Sword of the Hero (4)

103 12 0
                                    

Anak laki-laki itu tidak berarti apa-apa.

Dia tidak mengenal kampung halamannya, tidak mengenal orang tuanya, dan hidup pas-pasan dengan mengais-ngais sampah di sudut desa.

Yang dimilikinya hanyalah sehelai kain compang-camping yang dibuang seseorang - seorang anak yang tidak punya uang.

Tak aneh jika ia tiba-tiba pingsan dan meninggal dunia dalam keadaan yatim piatu.

Titik balik dalam kehidupan singkat anak laki-laki ini adalah para peziarah di Kuil Kehidupan.

Mereka yang menjelajahi dunia dan menyebarkan kesucian kehidupan.

Ibu Kehidupan yang agung. Memuji namanya, para penyembuh yang merawat kehidupan orang lain.

Wajar saja jika anak kecil yang layu itu menarik perhatian para peziarah itu.

Para peziarah membawa anak itu masuk. Merawat anak yatim yang tidak memiliki tempat untuk dituju juga merupakan bagian dari pekerjaan seumur hidup.

Beberapa peziarah ini juga merupakan anak yatim yang dibesarkan dengan cara ini.

Maka mulailah anak itu mengembara keliling dunia bersama para peziarah.

- - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

Anak laki-laki itu berpikir,

Mengapa dunia begitu kejam?

Jika kita semua dapat hidup dengan saling membantu, dunia akan menjadi tempat yang lebih baik.

Jika kita bisa memberi sedikit, cukup mengerti satu sama lain, dunia akan menjadi tempat yang lebih baik untuk ditinggali.

Namun orang-orang tidak melakukannya.

Melihat mereka berebut sumber daya yang terbatas, iri pada tetangga, dan hidup rakus, anak itu tidak dapat mengerti.

Tidak, justru orang-orang tidak memahami anak laki-laki itu.

Kebaikan hati anak laki-laki itu sama sekali tidak cocok dengan era ini.

Bahkan bisa dikatakan, anak itu adalah penganut aliran sesat zaman ini.

Beruntunglah anak laki-laki itu diterima oleh para peziarah Kuil Kehidupan, sehingga kebaikannya tidak terputus.

Ketika anak laki-laki itu bertugas sebagai pelayan para peziarah dan bepergian bersama mereka,

[Temukan dan biarkan dia memegang pedang itu. Dia akan menjadi pedang prajurit untuk melindungi umat manusia.]

Ramalan sang dewi menyebar ke semua peziarah.

Anak laki-laki itu tidak mendengar suara itu. Suara itu memberi tahu mereka untuk menemukan orang yang akan memegang pedang sang dewi, dan para peziarah itu sangat gembira.

Konon katanya di masa lalu ada yang bisa berkomunikasi langsung dengan Sang Ibu Kehidupan, namun sekarang sudah tidak bisa lagi.

Oleh karena itu, ramalan yang diberikan oleh Bunda Kehidupan sangat menggembirakan penduduk Kuil Kehidupan.

"Pedang yang belum pernah terlihat di kuil!"

"Apakah ini pedang yang diberikan oleh dewi?"

"Ayo sebarkan beritanya! Pedang sang dewi sudah ada di sini!"

"Siapa pun yang mencabut pedang akan menjadi prajurit dewi!"

Berita itu menyebar dengan cepat.

Para peziarah yang tersebar di seluruh dunia dengan cepat menyebarkan berita itu, dan dunia mulai bergolak dengan pedang sang dewi.

Menjadi Naga di Dunia BaruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang