LATIHAN.

31 21 4
                                    

                                 ~oOo~
5.00 am

Kring~ kring~

Suara jam alarm menggema dikamar para calon idol,

bisa kita tebak mereka pasti belum bangun karena semalam empat orang gadis itu bergadang sehinggia kini mereka sudah sangat akrab.

Ceklek.

"Semuanya harap bangun!" Staf yang membangunkan mereka satu persatu, mulai dari Kasya, Zeva, Ayana, Violin.

karena mulai hari ini Violin maupun Ayana harus latihan dengan keras supaya bisa menggapai mimpi mereka.

"Jam segini? Pagi banget."

Violin yang kini jadi maknae itu berujar sambil merem,

Ayana yang mengucek ngucek matanya, dan kedua eonnie yang masih tidur.

"Bangun atau kalian mau ter eliminasi!"

Mendengar hal itu ke empat remaja langsung bangun dan sontak kekamar mandi satu persatu bergilir.

Kini mereka berempat sudah ada diruang dance yang cukup besar, dan tadi pun mereka sudah sarapan.

' ternyata perjuangan idol pas jadi traine gak semudah itu.' monolog Violin dalam batin.

'ck. Males banget, masa jam lima udah dibangunin. Pesantren yang kek gitu mah!' batin Ayana.

'sarapan cuma dikasih roti sama susu doang biasanya kalo pagi dirumah gue makan nasi.' batin Zeva.

Kasya yang melihat ketiga anak yang sudah ia anggap adik nya itu tersenyum,

lalu mencoba menghibur mereka karena wajah mereka seperti badmood.

"Udah katanya mau jadi idol jadi harus berjuang dong!"

Mendengar eonni nya ngomong gitu akhirnya mereka tersenyum kembali.

"Ayo semuanya siap siap kita harus mulai latiha dance!" Pelatih dance nya mengintruksikan mereka berempat.

Kini Mereka berdiri dan berbaris dihadapan kaca yang menjulang besar. 

Musik mulai terdengar dan gerakan mereka yang kompak mulai berirama.

Namu ini hanya pemanasan selain tarian mereka harus berlatih dari segi vokal, rap, sampai ada yang berlatih alat musik.

"baiklah. Ini sudah cukup."

Setelah lamanya berlatih sampai lima jam lebih mereka berlatih akhirnya sudah selesai.

"Kita harus mengetes kalian, jadi kalian harus dance sendiri sendiri."

Tes mereka dimulai dengan berurutan dimulai dengan Violin, Ayana, Zeva, Kasya.

Pelatih sudah melihat mereka satu persatu.

"Baiklah dari sini aku akan memilih di antara kalian yang akan menjadi leader tim kalian."

Mereka berempat hanya berdiri menghadap sang pelatih.

"Leadernya adalah."

Zeva, Violin, Ayana, Kasya tampak terlihat berkeringat sembari menatap serius pada pelatih nya,

jantung mereka berdegup kencang suasana disana jadi terasa mencekam.

"Kasya!" Kasya tampak senang karena diamanahkan menjadi leader.

"Eonni. Semangat ya, aku yakin eonni bisa jadi leader buat kami." Violin memeluk tubuh Kasya.

Melihat Kasya dan Violin berpelukan Ayana dan Zeva juga langsung memeluk tubuh Kasya.

Dua langkah Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang