part. 19

418 59 4
                                    

_
_
_

Dari kecil, ruang kerja yang ku tau, yang dimaksud appa adalah ruang kerja yang di rumah. itu artinya appa
tidak menyimpan file pribadi nya di kantor." Jelas Yoongi.

Yoongi dan Jin kembali ke rumah kediaman appa nya, rumah dimana Yoongi menghabiskan masa kecil nya.

Seperti berwisata ke masa lalu, menelusuri ruangan demi ruangan rumah itu.

Berlarian kesana kemari di temani oleh pelayan, dan pengawal.

Kamar di mana eoma terbaring, dia tak pernah membuka mata walaupun
tiap hari Yoongi menangis
membangunkan nya.

Ruang kerja appa. Semua masih sama seperti saat terakhir Yoongi melihat nya.
Menurut pelayan appa melarang merubah posisi barang-barang agar Yoongi tetap mengenali setiap sudut ruangan dirumah ini.

Melihat foto-foto Yoongi di meja kerja appa nya, tak tau kapan, pasti appanya mengambil foto itu setiap
mengunjungi Yoongi di rumahnya.

"Direktur pasti sangat merindukan mu" Suara Jin memecah lamunan Yoongi.

Yoongi hanya diam menahan tangis. Hatinya tau kalau dia juga sangat
merindukan appanya. Perasaan ini membuat dendam makin menjadi
dalam hati Yoongi.

Meninggalkan Jin memeriksa file di ruang kerja Direktur Min.

Memasuki kamar pribadi nya,, ragu Yoongi melangkah masuk.

Masih ada boneka teddy bear sahabat sejati Yoongi itu tergeletak di kasur,
Meja belajar dan buku-buku Yoongi masih tertata rapi seperti dulu. Tas sekolah yang benar-benar Yoongi
ingat, masih tergantung di belakang kursi belajar.

Yoongi meraba satu per satu barang-barang kenangan miliknya dulu, sesekali tersenyum kecil, senyum rindu dan bahagia melihat mereka lagi setelah sekian lama.

Membuka lemari baju. Mata Yoongitertuju pada tumpukan baju yang di
letakkan terpisah dari tumpukan baju yang lain.

Baju yang sangat lekat di ingatan Yoongi. baju yang di kenakan saat penculikan

Menyibak lipatan paling bawah tumpukan baju itu, ada baju K8 yang terakhir di selimutkan ke Yoongi karena Yoongi demam.

Yoongi meremas kuat baju itu di dada dan menangis. Yoongi selalu menyalah
kan dirinya atas meninggal nya K8.

Menangis sampai lelah, lalu bangkit dengan semangat yang menggebu. Semua sedih dan penyesalan berubah jadi amarah dan dendam. termasuk marah pada dirinya sendiri.

Kim Seokjin bekerja keras mempersiapkan semuanya, melobby sana-sini, melatih Yoongi tentang ilmu management dan lain-lain.

Begitupun Jimin. kembali dalam kesibukannya, mengesampingkan perasaan gundah dan hal-hal pribadi
lainnya.

"Banyak pemegang saham yang akan mendukung mu, walaupun masih meragukan kemampuan mu". Hyeong
sudah menemui mereka satu persatu" Jelas Jin.

"Ada 20% saham atas nama seseorang yang tak bisa ku temui, dan tak bisa ku akses datanya"

"Siapa dia ?, apa gak ada di data appa ?" tanya Yoongi.

Jin menggelengkan kepala, "Sepertinya saham ini baru di alihkan setelah Direktur meninggal

"Bisa Jadi dibeli orang baru atau mungkin juga selama ini saham itu terdaftar atas nama orang lain"

"Artinya dia adalah seseorang yang tak ingin appa ku tau bahwa dia membeli saham perusahan.
Berarti dia adalah orang yang di kenal appa ?". Analisa Yoongi.

"Itu juga yang ku fikirkan. intinya kita harus tetap waspada" Jawab Jin.

"Dan satu lagi, hampir semua pemegang saham yang ku temui mengatakan GM Park Jimin juga mendatangi mereka, Park Jimin sepertinya sedang
mengumpulkan suara untuk Ketua Kim Namjoon" Lanjut Jin.

Yoongi merapatkan gerahamnya, rasanya tak percaya, kenapa Jimin malah mendukung. Namjoon, Sedangkan
dia berjuang mati-matian membuat mata Yoongi di operasi.

"Sebenarnya apa yang sedang di rencanakan Jimin" Batin Yoongi.

"Hyeong, informasi mu mungkin salah. Park Jimin adalah orang kepercayaan
appa. Dan dia juga sangat mendukung ku, jadi tak mungkin dia malah membantu Ketua Namjoon

Hati Yoongi masih saja menawar harapannya, masih ingin Jimin seperti
yang di inginkannya. Tapi kenyataan tetaplah sesuatu yang tak dapat ditawar

Tidak sulit menghadapi musuh. tapi memusuhi orang yang pernah begitu
dipercayai adalah perasaan yang sulit.Kecewa, ya kekecewaan yang makin
dalam yang Yoongi rasakan terhadap
Jimin.

Hampir 2 bulan berlalu. Rapat besar pemegang saham di adakan.

Semua persiapan sudah selesai. General Manager Parkir Jimin berdiri
di depan ruangan rapat. Menerima tamu, membungkuk dan menyalami satu per satu pemegang saham yang
terhormat yang datang.

Hampir semua sudah masuk ruangan. Kim Namjoon bersalaman dengan Jimin,
sedikit mengangguk dan tersenyum penuh keyakinan akan kemenangannya.

Berikutnya Kim Taehyung

"Kenapa kamu kesini ?" tanya Jimin heran

"Karena aku salah satu
pemegang saham. Aku melakukan ini semua untuk
mu Jimina" Jelas Taehyung.

"Silahkan" Jimin berusaha profesional dan mengabai kan apa yang dikatakan
Taehyung, lalu fokus ke tamu berikutnya

Dua orang yang berdiri di belakang Taehyung menunggu giliran masuk.

Kim Seokjin mengulurkan tangan pada Jimin. Tapi Jimin tak melihatnya karna matanya terfokus pada Yoongi.

Jimin mematung menatap Yoongi tajam. Yoongi yang juga menatap tepat dimata Jimin.

Yoongi memasang wajah tenang danberusaha menguasai diri, melihat
dan mendengar dengan jelas apa yang Taehyung katakan pada Jimin

Yoongi menjulurkan tangan hendak berjabat tangan dengan Jimin.

"apa kabar Park Jimin ssi"
sapa Yoongi

Tapi Jimin benar-benar stak mematung dan matanya tak lepas dari Yoongi. Bahkan seperti tak melihat Yoongi yang menunggu jabatan tangannya di sambut.

Akhirnya Yoongi dan juga Jin membungkuk lalu memasuki ruangan, meniggalkan Jimin dengan wajah bingung dan seperti
hampir menangis

Yoongi seperti seorang aktor yang hebat memain kan peran dengan sempurna, mengabaikan Jimin dan seolah tidak berfikir apa apa.

Walaupun dalam hatinya berkecamuk antara perasaan rindu dan amarah
yang memuncak

- to be contibued -

BLIND SUSPICION [YOONMIN] || ENDМесто, где живут истории. Откройте их для себя