayana lengkap, harmonis, tenang.
Berbeda dengan Violin, kalian pasti tau istilah Cemara namun isi nya gak Cemara.Itulah yang Violin rasakan, namun dia selalu menyembunyikan kesunyian nya dengan cara sikapnya yang kadang receh, usil, tapi tiba tiba cuek.
"Berati besok kita tinggal ikut audisinya."
Ayana tampak bersemangat terlihat dari matanya yang berbinar.
"ck, terserah lu. Btw jam berapa?"
"Sembilan pagi sayang kuh" Ayana tampak menggoda Violin, yang digoda malah menunjukkan ekspresi mau muntah."kenapa muka Lo! kaget liat istri Heeseung yang imut, lucu, lembut ini?" Ayana tampak melototi Vio.
"Udah, Sanah pergi! Pulang Lo." Usir Vio, yang memang saat itu kondisinya sedang ada dikamar Violin.
Dan inipun sudah jam 10 malam. Anak cewek gak boleh main malem malem, pikir Violin.
Ayana pergi dengan mendumel, atau musuh misuh gak jelas. Karena tak terima dirinya yang bak 'seorang putri dari istri Heeseung' ini diusir.
Ya begitulah, kata yang selalu ia katakan.
*Violin pov on*
Gue ngusir Ayana bukan karena gue risih atau gimana, tapi gue denger orang tua gue lagi ribut.
Malu kalo diliat orang lain.
Gue ngintip dari ruang tengah kalo orang tua gue lagi berantem gue hanya bisa tutup telinga,
tak mau mendengar rasanya mendengar nya saja membuat hati kecil gue ancur tau gak.
Disaat orang lain bilang.
"Wah keluarga nya harmonis banget!!"
"Beruntung banget ya jadi Lo, keluarganya aman dama tentram."
"Udah mah tajir, keluarga nya harmonis pula!"
Itulah yang orang orang katakan namun, nggak dengan aslinya.
Kebanyakan orang menilai dari luar saja tidak dengan dalamnya.
Ini juga alasan gue setujuin ikut audisi, karena gue gak mau denger perdebatan orang tua gue.
Kali aja kalo gue ikut audisi, terus keterima! Pasti gue bakal keluar dari kandang singa ini, alias my home.
Brukk brakk.
Saat tengah melamun Vio dikagetkan oleh suara dentuman keras, sungguh apakah papahnya kasar pada ibunya?
Untung saja saat dilihat ternyata papahnya hanya melempar sebuah botol kecap kaca.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dua langkah
Roman pour AdolescentsK-POPERS WAJIB BACA!! AUDISI? DIDAFTARKAN? NO PLAGIAT ❌ * * * Penasaran? Hayuk baca langsung. * * * * *