Pikiran Kecil tentang Kehidupan Setelah Kematian (1)

110 13 0
                                    

Apa yang ada di luar kematian?

Duri yang selama ini menusuk hatiku sebagai seorang hamba Dewi Kehidupan, terus menyiksaku tiada henti.

Untuk apa kehidupan dilahirkan, untuk apa ia dijalani, dan untuk apa ia mati?

Ibu Kehidupan berkata bahwa saya harus menemukan sendiri jawaban atas pertanyaan-pertanyaan itu, dan saya terus merenungkan pertanyaan-pertanyaan itu.

Apa itu kehidupan? Apa itu kematian?

Untuk apa aku harus hidup?

Tanganku yang sudah lama hidup menjadi keriput seperti orang tua dan pandanganku mulai kabur.

Seluruh keberadaan fisikku memberitahuku bahwa waktu yang diberikan kepadaku hampir habis.

Jawaban yang saya dapatkan setelah merenungkannya cukup lama mungkin akan berbeda dengan jawaban orang lain, maka saya tidak akan menuliskannya di sini.

Sebaliknya, saya akan mengambil pena untuk menulis tentang Kehidupan Setelah Kematian yang saya dengar dari Ibu Kehidupan.

Saya berharap apa yang tertulis di sini dapat bermanfaat bagi orang lain.

...

Di mana ada terang, di situ ada kegelapan, dan di mana ada kelahiran, di situ ada kematian.

Semua makhluk hidup menjalani kehidupan dilahirkan, hidup, dan mati.

Dan jiwa makhluk hidup yang mencapai tujuan melepaskan perisai tubuhnya.

Namun hal itu tidak berarti ia terbebas.

Apa yang ada di baliknya adalah penilaian dingin yang mengevaluasi kehidupan.

Malaikat maut yang mengumpulkan jiwa-jiwa ada di mana-mana.

Para malaikat maut yang berjalan dalam kegelapan adalah para pemanen paling rahasia di dunia ini, mengembara di dunia dengan sabit besar untuk memanen jiwa orang-orang yang telah meninggal.

Tidak ada jiwa yang dapat luput dari sentuhan mereka. Sama seperti kematian yang tidak dapat dihindari, mereka juga merupakan eksistensi yang tidak dapat dihindari.

Tak ada satu tempat pun di dunia ini yang tak ada kegelapannya, dan mereka dapat pergi ke mana saja dalam kegelapan itu.

Tidak akan ada tempat yang tidak bisa mereka kunjungi.

Namun, mereka tidak sedingin es. Mereka dikatakan memberi waktu bagi orang yang meninggal untuk menyampaikan pesan terakhir kepada keluarga sebelum berangkat ke alam baka.

Jika ada anggota keluarga di sisi mereka, mereka memberi mereka kekuatan untuk berbicara dengan suara mereka sendiri, dan jika tidak ada anggota keluarga, mereka memperbolehkan mereka meninggalkan kata terakhir melalui mimpi.

Mereka mungkin baik.

Akan tetapi, seseorang tidak boleh mengandalkan niat baik mereka untuk mencoba hidup sedikit lebih lama.

Yang bisa mereka berikan hanyalah sepatah kata. Jika Anda mengharapkan lebih, sabit dingin itu hanya akan memulai panen.

Jiwa yang digenggam tangan malaikat maut melintasi dunia yang sangat dingin dan mencapai pintu akhirat.

Di balik pintu yang terbuat dari batu hitam, dunia lain terbentang.

Setelah melewati gua yang dalam terbuat dari batu hitam dan melewati tatapan tajam patung-patung penjaga alam baka, tempat yang dicapai adalah sebuah sungai besar yang tidak mungkin dianggap telah melewati gua tersebut.

Sungai itu begitu lebar sehingga tepi seberangnya tidak terlihat, airnya berwarna hitam pekat. Di tepi sungai yang berwarna hitam ini, ada sebuah tempat yang ditutupi kerikil-kerikil kecil.

Menjadi Naga di Dunia BaruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang