Jika para eonni nya sudah emosi Ayana tak berani untuk mengangkat bicara.
Karena takut akan tatapan tajam dari keduanya itu.
"Tapi kenapa kamu sembunyikan ini dari eonni sama Zeva, Violin?
Eonni merasa eonni gagal untuk menjadi kakak yang baik untuk kamu. Eonni sayang sama kamu Violin,
walaupun memang eonni bukan keluarga kandung kamu."
kini air mata Kasya mengalir deras, pipinya sudah basah.
Ayana merasa bersalah karena memang harus nya dari dulu,
ia jujur pada kedua eonni nya kalo Violin itu,
memiliki keluarga yang sangat tidak harmonis dan selalu di tindas.
Ayana beranjak memeluk para eonni.
"Ma-maaf kan aku hiks i-ini salah aku hiks."
Ayana bisa disebut sangat emosional karena, setiap ada orang yang menangis dirinya pun ikut menangis.
Ditambah kedua eonni nya lah yang menangis.
"Ini bukan salah Ayana eonni. Ini salah aku yang melarang Ayana eonni untuk tidak berkata jujur pada kalian."
Violin menunduk menyembunyikan air matanya yang ingin menetes.
"Kenapa kamu harus sembunyikan ini dari kita?!"
Zeva bertanya seraya memegang tangan Violin erat yang sedang diinfus.
"Karena aku gak mau ada orang yang kasihan sama aku. Selama ini aku menyembunyikan ini karena aku gak mau kalian kasihan sama aku, aku tidak mau dianggap lemah." Lirih Violin.
Kasya mengusap wajahnya lalu tersenyum pada Violin.
